7 Cara Mudah Membantu Anak Fokus dan Konsentrasi

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

MYHOMMY.ID – Anak sulit berkonsentrasi dan fokus? Mungkin buah hati Anda juga mengalami masalah ini. Ya, konsentrasi seperti otot yang membutuhkan latihan teratur untuk menguatkan kemampuannya.

Beberapa anak terlahir “lebih kuat” dalam hal fokus dan konsentrasi ni daripada yang lain, tetapi semua anak dapat mempelajari strategi yang membantu meningkatkan kemampuan untuk fokus dan mempertahankan perhatian atau konsentrasi.

Bagaimanapun ini adalah keterampilan yang sangat penting untuk diperoleh anak-anak — sekolah menuntut siswa berkonsentrasi untuk waktu yang lama. Seiring bertambahnya usia anak, mereka memiliki kegiatan ekstrakurikuler sepulang sekolah yang membutuhkan lebih banyak konsentrasi.

Sebagian besar anak dapat berkonsentrasi pada kegiatan yang menyenangkan. Hal-hal yang lebih membosankan, sulit, atau kurang menyenangkanlah yang benar-benar menantang fokus mereka. Namun kemampuan untuk berkonsentrasi dan mempertahankan perhatian pada semua jenis tugas ini sangat penting karena membantu anak-anak belajar dan berkembang, yang mengarah pada kepercayaan diri dan harga diri yang positif.

Konsentrasi sangat mirip dengan mindfulness, sebuah konsep yang akhir-akhir ini mendapat perhatian dalam psikologi dan budaya populer. Mindfulness pada dasarnya adalah kemampuan untuk memperhatikan satu hal pada saat itu. Mindfulness telah terbukti memiliki manfaat kesehatan mental yang tak terhitung banyaknya, mulai dari peningkatan kebahagiaan dan manajemen stres hingga peningkatan kinerja akademik dan ujian.

Berikut adalah beberapa tips untuk membantu anak-anak membangun otot konsentrasi mereka:

  1. Sisihkan waktu yang wajar bagi anak untuk berlatih berfokus pada tugas tertentu.

Anak-anak kecil (usia 4-5 tahun) biasanya dapat berkonsentrasi antara 5 dan 20 menit, tergantung pada tugasnya—lebih sedikit waktu dengan tugas baru dan menantang, dan lebih banyak waktu dengan aktivitas yang secara intrinsik menyenangkan.

  1. Lakukan satu hal pada satu waktu.

Kita mungkin memuji kemampuan multitasking dalam kehidupan dewasa kita, tetapi penelitiannya jelas: multitasking mengurangi konsentrasi dan mengurangi kinerja kita. Sejalan dengan konsep mindfulness, lakukan satu hal pada satu waktu dalam satu momen ini.

Untuk anak-anak yang masih sangat kecil, Anda dapat menyanyikan alfabet bersama-sama sambil melihat huruf-hurufnya. Untuk anak-anak yang sedikit lebih besar, misalnya kelas 4 SD, Anda dapat menyelesaikan satu soal pembagian panjang sekaligus. Jangan melihat ke depan pada semua masalah lain, fokus saja pada satu per satu.

  1. Sisihkan waktu dan ruang pekerjaan rumah.

Karena multitasking merusak konsentrasi, penting untuk mengurangi gangguan asing. Misalnya, kerjakan pekerjaan rumah di meja atau meja yang ditentukan di ruangan yang sunyi dengan TV mati, telepon di ruangan lain, dan laptop mati kecuali diperlukan untuk menyelesaikan tugas pekerjaan rumah.

Program pemantauan orang tua dapat secara otomatis mematikan akses Internet setelah sejumlah penggunaan. Seiring bertambahnya usia anak, orang tua dapat beralih menggunakan perangkat lunak pemantauan diri sehingga anak dapat mengatur waktu mereka secara mandiri. Dengan cara ini, anak-anak tidak terjebak dalam pusaran waktu di Instagram atau Snapchat.

  1. Bangun istirahat yang direncanakan.

Anak-anak perlu bangun, bergerak, dan melakukan sesuatu yang berbeda dan tidak terlalu melelahkan setelah menghabiskan waktu untuk berkonsentrasi. Mereka akan mendapat manfaat dari meluangkan waktu untuk beristirahat dan memulihkan tenaga, terutama selama waktu mengerjakan PR sepulang sekolah.

Anak-anak yang lebih kecil dapat mengambil camilan atau istirahat bermain, dan remaja dapat mengambil kesempatan untuk melihat kiriman atau SMS teman mereka dengan teman sebaya.

  1. Latih pernapasan perut.

Pernapasan diafragma yang stabil memperlambat detak jantung dan menjernihkan pikiran sehingga anak dapat berkonsentrasi. Ini adalah keterampilan penting yang harus dimiliki anak-anak ketika mereka dihadapkan pada tugas-tugas yang menantang, yang dapat membuat mereka cemas dan meningkatkan detak jantung.

Kecemasan mengarah pada penghindaran, kebalikan dari konsentrasi. Jadi menemukan cara untuk membuat tugas lebih mudah didekati itu penting, dan menenangkan tubuh adalah salah satu strateginya.

  1. Pecah tugas besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola.

Ini adalah strategi lain untuk membantu anak mendekati tugas yang menantang. Jika anak Anda sedang belajar mengikat tali sepatunya, buat tujuan pertama untuk menguasai simpul awal, lalu lanjutkan dengan membuat dua simpul dengan tali sampai dia tahu persis bagaimana melakukannya, dan seterusnya.

Strategi “sedikit demi sedikit” lainnya untuk membangun konsentrasi adalah menggunakan pengatur waktu untuk membantu anak-anak mengatur diri mereka sendiri, misalnya, “Ini buku tentang kuda. Saya akan menyetel pengatur waktu ini selama 15 menit, dan saya ingin Anda menuliskan sebanyak mungkin fakta tentang kuda saat ini.”

  1. Berlatih mengamati hal-hal pada saat itu.

Anak-anak dapat terganggu oleh “rangsangan internal”, seperti sensasi fisik atau ingatan yang menghibur. Sementara imajinasi anak adalah hal yang luar biasa, kami juga ingin mereka dapat menghilangkan gangguan dan membangun kemampuan untuk berkonsentrasi. Anda dapat memainkan “Saya memata-matai dengan mata kecil saya …” dan bergiliran mengamati berbagai objek di dalam ruangan, mendengarkan dengan cermat lirik lagu bersama-sama, atau kegiatan lainnya. ***

Referensi:
https://www.pbs.org

Ilustrasi: Pixels/

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *