MYHOMMY.ID – Setelah usia 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan semi padat atau makanan pendamping ASI (MPASI). Makanan padat adalah suatu pencapaian dan langkah besar bagi bayi. Yuk, cari tahu kapan dan bagaimana melakukan peralihan dari ASI atau susu formula ke makanan padat.
Memberi bayi Anda rasa makanan padat untuk pertama kalinya adalah sebuah pencapaian besar. Inilah yang perlu Anda ketahui sebelum bayi mulai melakukan gigitan pertama pada makanan padat yang diberikan.
Apakah bayi siap menerima makanan padat?
ASI adalah satu-satunya makanan yang dibutuhkan bayi baru lahir Anda. American Academy of Pediatrics merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama setelah kelahiran.
Namun pada usia 6 bulan, sebagian besar bayi sudah siap untuk mulai mengonsumsi makanan padat sebagai pelengkap ASI atau susu formula. Pada masa ini bayi biasanya berhenti menggunakan lidahnya untuk mendorong makanan keluar dari mulutnya dan mulai mengembangkan koordinasi untuk memindahkan makanan padat dari depan mulut ke belakang untuk ditelan.
Selain usia, tanda-tanda lain bahwa bayi siap menerima makanan padat. Misalnya:
Bisakah bayi menjaga kepalanya dalam posisi stabil dan tegak?
Bisakah bayi duduk dengan sokongan?
Apakah bayi menunjukkan keinginan untuk makan dengan mencondongkan tubuh ke depan dan membuka mulutnya?
Jika Anda menjawab ya pada pertanyaan-pertanyaan ini, Anda dapat mulai menambah makanan cair pada bayi.
Apa yang harus disajikan dan kapan?
Lanjutkan memberi ASI atau susu formula – hingga 32 ons sehari. Kemudian:
Mulailah dengan makanan dengan bahan tunggal.
Tawarkan makanan dengan bahan tunggal yang tidak mengandung gula atau garam. Tunggu tiga hingga lima hari untuk melihat apakah bayi mengalami reaksi, seperti diare, ruam, atau muntah. Setelah memperkenalkan makanan dengan bahan tunggal, Anda bisa menawarkan menu kombinasi.
Nutrisi penting.
Zat besi dan zinc merupakan nutrisi penting pada paruh kedua tahun pertama bayi. Nutrisi ini ditemukan dalam bubur daging dan sereal berbiji tunggal yang diperkaya zat besi.
Campurkan 1 sendok makan sereal bayi berbutir tunggal yang diperkaya zat besi dengan 4 sendok makan (60 mililiter) ASI atau susu formula. Jangan menyajikannya di botol. Sebaliknya, bantu bayi duduk tegak dan berikan sereal dengan sendok kecil sekali atau dua kali sehari setelah minum susu botol atau menyusui.
Mulailah dengan menyajikan satu atau dua sendok teh. Setelah bayi terbiasa menelan sereal encer, campurkan dengan sedikit cairan dan secara bertahap tingkatkan ukuran porsinya. Tawarkan berbagai sereal berbiji tunggal seperti nasi, oatmeal, atau barley. Hindari memberi bayi hanya sereal beras karena kemungkinan paparan arsenik.
Tambahkan sayuran dan buah-buahan. Secara bertahap perkenalkan bubur sayuran dan buah-buahan satu bahan yang tidak mengandung gula atau garam. Tunggu tiga hingga lima hari di antara setiap makanan baru.
Berikan finger food yang dicincang halus. Pada usia 8 bulan hingga 10 bulan, sebagian besar bayi dapat mengonsumsi makanan ringan yang dicincang halus dalam porsi kecil, seperti buah-buahan lembut, sayuran, pasta, keju, daging matang, biskuit bayi, dan sereal kering.
Bagaimana jika bayi menolak pemberian makanan pertamanya?
Bayi sering kali menolak porsi pertama makanan bubur karena rasa dan teksturnya yang baru. Jika bayi menolak menyusu, jangan dipaksakan. Coba lagi dalam seminggu. Jika masalah berlanjut, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan bayi untuk memastikan resistensi tersebut bukan merupakan tanda adanya masalah.
Bagaimana dengan alergi makanan?
Anda disarankan untuk memberi bayi makanan yang berpotensi menyebabkan alergi saat memperkenalkan makanan pendamping lainnya. Makanan yang berpotensi menyebabkan alergi meliputi:
Kacang tanah
Telur
Produk susu sapi
Gandum
Kerang Crustacea
Ikan
Kedelai
Tidak ada bukti bahwa menunda pengenalan makanan ini dapat membantu mencegah alergi makanan. Faktanya, pengenalan makanan yang mengandung kacang sejak dini dapat menurunkan risiko bayi mengalami alergi makanan terhadap kacang.
Namun, terutama jika ada kerabat dekat yang memiliki alergi makanan, berikan anak rasa pertama dari makanan yang sangat menyebabkan alergi di rumah – bukan di restoran – dengan tersedianya antihistamin oral. Jika tidak ada reaksi, makanan dapat diberikan dalam jumlah yang ditingkatkan secara bertahap.
Apakah jus boleh?
Jangan berikan jus kepada bayi Anda sampai usianya 1 tahun. Jus bukanlah bagian penting dari makanan bayi, dan jus tidak sama berharganya dengan buah utuh. Terlalu banyak jus dapat menyebabkan masalah berat badan dan diare. Menghirup jus sepanjang hari dapat menyebabkan kerusakan gigi. Jika Anda menawarkan jus kepada bayi, pastikan itu 100% jus buah dan batasi hingga 4 ons sehari.***
Referensi: https://www.mayoclinic.org
Ilustrasi: Pexels/Mart Production
0 Comments