Perlukah Anak Konsumsi Suplemen Saat Puasa Ramadan?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Parents, ibadah puasa di bulan Ramadan penting dalam membangun karakter anak. Anak dapat belajar mengenai nilai-nilai kejujuran, keteguhan dan sebagainya.

Nah, pertanyaan yang sering muncul saat mempersiapakan anak berpuasa Ramadan adalah apa asupan yang harus disediakan untuk anak?

Dokter Galih Linggar Astu Sp.A dari Brawijaya Hospital melalui youtube channel menjelaskan bahwa yang paling penting adalah memastikan anak agar cukup minum. Pasalnya, kekurangan cairan selama berpuasa dapat menyebabkan dehidrasi dan berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Menurut dr. Galih, untuk menu sahur, Parents dapat menyiapkan makanan dengan indeks glikemik rendah yang dapat mempertahankan kadar gula darah lebih lama. Contohnya, beras merah, ubi, kacang hijau, oatmeal, roti gandum, apel, jeruk dan pisang.

“Semangati anak untuk bisa bangun sahur dan usahakan sahur di akhir waktu supaya anak merasa kenyang lebih lama dan tahan berpuasa,” tegasnya.

Pertanyaan lain yang seringkali ditanyakan juga adalah perlukah anak diberi suplemen tambahan saat sahur? Pemberian multivitamin dipercaya dapat meningkatkan nafsu makna, meningkatkan kekebalan tubuh anak, dan mempercepat penyembuhan anak yang sakit.

Namun pada dasarnya, lanjut dr. Galih, pemberian vitamin dan mineral merupakan suplementasi. Badan Kesehatan Dunia (WHO/World Health Organization), Kementerian Kesehatan RI serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan beberapa rekomendasi mengenai pemberian suplementasi vitamin dan mineral yang disesuaikan dengan kondisi negara masing-masing.

Beberapa vitamin dan mineral yang penting untuk diperhatikan asupannya selama berpuasa adalah, yang pertama vitamin A . Vitamin A banyak terdapat pada bahan makanan seperti hati, daging, ikan, ayam, bebek dan kuning telur.

Kemudian, buah-buahan berwarna kuning dan jingga yaitu pepaya, mangga, alpukat, jambu dan pisang, serta sayuran seperti bayam, tomat dan wortel, juga banyak mengandung vitamin A.

Selanjutnya, kata dr. Galih adalah vitamin D. Vitamin D merupakan elemen yang unik karena dapat diproduksi di kulit dengan paparan sinar matahari. Vitamin D ditemukan pada bahan makanan seperti ikan salmon, makarel, hering dan lemak ikan.

Mineral lain yang penting lainnya adalah zat besi. Makanan yang merupakan sumber zat besi di antaranya daging, ikan dan hati. Bayam dan brokoli mengandung zat besi yang tinggi tetapi diserap dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan sumber zat besi hewani.

Selain itu, papar dr. Galih, yodium juga tak kalah pentingnya. Bahan makanan yang merupakan sumber yodium yang baik adalah bahan makanan yang berasal dari laut. Misalnya, kerang, ikan, udang dan rumput laut.

Produk hewani dan nabati seperti susu, daging ayam dan sayuran juga mengandung yodium dalam jumlah bervariasi.

Selain itu, mineral lain yang bisa diberikan adalah zinc. Parent dapat memberikan makanan dari bahan makanan yang banyak mengandung banyak zinc misalnya kerang, kepiting, lobster, daging sapi, daging ayam, telur, kacang polong, kacang tanah dan gandum, untuk mencukupi kebutuhan zinc si buah hati.

Zinc juga salah satu mineral yang diwajibkan difortifikasi dalam tepung terigu.

Vitamin dan mineral lainnya seperti vitamin B, vitamin C, vitamin E, magnesium, kalisum, fosfor, selenium dan lainnnya dibutuhkan dalam julmah lebih kecil dan biasanya dapat terpenuhi dari makanan. “Misalnya, gandum, sereal, daging, ikan, telur, ayam, hati, susu, kacang-kacangan, biji-bijian, sayur dan buah,” paparnya.

Jadi, kebutuhan vitamin dan mineral selama berpuasa dapat dipenuhi dari makanan. Apabila ada kondisi medis khusus pada anak, segera konsultasikan kondisi tersebut ke dokter spesialis anak,

Nah, Parents, jangan lupa, semangati dan beri pujian pada anak selama berlatih berpuasa Ramadan, ya!***

Ilustrasi foto: Pexels/Ella Olsson

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *