Anak Kecanduan Game Online? Begini Mengatasinya

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

MYHOMMY.ID – Di dunia yang semakin digital, permainan tradisional makin ditinggalkan. Anak-anak sekarang lebih mengenal permainan secara online (game online) ketimbang permainan tradisional. Karena itu, tak sedikit orangtua yang mengkhawatirkan dampak negatif game online ini bagi anak.

Memang sulit untuk menghindari gadget sepenuhnya dari tangan anak. Namun, menggunakan gadget atau handphone secara berlebihan atau dalam waktu yang lama juga dapat memengaruhi kesehatan mental, sosial, dan fisik seseorang.

Terlalu banyak waktu pemakaian perangkat digital ini telah dikaitkan dengan:

  • Kegemukan
  • Kurang tidur atau insomnia
  • Masalah perilaku, termasuk tindakan impulsif
  • Hilangnya keterampilan sosial
  • Kekerasan
  • Lebih sedikit waktu untuk bermain
  • Ketegangan mata
  • Masalah leher dan punggung
  • Kecemasan
  • Depresi
  • Adanya kesulitan dengan sekolah

Waktu penggunaan gadget dapat memengaruhi otak yang memproses dan bereaksi terhadap masukan sensorik seolah-olah itu terjadi. Misalnya, banyak orang menangis, tertawa, atau terkejut saat menonton film. Jenis keterlibatan yang sama mungkin terjadi ketika seseorang memainkan game online.

Saat bermain game online, otak seseorang memproses skenario tersebut seolah-olah itu nyata. Jika game tersebut menggambarkan situasi berbahaya atau penuh kekerasan, tubuh pemain akan bereaksi sesuai dengan itu. “Respon melawan-atau-lari” terhadap bahaya yang dirasakan dipicu oleh paparan terhadap rangsangan dan kekerasan yang intens dalam permainan. Penggunaan game online yang berlebihan dapat menyebabkan otak terus-menerus berada dalam keadaan hiperarousal.

Hyperarousal terlihat berbeda pada setiap orang. Hal ini dapat mencakup kesulitan dalam memperhatikan, mengelola emosi, mengendalikan impuls, mengikuti arahan, dan menoleransi frustrasi. Beberapa orang dewasa atau anak-anak kesulitan mengekspresikan kasih sayang dan kreativitas, serta mengalami penurunan minat belajar. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya empati terhadap orang lain, yang dapat berujung pada kekerasan.

Selain itu, anak-anak yang mengandalkan media sosial untuk berinteraksi dengan orang lain biasanya merasa lebih kesepian dibandingkan anak-anak yang berinteraksi secara langsung.

Hyperarousal kronis juga dapat menimbulkan gejala fisik, seperti penurunan fungsi kekebalan tubuh, mudah tersinggung, perasaan gelisah, depresi, dan kadar gula darah yang tidak stabil. Pada anak-anak, ada yang mengidam makanan manis saat bermain game online. Dikombinasikan dengan sifat bermain game yang tidak banyak bergerak, pola makan dan berat badan anak-anak juga dapat terkena dampak negatif.

Bagaimana game bisa menjadi candu?

Kecanduan didefinisikan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk mengendalikan penggunaan suatu zat atau perilaku, meskipun ada konsekuensi negatifnya. Beberapa orang yang asyik dengan game online sambil mengabaikan aktivitas normal lainnya mungkin hampir memenuhi definisi ini.

Jadi mengapa ini bisa terjadi? Otak melepaskan dopamin sebagai respons terhadap pengalaman yang menyenangkan atau hyperarousal. Jika seseorang mengalami hyperarousal saat bermain game online, otak mengasosiasikan aktivitas tersebut dengan dopamin. Orang tersebut mengembangkan dorongan yang kuat untuk mencari kesenangan yang sama berulang kali.

Dopamin adalah neurotransmitter yang kuat di otak. Hal ini membantu mempertahankan minat dan perhatian orang, sehingga sulit bagi orang untuk melepaskan diri dari situasi atau perilaku. Ini juga memperkuat diri sendiri. Semakin sering seseorang mengalami perilaku tersebut, semakin banyak dopamin yang dilepaskan, dan semakin terdorong untuk kembali melakukan perilaku tersebut.

Gejala kecanduan game online

Mirip dengan tembakau, alkohol atau obat-obatan, game online dapat menjadi kecanduan jika hal itu merusak kesehatan dan hubungan dengan Moms. Beberapa gejalanya bisa meliputi:

  • Memiliki keinginan yang kuat untuk menghabiskan waktu di depan layar atau bermain video game atau game online dan keinginan ini menghalangi pikiran-pikiran lain
  • Mengurangi aktivitas sosial atau rekreasi karena preferensi pada waktu menatap layar atau game online.
  • Menampilkan tanda-tanda mudah tersinggung, cemas, atau marah ketika terpaksa berhenti bermain, bahkan untuk waktu yang singkat
  • Membutuhkan lebih banyak bermain game dari waktu ke waktu untuk mendapatkan tingkat kenikmatan yang sama
  • Mengabaikan penampilan, termasuk kurang tertarik pada dandanan atau pakaian

Penggunaan game online secara berlebihan secara terus-menerus dapat mengakibatkan perubahan jangka panjang atau permanen pada otak yang memerlukan perawatan perilaku dan medis ekstensif untuk membalikkannya.

Apa yang bisa dilakukan?

Seiring pertumbuhan anak, pendekatan yang bersifat universal tidak akan berhasil. Anak-anak lain menjadi lebih cemas dan lebih cepat marah ketika menghabiskan banyak waktu di depan layar. Moms harus memutuskan berapa banyak perangkat yang boleh digunakan anak setiap hari dan mana yang sesuai.

Pertimbangkan untuk menerapkan aturan yang sama pada lingkungan nyata dan virtual anak. Dalam keduanya, bermainlah dengan anak, ajarkan kebaikan, libatkan diri, dan ketahui siapa teman anak Moms dan apa yang anak lakukan bersama teman-temannya. Selain itu, perlu diingat bahwa kualitas media yang dilihat anak lebih penting daripada jenis teknologi atau jumlah waktu yang dihabiskan.

Kemudian, pertimbangkan tip berikut ini:

  • Ikuti panduan waktu menggunakan gadget.
  • Contohkan metode relaksasi dan hiburan lainnya, seperti berjalan-jalan, bermain game, atau membaca buku.
  • Dorong keseimbangan antara waktu menggunakan gadget dan aktivitas yang memerlukan interaksi sosial secara langsung, seperti aktivitas keluarga atau aktivitas ekstrakurikuler.
  • Ciptakan waktu yang terstruktur dan bebas gadget, seperti saat makan, di pagi hari, dan sebelum tidur.
  • Pertimbangkan untuk menggunakan aplikasi yang mengontrol berapa lama anak dapat menggunakan gadget.
  • Jauhkan gadget dari kamar tidur.
  • Mengharuskan semua gadget diisi dayanya di luar kamar tidur pada malam hari.
  • Pelajari tentang kategori peringkat game dan hanya izinkan anak memainkan game online yang sesuai dengan usia mereka.

Jika moms khawatir tentang penggunaan gadget oleh anak, berkonsultasi dengan ahli dapat membantu menentukan pilihan pengobatan.***

Referensi: https://www.mayoclinichealthsystem.org
Ilustrasi: Pexels/Alex Green

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *