Remaja Kecanduan Media Sosial? Ini yang Harus Anda Lakukan

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

MYHOMMY.ID – Mengapa remaja lebih rentan terhadap fitur adiktif dari media sosial dan bagaimana orang tua dapat membantu remaja mengembangkan hubungan yang sehat dengan media sosial?

Tidak mengherankan jika media sosial telah memikat pikiran dan perhatian populasi remaja. Hal ini semakin terasa selama pandemi ketika kehidupan sosial remaja sebagian besar menjadi digital. Namun masa remaja adalah periode perkembangan dan pertumbuhan otak terbesar kedua. Oleh karena itu, media sosial dapat berdampak besar pada otak remaja.

Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association (JAMA) mengungkapkan bahwa remaja yang menggunakan media sosial lebih dari tiga jam per hari berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan mental.

Sejak pandemi, telah terjadi peningkatan depresi dan kecemasan di kalangan remaja, khususnya harga diri yang rendah, pola makan yang tidak teratur, masalah citra tubuh, dan pikiran untuk bunuh diri.

“Media sosial dirancang untuk menghubungkan otak kita dan remaja sangat rentan terhadap kecanduannya,” kata Nancy DeAngelis, CRNP, Direktur Kesehatan Perilaku, Jefferson Health – Abington. Menyadari kecanduan media sosial dan cara membantu remaja Anda berjuang dengan efeknya sangat penting.

Bagaimana Media Sosial Bekerja di Otak?

Penelitian telah menunjukkan bahwa media sosial memiliki efek yang kuat pada otak dan dapat menciptakan efek stimulasi yang mirip dengan kecanduan.

“Platform media sosial mendorong lonjakan dopamin ke otak untuk membuat konsumen kembali lagi dan lagi. Fitur share, like, dan comment di platform ini memicu pusat di otak, menghasilkan rasa tinggi yang mirip dengan yang dirasakan orang saat berjudi atau menggunakan narkoba.”

Begitu otak mengalami serbuan dopamin dan kesenangan ini, dorongan dari media sosial menjadi semakin sulit untuk dilawan oleh siapa pun, menciptakan pola perilaku adiktif.

Mengapa Remaja Sangat Rentan?

Masa remaja adalah periode pertumbuhan terbesar kedua di otak. Otak dan keterampilan sosial remaja berkembang pesat sehingga sangat rentan terhadap kecanduan media sosial.

“Penggunaan media sosial yang berlebihan sebenarnya dapat mengubah otak anak kecil atau remaja untuk terus mencari kepuasan segera, yang mengarah ke perilaku obsesif, kompulsif, dan adiktif,” kata DeAngelis.

“Inilah yang dapat memperburuk gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, ADHD, dan dismorfia tubuh.”

Remaja yang menggunakan media sosial sejak usia sangat muda lebih berisiko mengalami gangguan ini dan perilaku adiktif di masa depan. “Sangat penting bagi orang tua yang memiliki anak kecil dan remaja untuk memperhatikan gejala gangguan kesehatan mental ini dan mencatat jika anak mereka menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar atau mulai berbohong tentang penggunaan internet mereka.”

Lalu, bagaimana Peran Orangtua?

Untungnya, orang tua yang memperhatikan efek ini pada anak-anak mereka dapat mengambil beberapa langkah untuk membantu mereka mengembangkan hubungan yang sehat dengan media sosial. Coba strategi ini:

Bantu anak remaja mengembangkan mekanisme dan strategi yang efektif untuk mengelola stres, kecemasan, frustrasi, atau kesedihan mereka. Ini dapat mencakup olahraga, olahraga tim, atau terapi bicara. Cobalah mengajak mereka keluar untuk merasakan alam, jika memungkinkan.

Bekerja dengan anak remaja untuk mengelola waktunya. Berkomunikasi dengan mereka dan sepakati batasan yang sehat untuk membantu mereka mengarahkan kembali hubungan mereka dengan media sosial dari pelarian dan gangguan menjadi alat untuk kesenangan atau informasi. Dorong dan berdayakan mereka untuk mempraktikkan batasan ini sendiri dengan dukungan Anda.

Sepakati tujuan dan strategi jangka panjang untuk membantu anak remaja mempertahankan hubungan yang sehat dengan media sosial. Temukan jenis dukungan yang cocok untuk anak remaja Anda—waktu bersama teman, berbicara dengan orang yang dicintai, atau terapi—dan dorong mereka untuk mencari dukungan ini saat mereka mengalami emosi negatif, merasa kewalahan, atau sibuk karena media sosial.

Jika anak remaja berjuang dengan kesehatan mental atau fisiknya, atau tantangan kehidupan sehari-hari, bicarakan dengan ahli untuk membantunya.***

Referensi: https://www.jeffersonhealth.org
Ilustrasi : Pexels/Lisa Fotios

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *