MYHOMMY.ID – Balita sering melakukan hal-hal yang menggemaskan: Memberikan pelukan tak terduga, memekik dengan tawa, dan berpelukan dengan Anda saat mereka lelah.
Tetapi seperti yang akan dikatakan oleh orang tua balita mana pun kepada Anda, mereka juga melakukan beberapa hal yang tidak “menggemaskan”, seperti menendang, menjerit … atau menggigit.
Menggigit cukup umum pada anak-anak seusia ini, tetapi kadang-kadang masih bisa membuat frustrasi dan sulit untuk ditangani. Berikut cara membantu mengekang perilaku semacam ini.
Mengapa Balita Menggigit?
Menggigit sangat umum terjadi pada anak usia dini. Bayi dan balita menggigit karena berbagai alasan, seperti tumbuh gigi atau menjelajahi mainan atau benda baru dengan mulutnya. Saat mereka mulai memahami sebab-akibat, mereka juga mungkin menggigit seseorang untuk melihat apakah mereka bisa mendapatkan reaksi.
Menggigit juga bisa menjadi cara balita untuk mendapatkan perhatian atau mengungkapkan perasaannya. Frustrasi, kemarahan, dan ketakutan adalah emosi yang kuat dan balita tidak memiliki keterampilan bahasa untuk mengomunikasikan perasaan mereka.
Sebaliknya, mereka mungkin menggigit sebagai cara untuk mengatakan, “Perhatikan aku!” atau “Saya tidak suka itu!” Balita juga dapat belajar bahwa menggigit dapat digunakan sebagai alat untuk mengakses benda yang diinginkan.
Menggigit sedikit lebih sering terjadi pada anak laki-laki dan cenderung paling sering terjadi antara ulang tahun pertama dan kedua. Ketika kemampuan berbahasa meningkat, kebiasaan menggigit cenderung berkurang.
Apa yang Dapat Membantu Anak Berhenti Menggigit?
Orang tua harus memiliki aturan toleransi nol untuk menggigit – di rumah, tempat penitipan anak, dan di tempat lain. Jika itu memang terjadi, pastikan untuk segera menanganinya.
Saat anak Anda menggigit lagi, cobalah langkah berikut:
Langkah 1:
Bersikaplah tenang dan tegas. Sapa anak Anda dengan tegas “jangan menggigit!” atau “menggigit sakit!” Tetap sederhana dan mudah dimengerti oleh balita. Jelaskan bahwa menggigit itu salah, tetapi hindari penjelasan yang panjang sampai anak Anda cukup besar untuk mengerti. Tetap setenang mungkin akan membantu menyelesaikan situasi lebih cepat.
Langkah 2:
Hibur “korban” yang digigit. Arahkan perhatian Anda ke orang yang digigit, terutama jika itu adalah anak lain. Jika ada luka, bersihkan area tersebut dengan sabun dan air. Dapatkan perawatan medis jika gigitannya dalam atau berdarah.
Langkah 3:
Tenangkan si penggigit, jika perlu. Seringkali balita tidak menyadari bahwa menggigit itu menyakitkan. Tidak apa-apa untuk menghibur anak yang merasa kesal karena menyakiti seseorang. Balita yang lebih besar mungkin belajar dengan dibiarkan menghibur atau meminta maaf kepada temannya setelah menggigit. Namun, jika penggigit menggunakan perilaku tersebut untuk mendapatkan perhatian, Anda tentu tidak ingin memperkuat perilaku tersebut dengan memberikan kenyamanan dan perhatian.
Langkah 4:
Tawarkan alternatif. Saat keadaan sudah tenang, sarankan alternatif untuk menggigit, seperti menggunakan kata “tidak”, “berhenti”, dan “itu milikku” saat ingin berkomunikasi dengan orang lain. Misalnya, tunjukkan pada anak Anda cara mendekati teman, mengulurkan tangan, lalu berkata “tolong” untuk meminta suatu barang.
Langkah 5:
Alihkan. Gangguan sangat bermanfaat bagi anak-anak seusia ini. Jika emosi dan tingkat energi sedang tinggi atau jika kebosanan mulai muncul, bantulah mengalihkan perhatian si kecil ke aktivitas yang lebih positif, seperti menari mengikuti musik, mewarnai, atau bermain game.
Disiplin biasanya tidak diperlukan, karena kebanyakan anak tidak menyadari bahwa menggigit itu menyakitkan. Jangan sekali-kali memukul atau menggigit anak yang sedang menggigit, karena hal ini akan mengajarkan anak bahwa perilaku tersebut tidak masalah.
Jika Anda mencoba langkah-langkah ini dan perilaku tersebut tidak berhenti, waktu menyendiri mungkin bisa membantu. Balita yang lebih besar dapat pergi ke tempat waktu istirahat yang ditentukan untuk menenangkan diri.
Sebagai aturan umum, usia sekitar 1 menit per tahun adalah panduan yang baik untuk waktu menyendiri. Anda mungkin perlu mengawasi balita selama waktu menyendiri, namun berhati-hatilah agar tidak memberinya perhatian. Anak harus tenang dan diam sebelum meninggalkan area waktu istirahat.
Untuk menjaga si kecil tetap pada jalur yang benar:
Bersikaplah konsisten. Perkuat aturan “Dilarang menggigit” setiap saat.
Gunakan penguatan positif. Daripada menghargai tindakan negatif dengan perhatian, berikan pujian pada anak ketika dia berperilaku baik. Anda dapat mengatakan sesuatu seperti, “Saya suka cara Adek bermain dengan lembut” untuk memperkuat alternatif positif selain menggigit.
Rencanakan ke depan. Balita mungkin lebih nyaman dan tidak merasakan keinginan untuk menggigit jika mereka tahu apa yang diharapkan dalam situasi baru atau energi tinggi. Jika menggigit terjadi di penitipan anak, Anda mungkin mempertimbangkan untuk menempatkan anak Anda di tempat yang lebih tenang dan lebih kecil.
Temukan alternatif. Saat keterampilan bahasa berkembang, Anda dapat membantu anak menemukan cara yang lebih baik untuk mengekspresikan emosi yang sulit. Misalnya, meminta anak untuk “menggunakan kata-kata mereka” saat sedang kesal dapat membantu menenangkan mereka. Jika Anda memerlukan bantuan, dokter, konselor, atau spesialis perilaku dapat mendiskusikan cara mengajari anak mengelola emosi yang kuat dan mengungkapkan perasaan dengan cara yang sehat.
Kapan Saya Harus Menghubungi Dokter?
Menggigit biasa terjadi pada bayi dan balita, tetapi akan berhenti saat anak berusia sekitar 3 atau 4 tahun. Jika melampaui usia ini, berlebihan, tampaknya semakin buruk daripada membaik, dan terjadi dengan perilaku menjengkelkan lainnya, bicarakan dengan dokter anak. Bersama-sama Anda dapat menemukan penyebab dan cara untuk menghadapinya.***
Referensi: https://kidshealth.org
Ilustrasi: Pexels/Eman Genatilan
0 Comments