Parents, anak-anak perlu disiapkan agar mencintai bulan Ramadan. Sebagai langkah awal, ajaklah anak-anak berbicara mengenai apa itu Ramadan. Hal itu dilakukan agar anak-anak senang menjalankan rutinitas ibadah di bulan Ramadan.
Nah, menurut Ustazah Imroatul Azizah, di antara persiapan yang bisa kita lakukan adalah dengan berkisah atau bercerita. Dunia anak identik dengan cerita atau kisah. Maka orangtua harus pandai-pandai menyelami dunia anak-anak dalam mengenalkan Ramadan sehingga memunculkan kesan bahwa Ramadan itu menyenangkan.
Misalnya, papar ustazah dalam youtube channel Mutiara Hikmah ini, ketika kita ingin menjelaskan apa itu Ramadan kepada anak maka orangtua terlebih dulu harus mengetahui keutamaan-keutamaan Ramadan. “Ketika kita mau melakukan suatu amal saleh, kalau kita tahu keutamaannya tentu akan lebih bersemangat.”
Ketika orangtua sudah paham keutamaan Ramadan, lalu bicarakan dengan anak sesuai dengan bahasanya. Kalau anak masih kecil, pakai bahasa yang dimudah dipahami mereka. Namun, kalau anak sudah menginjak usia belasan tahun, bisa dengan cara diskusi.
Lalu, kita katakan pada anak, “Wahai anakku, apa yang mau kita siapkan untuk menghadapi Ramadan ini.” Pertama kali yang perlu kita kenalkan adalah keutamaan Ramadan. Kita katakan bahwa bulan Ramadan ini bulan dikabulkannya doa-doa. “Bulan Ramadan adalah bulan dimana ketika kita berdoa maka akan dikabulkan oleh Allah. Berdoa minta apa saja akan lebih dekat pengabulannya. Jadi, bawa anak-anak agar senang menghadapi Ramadan,” papar ustazah.
Kita juga bisa menjelaskan mengenai Ramadan ini dengan berkisah. Parents bisa menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada Ramadan. Misalnya, kita kenalkan mengenai cerita perang badar. “Dulu waktu Ramadan, Rasul berperang melawan orang-orang kafir. Allah bantu kaum muslimin dengan menurunkan bala tentara sehingga memperoleh kemenangan dalam kondisi sedang berpuasa.”
Kita juga bisa ceritakan bahwa pada Ramadan ini ada peristiwa ketika orang beriman pergi ke Kota Mekah, kemudian orang-orang berbondong-bondong masuk Islam. “Jadi ceritakan kisah-kisah apa saja yang terjadi pada bulan Ramadan,” paparnya.
Selain itu, Parents juga bisa menjelaskan pada anak bahwa pada bulan Ramadan pahala dilipatgandakan, berbeda dengan pahala di luar bulan Ramadan. “Balasan pahalanya sangat besar kalau melakukan amal saleh di bulan Ramadan. Maka berlomba-lomba untuk menambah saldo untuk akhirat. Perbanyak amal saleh karena pahalanya dilipatgandakan,” jelas ustazah.
Orangtua juga bisa menjelaskan bahwa pada bulan Ramadan ini ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Kita jelaskan bahwa kita akan berjumpa pada malam Lailatul Qadar ini. “Pada 10 hari terakhir Ramadan, malaikat turun ke muka bumi, diskusikan apa yang akan dilakukan pada 10 hari terakhir itu,” ucapnya.
Kemudian, lanjut ustazah, jelaskan pada anak bahwa pada saat bulan Ramadan pintu-pintu surga akan dibukakan oleh Allah. Sebaliknya, pintu-pintu neraka akan ditutupkan. “Setan-setan yang biasa menggoda kita akan dibelenggu oleh Allah.”
Selain itu, kita juga bisa mengajak anak untuk membuat suasana rumah menjadi berbeda, mengubah posisi perabot atau membuat pernak-pernik Ramadan. “Biasanya kalau mau kedatangan tamu, kita bersih-bersih rumah terlebih dulu, membikin rumah jadi nyaman. Nah, kita kedatangan bulan Ramadan tamu yang Agung Mulia. Libatkan anak untuk membuat pernak-pernik Ramadan. Tidak semua harus baru, gunakan benda yang ada di rumah. kalau kita memulai Ramadan dengan suasana berbeda, semoga anak pun jadi lebih mencintai Ramadan,” urainya.
Tak kalah penting juga mengecek perlengkapan untuk ibadah Ramadan. Misalnya, pastikan perlengkapan solat, pakaian dan sarung yang bersih dan terasa nyaman. Begitu juga dengan perlengkapan lainnya.
Agar anak mencintai Ramadan, kata ustazah, tidak perlu memaksa anak yang masih kecil untuk puasa sehari penuh. Kecuali, anak sudah baligh. Kemudian, ajak anak untuk menentukan menu berbuka puasa. Sajikan makanan favoritnya. Beri kesempatan pada anak untuk merancang menu berbuka puasa sehingga semangat melakukan ibadah Ramadan.
Jangan lupa, kata ustazah, agar anakmencintai Ramadan, siapkan aktivitas yang seru dengan anak. Anak membutuhkan aktivitas menyenangkan agar tidak loyo menunggu magrib. “Kita rancang aktivitas apa buat anak, kalau pagi kan masih semangat, kita bikin aktivitas seru sampai nanti menjelang magrib diajak menyiapkan ifthar dan berdoa bersama,” paparnya.
Tanyakan pula mengenai apa saja target yang ingin dicapai pada bulan Ramadan ini. Misalnya, kalau Bunda bercita-cita khatam Al Qur’an sebanyak tiga kali. Kalau ayah, misalnya targetnya full tarawih dan khatam Al Qur’an lima kali. “Kalau Adek apa targetnya, kalau Kakak apa targetnya? Kalau ini sudah bisa anak-anak lakukan maka harus diapresiasi. Jangan sampai memikirkan target-target dunia tanpa menetapkan target-target amal saleh. Buat to do list Ramadan sehingga anak lebih mencintai Ramadan dan mendapatkan makna dari Ramadan ini,” ucapnya.
Jadi, lanjutnya, ajak anak untuk menuliskan apa saja target amal saleh selama Ramadan ini. Kemudian, tempelkan di dinding. Tugas orangtua membantu mengingatkan check list amalan yang sudah dilakukan.
Parents juga boleh menyiapkan hadiah bila anak berhasil mencapai target amal saleh yang dilakukan. Misalnya, hadiah diberikan per 10 hari Ramadan. Tidak usah hadiah yang terlalu mahal. Yang penting jangan sampai orangtua mengingkarinya. Kalau sampai mengingkari atau tidak menepati janji itu sama saja mengajarkan dusta. “Jelaskan juga pada anak bahwa hadiah yang paling besar bila target tersebut dicapai adalah hadiah surga kenikmatan yang hakiki. Reward terbesar adalah surga Allah.”
Kemudian, bicarakan juga mengenai “proyek” bareng di bulan Ramadan. Tampung ide-ide anak, misalnya ingin membagikan takjil pada hari tertentu. Atau, ingin membagikan hadiah ke panti asuhan, membagikan mushaf dan sebagainya. Jadi hal ini didiskusikan bersama sehingga dalam benak anak bahwa bulan Ramadan itu menyenangkan.***
Foto Ilustrasi: Pexels/Adeeb Alsibai
0 Comments