MYHOMMY.ID – Tahukah moms apa itu disabilitas? Disabilitas adalah kondisi keterbatasan baik itu fisik, mental, sensorik atau intelektual dalam waktu lama sehingga mengalami hambatan atau sulit berinteraksi. Berikut ini uraian lebih lanjut mengenai berbagai jenis disabilitas.
Gangguan Perkembangan Saraf
Gangguan perkembangan saraf (NDs) merupakan gangguan yang timbulpada masa perkembangan (0-18 tahun). Gangguan ini biasanya muncul pada awal perkembangan, seringkali sebelum anak mulai bersekolah, dan ditandai dengan defisit perkembangan yang menyebabkan gangguan pada fungsi pribadi, sosial, akademik.
Ada banyak jenis gangguan Perkembangan Saraf termasuk Kecacatan Intelektual, Gangguan Spektrum Autisme (ASD), Gangguan Attention-deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), Gangguan Komunikasi, Gangguan Pembelajaran Spesifik dan Gangguan Motorik (DSM-5 American Psychiatric Association 2013).
Disabilitas intelektual
Disabilitas intelektual adalah suatu kondisi seumur hidup yang mempengaruhi keterampilan intelektual seseorang dan perilakunya dalam berbagai situasi. Hal ini dapat mencakup kesulitan dalam penalaran, pemecahan masalah, perencanaan, berpikir abstrak, pembelajaran akademis, penilaian dan belajar dari pengalaman. Disabilitas intelektual dapat berkisar dari ringan hingga berat dan mungkin muncul sejak lahir atau didapat di kemudian hari.
Keterlambatan perkembangan global didiagnosis ketika seseorang tidak mencapai tahap perkembangan yang diharapkan dalam beberapa bidang fungsi intelektual. Namun, tidak dapat menjalani penilaian fungsi intelektual secara sistematis.
Gangguan Spektrum Autisme (ASD)
Gangguan Spektrum Autisme, umumnya dikenal sebagai ‘ASD’, memengaruhi cara orang berkomunikasi, berinteraksi dengan orang lain, dan memahami dunia. Istilah ‘spektrum’ menekankan bahwa anak-anak dan remaja akan mengalami autisme secara berbeda. Autisme adalah suatu kondisi perkembangan yang sering didiagnosis sebelum anak-anak mulai bersekolah, namun dapat didiagnosis pada setiap tahap kehidupan.
Gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) diklasifikasikan sebagai gangguan perkembangan saraf yang biasanya terjadi sebelum usia 12 tahun. Gejalanya meliputi kesulitan dalam memusatkan perhatian dan/atau hiperaktif dan impulsif, yang tidak sesuai dengan usia atau tingkat perkembangan seseorang dan mengganggu kehidupan keluarga atau partisipasi seseorang dalam komunitasnya. ADHD adalah kondisi perkembangan saraf yang paling umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Namun, ADHD dapat didiagnosis pertama kali pada usia dewasa.
Seseorang dengan ADHD mungkin memiliki satu atau lebih kondisi perkembangan saraf, kesehatan mental, atau medis lain yang membuat diagnosis dan pengobatan menjadi lebih kompleks. Diperlukan penilaian yang cermat terhadap kemungkinan kondisi yang terjadi bersamaan atau kondisi alternatif.
Gangguan komunikasi
Gangguan Komunikasi tersebut meliputi Gangguan Bahasa, Gangguan Suara Bicara, dan Gangguan Komunikasi Sosial (Pragmatis). Seperti gangguan perkembangan saraf lainnya, gangguan komunikasi dimulai sejak awal kehidupan dan dapat menyebabkan gangguan fungsional seumur hidup.
Gangguan belajar tertentu
Gangguan belajar spesifik, sesuai dengan namanya, didiagnosis ketika terdapat defisit spesifik pada kemampuan individu untuk memahami atau memproses informasi secara efisien dan akurat. Gangguan perkembangan saraf ini pertama kali muncul selama tahun-tahun sekolah formal dan ditandai dengan kesulitan belajar yang terus-menerus dan signifikan.
Gangguan motorik
Gangguan motorik perkembangan saraf
Gangguan motorik
Gangguan perkembangan saraf motorik meliputi gangguan koordinasi perkembangan, gangguan gerakan stereotip, dan gangguan tic. Ciri-ciri gangguan motorik ini mengganggu aktivitas sosial, akademik, atau aktivitas sehari-hari lainnya.
Disabilitas fisik
Disabilitas fisik adalah suatu kondisi fisik yang mempengaruhi mobilitas, kapasitas fisik, stamina, atau ketangkasan seseorang. Contoh kecacatan fisik antara lain Sklerosis Multipel, Distrofi Otot, Artritis Kronis, Cerebral Palsy, Sindrom Kelelahan Kronis, Fibromyalgia, Spina Bifida, Kehilangan anggota badan, dan Cedera Tulang Belakang. Penyandang disabilitas fisik mungkin mengalami kesulitan menggerakkan dan mengkoordinasikan bagian tubuhnya untuk kehidupan sehari-hari. Kesulitan dan hambatan yang mungkin dihadapi seseorang bergantung pada jenis disabilitas fisik dan faktor lingkungan lainnya.
Cedera otak
Cedera otak didapat (ABI) mengacu pada kerusakan otak apa pun yang terjadi setelah lahir. Disabilitas yang terkait dengan ABI seringkali bersifat kompleks dan dapat menyebabkan keterbatasan di banyak bidang kehidupan. Penyebab umum ABI antara lain kecelakaan, stroke, tumor otak, keracunan, kekurangan oksigen, dan penyakit saraf degeneratif. Disabilitas terkait ABI dapat memengaruhi fungsi kognitif, fisik, emosional, dan kemandirian.
Disabilitas Neurologis
Kecacatan neurologis—juga dikenal sebagai kelainan neurologis—menggambarkan kerusakan pada sistem saraf seseorang yang memengaruhi fungsi mental atau tubuhnya. Karena otak, sumsum tulang belakang, dan sistem saraf yang kompleks semuanya dapat terkena dampaknya, dampak dari kecacatan neurologis sangat bervariasi pada setiap orang, dan bahkan dapat berubah pada hari yang berbeda dan sepanjang hidup.
Beberapa kondisi yang digolongkan sebagai disabilitas neurologis antara lain Cerebral palsy, Multiple sclerosis, penyakit Parkinson, Epilepsi, dan penyakit Alzheimer.
Meskipun kelainan neurologis yang disebabkan oleh trauma atau stroke dapat membaik seiring berjalannya waktu, kelainan lainnya bersifat degeneratif, artinya kelainan tersebut semakin mengganggu fungsi otak seiring dengan perkembangan kondisi tersebut, seperti Multiple sclerosis (MS) dan penyakit Parkinson.
Gangguan Penglihatan
Gangguan penglihatan didefinisikan sebagai keterbatasan satu atau lebih fungsi mata atau sistem penglihatan. Mulai dari gangguan penglihatan ringan hingga kebutaan total. Hal ini tidak dapat dikoreksi menjadi penglihatan normal dengan lensa preskriptif atau pembedahan. Beberapa orang memiliki gangguan penglihatan bawaan (yang muncul sejak lahir), sedangkan yang lain memiliki kondisi mata degeneratif yang dapat menyebabkan kebutaan atau didapat melalui trauma (misalnya kecelakaan atau cedera otak).
Seseorang dengan gangguan penglihatan mungkin memiliki beberapa penglihatan yang berguna, yang disebut penglihatan fungsional. Namun, kerugian tersebut cukup parah sehingga mempengaruhi kemampuan untuk melakukan tugas-tugas.
Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran terjadi ketika ada masalah pada satu atau lebih bagian telinga, saraf yang berasal dari telinga, atau bagian otak yang mengontrol pendengaran. Gangguan pendengaran, gangguan pendengaran, atau tuli mengacu pada ketidakmampuan sebagian atau seluruhnya untuk mendengar ucapan dan suara.
Gangguan dapat berkisar dari ringan hingga berat dan dapat menyerang siapa saja pada usia berapa pun. Gangguan pendengaran ada yang bersifat sementara dan ada pula yang bersifat permanen. Gangguan pendengaran yang terjadi saat lahir disebut gangguan pendengaran ‘bawaan’, sedangkan gangguan pendengaran ‘didapat’ terjadi sepanjang hidup.
Tunanetra-rungu (sensorik ganda)
Tunanetra-rungu berarti seseorang mengalami gabungan gangguan penglihatan dan pendengaran. Hal ini mempunyai dampak yang signifikan terhadap komunikasi, sosialisasi, mobilitas dan kehidupan sehari-hari. Penyandang tunanetra-rungu merupakan kelompok yang sangat beragam karena tingkat gangguan penglihatan dan pendengarannya yang berbeda-beda, ditambah kemungkinan adanya disabilitas lainnya.
Gangguan Bahasa Bicara
Seseorang dengan gangguan Bahasa Bicara mungkin tidak dapat berkomunikasi dengan cara yang sama seperti orang lain. Mereka mungkin mempunyai masalah dengan bunyi ucapan atau pemahaman dan penggunaan bahasa. Beberapa orang mungkin juga menggunakan cara komunikasi yang berbeda.
Anak-anak mungkin dilahirkan dengan kondisi atau kecacatan yang berdampak pada kemampuan bicara, bahasa dan komunikasi mereka, seperti Gangguan Spektrum Autisme, Kecacatan Intelektual, Sindrom Down, Gangguan Pendengaran dan Cedera Otak yang Didapat atau Gangguan Bahasa Bicara dapat terjadi secara terpisah. Kesulitan-kesulitan ini dapat muncul dalam jangka waktu pendek atau panjang dan dapat berkisar dari ringan hingga berat.
Orang lain mungkin mengalami kesulitan bahasa bicara di kemudian hari. Gangguan Bahasa Bicara dapat berkembang pada orang dewasa secara bertahap, namun dapat juga berkembang secara tiba-tiba, seperti pada kasus stroke. Gangguan tersebut dapat mencakup hilangnya kemampuan untuk mengekspresikan atau memahami bahasa, masalah dalam mengeluarkan suara atau kata tertentu (misalnya, cadel) dan perubahan ritme atau kecepatan bicara. Gangguan juga bisa berupa masalah menelan.
Disabilitas Psikososial
Disabilitas psikososial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan disabilitas yang mungkin timbul akibat masalah kesehatan mental. Tidak semua orang yang memiliki kondisi kesehatan mental akan memiliki disabilitas psikososial, namun bagi orang yang mengalaminya, disabilitas ini bisa parah, berlangsung lama, dan berdampak pada pemulihan mereka.
Kondisi kesehatan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, skizofrenia, dan gangguan bipolar dapat dianggap sebagai disabilitas psikososial.
Keterlambatan perkembangan
Keterlambatan perkembangan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keterlambatan tumbuh kembang anak. Ketika anak kecil membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan untuk mengembangkan keterampilan fisik, emosional, sosial, komunikasi, dan berpikir, hal ini disebut keterlambatan perkembangan. Artinya, seorang anak merasa lebih sulit dan membutuhkan banyak bantuan ekstra untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti berpakaian, berbicara atau berjalan, dibandingkan dengan anak-anak lain pada usia yang sama.***
Referensi: https://www.nds.org.au/disability-types-and-descriptions
Ilustrasi: Pexels/Meruyert Gonullu
0 Comments