MYHOMMY.ID – Kita mungkin berpikir bahwa peran seorang ibu adalah pekerjaan yang biasa. Namun, sesungguhnya ibu melakukan banyak tugas dan tak terlepas dari risiko tekanan atau stres. Jika kita menganggap pekerjaan yang intens, tanggung jawab yang tinggi, dan kurangnya waktu luang sebagai penyebab stres, maka menjadi ibu rumah tangga jelas merupakan pekerjaan yang membuat stres. Artinya, seorang ibu rumah tangga bisa terpapar banyak stresor.
Ibu rumah tangga: wanita super dengan kekuatan super
Tanggung jawab utama seorang ibu rumah tangga adalah mengurus keluarga dan rumah. Kewajibannya menuntut tekanan fisik dan mental. Mengenai stres fisik, mungkin tidak terlalu intens. Namun, karena terus-menerus, dengan sedikit jeda, yang dapat menyebabkan “kerusakan” lebih cepat.
Ibu rumah tangga bekerja secara fisik sepanjang hari. Mereka tidak memiliki jadwal. Sejak bangun tidur hingga tidur, mereka harus aktif untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dari perawatan pribadi hingga nutrisi, ibu rumah tangga melakukan semua pekerjaan. Tanggung jawab merawat anggota keluarga bergantung pada ibu.
Pada saat yang sama, ibu rumah tangga harus menjaga ketertiban dan kebersihan di rumahnya. Kegiatan ini tidak ada habisnya karena harus dilakukan setiap hari. Apalagi yang lebih parah adalah perasaan tidak berguna karena sifat pekerjaan yang rutin. Mengatur hal-hal untuk semuanya dan kemudian mengaturnya lagi besok.
Ibu rumah tangga harus mengerahkan upaya fisik terus-menerus
Upaya fisik yang dilakukan ibu rumah tangga cenderung lebih bersifat rutinitas daripada intensitas. Namun, beberapa orang mungkin mengira (dan untuk alasan yang baik) bahwa mereka juga memaksakan diri secara fisik. Mereka harus memindahkan furnitur, membawa tas yang berat, menggendong seorang anak dan sebagainya.
Mungkin benar seorang ibu rumah tangga memiliki waktu untuk istirahat. Dia bisa tidur sepanjang malam. Tapi bisakah dia benar-benar istirahat atau tidur? Ibu rumah tangga harus tetap waspada siang atau malam untuk situasi yang tidak terduga, terutama jika dia memiliki anak kecil yang menangis, menuntut sesuatu, atau sakit.
Semua aktivitas fisik ini menyebabkan kelelahan. Kelelahan ini menyebabkan kelelahan otot dan kelelahan. Stres menjadi ibu rumah tangga terdiri dari faktor-faktor ini.
Aktivitas mental mengakibatkan stres pada ibu rumah tangga
Orang percaya bahwa aktivitas ibu rumah tangga tidak melibatkan kerja mental. Namun, ini tidak benar. Dia harus menyiapkan menu, menghitung pengeluaran, menyelesaikan masalah anak-anaknya, dll. Dia harus menghadapi banyak tantangan yang beragam.
Banyak profesi, seperti insinyur, pengacara, perancang proyek, atau pengawas lalu lintas udara, melibatkan kelelahan mental. Namun jika ditelaah lebih dalam, profesi ini tidak ada bedanya dengan menjadi ibu rumah tangga. Keduanya melakukan tugas-tugas penting seperti perencanaan, pengelolaan sumber daya, atau kecerdasan komunikatif.
Di sisi lain, aktivitas mental dapat menyebabkan kelelahan mental. Ini mengurangi kapasitasnya untuk berkonsentrasi, berkontribusi pada ketidakstabilan emosi. Oleh karena itu, stres menjadi seorang ibu rumah tangga meningkat karena paparannya terhadap aktivitas mental.
Ibu rumah tangga juga memiliki kehidupannya sendiri
Seorang ibu rumah tangga, pertama-tama, adalah seseorang. Dia memiliki konflik, perasaan, dan kerumitan psikologisnya sendiri. Apa jadinya jika ibu rumah tangga mengalami jenis stres lain, selain stres karena menjadi ibu rumah tangga?
Ibu rumah tangga yang kelelahan mental
Saat ini banyak ibu rumah tangga selain memikul seluruh beban rumah, juga bekerja di luar rumah. Artinya, kita berbicara tentang orang yang melakukan dua pekerjaan penuh waktu dengan sedikit atau tanpa bantuan sama sekali. Bagian terburuk dari semuanya adalah banyak dari wanita ini yang disalahpahami. Karena itu, yuk pahami stres pada ibu dan atasi penyebabnya.***
Referensi: exploringyourmind.com/stress-being-housewife
Ilustrasi: Pexels/Cottonbro Studio
0 Comments