MYHOMMY.ID – Kecukupan gizi dibutuhkan anak usia balita agar tumbuh kembangnya optimal. Karena itu, diperlukan asupan makanan dengan kandungan gizi yang bervariasi. Lalu, makanan apa saja yang harus diberikan kepada Si Kecil?
Berikut adalah beberapa tips tentang berbagai jenis makanan untuk diberikan kepada anak balita, termasuk jenis makanan yang sebaiknya dihindari.
1.Buah dan Sayur-sayuran
Buah dan sayur mengandung banyak vitamin, mineral dan serat. Ada baiknya untuk memperkenalkan dengan berbagai jenis makanan sehingga Si Kecil dapat menikmati tekstur dan rasa baru. Cobalah untuk memastikan buah dan sayuran disertakan dalam setiap makanan.
Buah kering, seperti kismis, sebaiknya diberikan kepada balita saat makan, bukan sebagai camilan di sela-sela waktu makan. Pasalnya, gula yang terkandung di dalamnya dapat menyebabkan kerusakan gigi.
Buah dan sayuran yang berbeda mengandung vitamin dan mineral yang berbeda, jadi semakin banyak jenis yang dimakan balita tentu semakin baik.
Moms jangan khawatir jika mereka hanya makan 1 atau 2 jenis pada awalnya. Terus tawarkan buah dan sayuran lain dalam jumlah sedikit agar mereka bisa belajar menyukai rasa dan tekstur yang berbeda.
Beberapa anak tidak menyukai sayuran yang dimasak, namun akan menggigit sayuran saat Moms menyiapkan makanan.
- Roti, nasi, kentang, pasta, dan makanan bertepung lainnya
Makanan bertepung dan karbohidrat, seperti roti, sereal, kentang, ubi, nasi, pasta, dan lainnya menyediakan energi, nutrisi dan sejumlah serat.
Moms bisa memberikan anak makanan gandum utuh, seperti roti gandum, pasta, dan nasi merah. Namun bukanlah ide yang baik untuk hanya memberikan makanan bertepung gandum utuh kepada anak di bawah 2 tahun.
Makanan gandum utuh mengandung banyak serat dan mungkin membuat anak kenyang sebelum mereka mendapatkan kalori dan nutrisi yang dibutuhkannya. Setelah usia 2 tahun, Moms bisa secara bertahap memperkenalkan lebih banyak makanan gandum utuh.
- Alternatif susu, produk susu, dan produk susu
Alternatif susu dan susu
ASI merupakan satu-satunya makanan atau minuman yang dibutuhkan bayi selama sekitar 6 bulan pertama kehidupannya. Yang terbaik adalah terus menyusui bersamaan dengan pola makan yang semakin bervariasi setelah Moms memperkenalkan makanan padat pertama pada bayi.
Susu formula bayi pertama, yang dibuat khusus untuk bayi di bawah 12 bulan, merupakan satu-satunya alternatif pengganti ASI dalam 12 bulan pertama kehidupan bayi. Susu sapi utuh dapat diberikan sebagai minuman utama sejak usia 1 tahun.
Susu murni dan produk susu berlemak penuh merupakan sumber kalsium yang baik, yang membantu anak membangun tulang dan menjaga kesehatan gigi. Produk ini juga mengandung vitamin A, yang membantu tubuh melawan infeksi dan dibutuhkan untuk kesehatan kulit dan mata.
Usahakan memberi anak setidaknya 350ml susu sehari, atau 2 porsi makanan berbahan susu, seperti keju atau yoghurt.
Susu semi-skim dapat diperkenalkan sejak usia 2 tahun. Sedangkan, susu skim atau susu 1% lemak tidak mengandung cukup lemak, sehingga tidak disarankan untuk anak di bawah 5 tahun.
Moms dapat memberi anak Anda alternatif susu tanpa pemanis yang diperkaya kalsium, seperti minuman kedelai, almond, dan oat, sejak usia 1 tahun sebagai bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang.
Balita dan anak kecil di bawah usia 5 tahun tidak boleh mengonsumsi minuman beras karena kadar arsenik yang dikandungnya.
Jika anak memiliki alergi atau intoleransi terhadap susu, bicarakan dengan dokter. Dokter dapat memberi saran kepada Moms tentang alternatif susu yang sesuai.
Keju
Keju dapat menjadi bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang untuk bayi usia di atas 6 bulan dan balita serta menyediakan kalsium, protein, dan vitamin seperti vitamin A.
Bayi bisa makan keju penuh lemak yang dipasteurisasi sejak usia 6 bulan. Keju dan produk susu berlemak penuh direkomendasikan hingga usia 2 tahun, karena anak kecil membutuhkan lemak dan energi untuk membantu mereka tumbuh.
Makanan yang Dilarang untuk Balita
Usia bayi dan anak kecil tidak boleh makan:
- Keju lunak yang sudah matang
- Keju lembut susu kambing yang sudah matang
- Keju lembut yang berurat biru
- Keju terbuat dari susu yang tidak dipasteurisasi, jadi selalu periksa labelnya karena keju tersebut membawa bakteri yang disebut listeria. Namun keju ini dapat digunakan sebagai bagian dari resep masakan karena listeria akan mati saat dimasak.
- Kacang-kacangan, kacang-kacangan, ikan, telur, daging dan protein lainnya
Anak kecil membutuhkan protein dan zat besi untuk tumbuh dan berkembang.
Kacang-kacangan, ikan, telur, makanan yang terbuat dari kacang-kacangan (seperti tahu, hummus, dan kedelai cincang) dan daging merupakan sumber protein dan zat besi yang sangat baik.
Usahakan untuk memberikan anak minimal 2 porsi protein dari sumber nabati (kacang-kacangan, buncis, lentil, dan tahu) atau 1 porsi dari sumber hewani (daging, ikan, dan telur) setiap harinya.
Kacang juga mengandung protein, namun kacang utuh, termasuk kacang tanah, tidak boleh diberikan kepada anak di bawah 5 tahun karena takut tersedak.
Usahakan memberi anak setidaknya 1 porsi ikan berminyak (seperti mackerel, salmon, dan sarden) dalam seminggu. Ikan berminyak mengandung sedikit polutan yang dapat menumpuk di dalam tubuh, anak laki-laki tidak boleh mengonsumsi lebih dari 4 porsi ikan berminyak dalam seminggu, dan anak perempuan tidak boleh lebih dari 2 porsi dalam seminggu.
Ingat, jangan berhenti memberi anak ikan berminyak – manfaat kesehatannya lebih besar daripada risikonya, selama anak balita tidak makan lebih dari jumlah yang disarankan.
- Zat Besi
Zat besi sangat penting untuk kesehatan anak. Penuhi kebutuhan anak akan zat besi. Zat besi yang terdapat pada daging dan ikan mudah diserap tubuh. Zat besi dari makanan nabati, yang tidak mudah diserap tubuh.
Jika anak tidak makan daging atau ikan, ia akan mendapat cukup zat besi jika Moms memberinya banyak makanan kaya zat besi lainnya, seperti sereal sarapan yang diperkaya, sayuran berdaun hijau, atau kacang-kacangan.
Anak-anak yang tidak makan daging atau ikan cenderung kekurangan zat besi, sehingga dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan mental anak.
- Lemak
Anak kecil, terutama yang berusia di bawah 2 tahun, membutuhkan energi yang berasal dari lemak. Ada juga beberapa vitamin yang hanya ditemukan pada lemak. Inilah sebabnya mengapa makanan seperti susu murni, yoghurt penuh lemak, keju, dan ikan berminyak sangat penting.
Saat anak berusia 2 tahun, Moms dapat secara bertahap memperkenalkan produk susu rendah lemak dan mengurangi lemak pada makanan lain – asalkan anak makan dengan baik dan tumbuh dengan baik.
Saat anak berusia 5 tahun, ia sudah bisa mengonsumsi makanan sehat dan seimbang seperti yang direkomendasikan untuk orang dewasa.
Perhatikan jumlah lemak jenuh dalam makanan yang dimakan keluarga. Cobalah untuk meminimalkannya.
Kiat-kiat berikut akan membantu Moms mengurangi jumlah lemak dalam makanan keluarga:
- Memanggang makanan alih-alih menggorengnya
- Selama memasak, singkirkan lemak dari hidangan daging seperti daging cincang atau kari
- Belilah potongan daging tanpa lemak dan produk daging rendah lemak, seperti sosis dan burger rendah lemak
- Kurangi jumlah daging yang dimasukkan ke dalam semur.
- Untuk anak di atas 2 tahun, gunakan produk susu rendah lemak, seperti olesan rendah lemak dan keju rendah lemak
- Gunakan minyak goreng sesedikit mungkin. Pilih yang tinggi kandungan mono atau tak jenuh gandanya, seperti kedelai, atau minyak zaitun.
- Gula
Penting untuk menjaga jumlah gula tambahan yang dikonsumsi anak seminimal mungkin untuk membantu mencegah kerusakan gigi. Cobalah untuk:
- Kurangi jumlah makanan dan minuman manis yang dikonsumsi anak
- Hanya menawarkan makanan dan minuman manis saat makan, bukan sebagai camilan
- Hindari memberikan makanan dan minuman manis pada anak sebelum tidur
Gula ditemukan dalam berbagai jenis makanan dan minuman, termasuk permen, kue, selai. yoghurt, minuman bersoda, dan minuman jus.
Minuman bersoda dapat merusak email gigi sehingga sebaiknya tidak diberikan kepada anak kecil. Yang terbaik adalah menawarkan anak air putih atau susu tanpa pemanis.
Anak usia di bawah 12 bulan tidak memerlukan jus buah atau smoothies. Jika Moms memilih untuk memberikannya kepada anak, berikan jus buah encer (1 bagian jus dengan 10 bagian air) yang disajikan bersama makanan. Menyajikannya dengan makanan membantu mengurangi risiko kerusakan gigi.
Sejak usia 5 tahun, Moms boleh memberi anak jus buah atau smoothie yang tidak diencerkan, namun konsumsinya tidak lebih dari 1 gelas (sekitar 150ml) sehari yang disajikan bersama makanan.
Gula dalam kismis dan buah kering lainnya juga bisa menyebabkan kerusakan gigi. Yang terbaik adalah memberikannya kepada balita saat makan, bukan sebagai camilan di sela-sela waktu makan.
- Garam
Tidak perlu menambahkan garam pada makanan anak. Kebanyakan makanan sudah mengandung cukup garam.
Terlalu banyak garam dapat membuat anak menyukai makanan asin dan berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi di kemudian hari.
Seluruh keluarga akan mendapat manfaat jika Moms secara bertahap mengurangi jumlah garam dalam masakan. Cobalah untuk membatasi jumlah makanan asin yang dikonsumsi anak dan selalu periksa label makanan.***
Referensi: https://www.nhs.uk/conditions/baby/weaning-and-feeding/what-to-feed-young-children/#close
Ilustrasi: Pexels/ Jane Doan
0 Comments