Mengenal Tumbuh Kembang Anak Usia 6-8 Tahun

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Masa kanak-kanak usia 6-8 tahun mengalami banyak perubahan seiring meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan mereka.

MYHOMMY.ID – Masa kanak-kanak usia 6-8 tahun mengalami banyak perubahan seiring meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan mereka. Pada masa ini, anak sudah bisa berpakaian sendiri, menangkap bola dengan lebih mudah dengan menggunakan tangan, dan mengikat tali sepatu.

Pada usia ini, persahabatan juga menjadi semakin penting. Keterampilan fisik, sosial, dan mental berkembang dengan cepat pada masa ini. Ini adalah saat yang kritis bagi anak-anak untuk mengembangkan kepercayaan diri dalam segala bidang kehidupan, seperti melalui teman, tugas sekolah, dan olahraga.

Berikut adalah beberapa informasi tentang bagaimana anak-anak berkembang selama masa kanak-kanak usia 6-8 tahun, di antaranya:

Perubahan Emosional/Sosial

Anak-anak dalam kelompok usia ini mengalami:

• Menunjukkan lebih banyak kemandirian dari orang tua dan keluarga.
• Mulai memikirkan masa depan.

• Memahami lebih banyak tentang tempatnya di dunia.
• Lebih memperhatikan persahabatan dan kerja tim.

• Ingin disukai dan diterima oleh teman.
• Berpikir dan Belajar

Anak-anak dalam kelompok usia ini mungkin juga:

• Menunjukkan perkembangan pesat keterampilan mental.
• Mempelajari cara yang lebih baik untuk menggambarkan pengalaman dan berbicara tentang pikiran dan perasaan.
• Kurang fokus pada diri sendiri dan lebih peduli pada orang lain.

Tips Mengasuh Anak Usia 6-8 Tahun

Berikut adalah beberapa hal yang dapat Moms sebagai orang tua, lakukan untuk membantu anak selama masa ini:

• Tunjukkan kasih sayang kepada anak. Akui pencapaiannya.
• Bantu anak mengembangkan rasa tanggung jawab—minta dia membantu tugas rumah, seperti menyiapkan meja.

• Bicarakan dengan anak tentang sekolah, teman, dan hal-hal yang ia nantikan di masa depan.
• Bicarakan dengan anak tentang menghormati orang lain. Dorong dia untuk membantu orang yang membutuhkan.

• Bantu anak menetapkan tujuan yang dapat dicapainya—dia akan belajar untuk merasa bangga pada dirinya sendiri dan tidak terlalu bergantung pada persetujuan atau penghargaan dari orang lain.
• Bantu anak belajar bersabar dengan membiarkan orang lain terlebih dahulu atau dengan menyelesaikan tugas sebelum pergi bermain. Dorong dia untuk memikirkan konsekuensi yang mungkin terjadi sebelum bertindak.

• Buatlah aturan yang jelas dan patuhi aturan tersebut, seperti berapa lama anak boleh menonton TV atau kapan dia harus tidur. Perjelas perilaku mana yang boleh dan mana yang tidak.
• Lakukan hal-hal menyenangkan bersama sebagai sebuah keluarga, seperti bermain game, membaca, dan pergi ke acara di komunitas Bunda.

• Terlibatlah dengan sekolah anak. Temui para guru dan staf serta pahami tujuan pembelajaran mereka dan bagaimana Bunda dan sekolah dapat bekerja sama untuk membantu anak berprestasi.
• Lanjutkan membacakan untuk anak. Saat anak belajar membaca, bergiliranlah membacakan satu sama lain.

• Gunakan disiplin untuk membimbing dan melindungi anak, daripada hukuman yang membuatnya merasa buruk terhadap dirinya sendiri. Tindak lanjuti setiap diskusi tentang apa yang tidak boleh dilakukan dengan diskusi tentang apa yang sebaiknya dilakukan.
• Pujilah anak atas perilakunya yang baik. Yang terbaik adalah memfokuskan pujian pada apa yang dilakukan anak.

• Dukung anak dalam menghadapi tantangan baru. Dorong dia untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, seperti perselisihan dengan anak lain.
• Dorong anak untuk bergabung dengan sekolah dan kelompok komunitas, seperti olahraga tim, atau memanfaatkan peluang menjadi sukarelawan.

• Kemampuan fisik yang lebih besar dan kemandirian yang lebih besar dapat menempatkan anak pada risiko cedera akibat jatuh dan kecelakaan lainnya. Berikut hal yang penting diperhatikan:
• Lindungi anak dengan baik di dalam kendaraan.

• Ajari anak untuk berhati-hati terhadap lalu lintas dan bagaimana menjaga keselamatan saat berjalan kaki ke sekolah, mengendarai sepeda, dan bermain di luar.
• Pastikan anak memahami keamanan di air, dan selalu awasi dia saat dia berenang atau bermain di dekat air.

• Awasi anak saat dia melakukan aktivitas berisiko, seperti memanjat.
• Bicarakan dengan anak tentang cara meminta bantuan saat dia membutuhkannya.
• Jauhkan produk, perkakas, perlengkapan, dan hal-hal yang bisa menimbulkan api di rumah yang berpotensi membahayakan dari jangkauan anak.

Orang tua dapat membantu menjadikan sekolah lebih sehat. Bekerja samalah dengan sekolah untuk membatasi akses terhadap makanan dan minuman dengan tambahan gula, lemak, dan garam yang dapat dibeli di luar program makan siang sekolah.

Pastikan anak melakukan aktivitas fisik 1 jam atau lebih setiap hari.

Jauhkan televisi dari kamar tidur anak. Tetapkan batasan waktu pemakaian perangkat untuk anak di rumah atau sekolah, dan kembangkan rencana penggunaan media untuk keluarga.

Praktikkan kebiasaan makan sehat dan aktivitas fisik sejak dini. Dorong bermain aktif, dan jadilah teladan dengan mengonsumsi makanan sehat pada waktu makan keluarga dan menjalani gaya hidup aktif.

Pastikan anak mendapatkan jumlah tidur yang disarankan setiap malam: Untuk anak usia sekolah yaitu 9–12 jam termasuk tidur siang.

Referensi: https://www.cdc.gov
Ilustrasi: Pexels/yan Krukau

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *