MYHOMMY.ID – Melatih kemampuan konsentrasi sangat penting bagi anak-anak. Konsentrasi itu seperti otot yang membutuhkan latihan teratur untuk menguatkan. Beberapa anak terlahir memiliki daya konsentrasi “lebih kuat” daripada yang lain, tetapi semua anak dapat mempelajari strategi dan terlibat dalam praktik yang membantu meningkatkan kemampuan mereka untuk fokus dan mempertahankan perhatian mereka.
Bagaimanapun, ini adalah keterampilan yang sangat penting untuk diperoleh anak-anak — sekolah menuntut siswa berkonsentrasi untuk waktu yang lama, dan seiring bertambahnya usia anak, mereka memiliki kegiatan ekstrakurikuler sepulang sekolah yang membutuhkan lebih banyak konsentrasi.
Sebagian besar anak dapat berkonsentrasi pada kegiatan yang menyenangkan dan menyenangkan secara intrinsik. Hal-hal yang lebih membosankan, sulit, atau kurang menyenangkanlah yang benar-benar menantang fokus mereka. Namun, kemampuan untuk berkonsentrasi dan mempertahankan perhatian pada semua jenis tugas ini sangat penting, karena membantu anak-anak belajar dan berkembang, yang mengarah pada kepercayaan diri dan harga diri yang positif.
Konsentrasi sangat mirip dengan mindfulness, sebuah konsep yang akhir-akhir ini mendapat sedikit perhatian dalam psikologi dan budaya populer. Mindfulness pada dasarnya adalah kemampuan untuk memperhatikan satu hal pada saat itu, dan telah terbukti memiliki manfaat kesehatan mental yang tak terhitung banyaknya, mulai dari peningkatan kebahagiaan dan manajemen stres hingga peningkatan kinerja akademik dan ujian. Agar kesadaran bekerja, Anda harus fokus.
Berikut adalah beberapa tips untuk membantu anak membangun otot konsentrasi:
- Sisihkan waktu yang wajar bagi anak untuk berlatih berfokus pada tugas tertentu.
Anak-anak kecil (usia 4-5 tahun) biasanya dapat berkonsentrasi antara 5 dan 20 menit, tergantung pada tugasnya—lebih sedikit waktu dengan tugas baru dan menantang dan lebih banyak waktu dengan aktivitas yang secara intrinsik menyenangkan.
- Lakukan satu hal pada satu waktu.
Kita mungkin memuji kemampuan multitasking dalam kehidupan dewasa kita, tetapi penelitiannya jelas: multitasking mengurangi konsentrasi dan mengurangi kinerja kita. Sejalan dengan konsep mindfulness, lakukan satu hal pada satu waktu dalam satu momen ini.
Untuk anak-anak yang masih kecil, Anda bisa menyanyikan alfabet bersama-sama sambil melihat huruf-hurufnya. Untuk anak-anak yang sedikit lebih besar, misalnya kelas 4 SD, Anda dapat menyelesaikan satu soal pembagian panjang secara bersamaan. Jangan melihat ke depan pada semua masalah yang lain, fokus saja pada satu masalah pada satu waktu.
- Sisihkan waktu dan ruang pekerjaan rumah.
Karena multitasking mengganggu konsentrasi, penting untuk mengurangi gangguan lainnya. Misalnya, kerjakan pekerjaan rumah di meja atau meja yang ditentukan di ruangan yang sunyi dengan TV mati, telepon di ruangan lain, dan laptop mati kecuali diperlukan untuk menyelesaikan tugas pekerjaan rumah.
Program pemantauan orang tua dapat secara otomatis mematikan akses Internet setelah penggunaan tertentu. Seiring bertambahnya usia anak, orang tua dapat beralih menggunakan perangkat lunak pemantauan mandiri sehingga anak remaja dapat mengatur waktu mereka secara mandiri. Dengan cara ini, anak-anak tidak terjebak dalam pusaran waktu di Instagram atau Snapchat dan lainnya.
- Bangun waktu istirahat yang direncanakan.
Anak-anak perlu bangun, bergerak, dan melakukan sesuatu yang berbeda dan tidak terlalu melelahkan setelah meluangkan waktu untuk berkonsentrasi. Mereka akan mendapat manfaat dengan meluangkan waktu untuk beristirahat dan memulihkan tenaga, terutama pada waktu mengerjakan pekerjaan rumah setelah jam sekolah.
Anak-anak yang lebih kecil dapat menikmati camilan atau istirahat bermain dan remaja dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk melihat postingan teman mereka atau mengirim pesan teks kepada teman sebayanya.
- Latih pernapasan perut.
Pernapasan diafragma yang stabil memperlambat detak jantung dan menjernihkan pikiran sehingga kita dapat berkonsentrasi. Ini adalah keterampilan penting yang harus dimiliki anak-anak ketika mereka dihadapkan pada tugas-tugas yang menantang, yang dapat membuat mereka cemas dan meningkatkan detak jantung mereka.
Kecemasan mengarah pada penghindaran, kebalikan dari konsentrasi. Jadi menemukan cara untuk membuat tugas lebih mudah didekati adalah hal yang penting, dan menenangkan tubuh adalah salah satu strateginya.
- Bagilah tugas-tugas besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola.
Ini adalah strategi lain untuk membantu anak-anak menghadapi tugas yang menantang. Jika anak Anda sedang belajar mengikat tali sepatunya, buat tujuan pertama untuk menguasai simpul awal, lalu lanjutkan dengan membuat dua simpul dengan tali sampai dia tahu persis bagaimana melakukannya, dan seterusnya.
Strategi “sedikit demi sedikit” lainnya untuk membangun konsentrasi adalah menggunakan pengatur waktu untuk membantu anak-anak mengatur diri mereka sendiri, misalnya, “Ini buku tentang kuda. Saya akan menyetel pengatur waktu ini ke 15 menit dan saya ingin Anda menuliskan sebanyak mungkin fakta tentang kuda saat ini.”
- Berlatihlah mengamati berbagai hal pada saat ini.
Perhatian anak-anak dapat terganggu oleh “rangsangan internal”, seperti sensasi fisik atau kenangan yang menghibur. Sementara imajinasi anak adalah hal yang luar biasa, kami juga ingin mereka dapat menghilangkan gangguan dan membangun kemampuan untuk berkonsentrasi.
Anda dapat memainkan “Saya memata-matai dengan mata kecil saya …” dan bergiliran mengamati berbagai objek di dalam ruangan, mendengarkan dengan cermat lirik lagu bersama-sama, atau melakukan beberapa pose yoga dan memperhatikan bagaimana rasanya di tubuh.***
Referensi: https://www.pbs.org/parents/thrive/tips-for-helping-your-child-focus-and-concentrate
Ilustrasi: Pexels/ Julia M Cameron
0 Comments