Parents, bau mulut menjadi problem klasik banyak orang kala berpuasa. Lantaran khawatir tercium aroma khas yang tak sedap yang bisa merusak suasana, sebagian orang mengerem untuk tak banyak mengobrol. Sisi positifnya, kita jadi mengurangi untuk menggunjing, berdusta, berkata kasar dan sebagainya.
Nah, dari sisi medis, bau mulut disebut halitosis. Persoalan bau mulut di kala puasa sebenarnya wajar saja. Menurut drg. Nur Rochmatul Hidayah, orang yang sedang berpuasa tak melakukan aktivitas mengunyah makanan serta minum selama sekitar 13-14 jam.
Efeknya, rongga mulut relatif jadi kering lantaran berkurangnya produksi air liur. Alhasil, bakteri anaerob yang hidup di dalam rongga mulut sebagai penghasil zat sulfur (belerang) berkembang biak dengan pesat. Sebab itulah, orang berpuasa cenderung mengeluarkan bau mulut.
Sayangnya lagi, kondisi bau mulut bisa diperparah bila ada masalah di rongga mulut. Misalnya, karang gigi, plak, gigi berlubang. Atau bahkan, adanya infeksi di organ tubuh lain, seperti masalah pencernaan, infeksi amandel, infeksi pada jaringan lunak di mulut, perubahan hormon, bronkitis atau karena efek obat-obatan tertentu.
Sebenarnya perkara ini bisa dicegah atau dikurangi tingkat keparahannya. Caranya adalah dengan menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut, bahkan sebaiknya dilakukan sebelum berpuasa.
Nabi Muhammad SAW sendiri sangat memerhatikan kesehatan gigi dan mulutnya. Hal tersebut digambarkan dalam hadits riwayat Tirmidzi.”Apabila Nabi SAW bangun dari tidurnya, Beliau selalu bersiwak (membersihkan) dengan siwak (HR.Bukhari Muslim).
Nah, bagaimana cara menjaga kesehatan gigi dan mulut selama bulan Ramadan ini? Berikut tipnya:
- Menyikat Gigi
Pastikan Parents tetap rutin menyikat gigi setidaknya dua kali sehari yaitu setelah makan sahur dan sebelum tidur malam. Bukan berarti karena sedang berpuasa tidak makan dan minum, lalu aktivitas menyikat gigi pun dikurangi.
Pastikan pula menggunakan pasta gigi dan menyikat gigi dengan cara yang benar dan tepat. Seringkali orang rajin menyikat gigi geligi, akan tetapi caranya masih keliru. Tak kalah penting, upayakan juga untuk menyikat permukaan lidah sehingga kuman-kuman penyebab bau mulut dari sisa makanan dapat dibersihkan pula.
- Berkumur-kumur
Parents juga bisa berkumur-kumur untuk mengurangi gejala mulut kering. Tentunya jangan sampai tertelan karena sedang berpuasa.
Berkumur setidaknya pasti dilakukan minimal ketika berwudhu untuk melaksanakan salat wajib lima waktu. Nah, berarti berkumur bisa dilakukan cukup sering kan?
Oh ya, sebaiknya tidak terlalu sering untuk berkumur dengan menggunakan obat kumur. Apalagi bila obat kumur tersebut mengandung alkohol. Kenapa? Karena justru obat kumur ini dapat menambah kekeringan di dalam mulut, bahkan memperparah kondisi bau mulut. Jadi, boleh gunakan obat kumur sesekali saja, namun tidak menjadi suatu kebiasaan atau rutinitas yang wajib dilakukan setiap hari.
- Minum air putih
Ketika sahur dan berbuka, usahakan untuk memperbanyak minum air putih. Tentu tidak sekaligus minum bergelas-gelas. Yang pasti, diatur sedemikian rupa sehingga setidaknya memenuhi kebutuhan tubuh yaitu sekitar 8-10 gelas per hari.
Kenapa perlu air putih? Pasalnya, air putih merupakan komponen utama dari air liur yang berfungsi untuk menyimpan mineral-mineral yang diperlukan gigi, sekaligus membersihkan sisa-sisa makanan yang tersangkut di sela-sela gigi.
Sebaiknya hindari minuman yang mengandung soda dan kafein. Soalnya, selain kurang baik untuk kesehatan tubuh juga dapat menyebabkan dehidrasi dan menimbulkan kekeringan pada rongga mulut.
- Konsumsi makanan berserat
Pastikan ketika sahur dan berbuka mengonsumsi makanan mengandung serat tinggi. Misalnya, sayuran dan buah—buahan. Hindari langsung menyerbu penganan gorengan hangat atau kolak yang supermanis rasanya. Justru buah dan sayuran ini mengandung vitamin dan mineral yang membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut selama berpuasa.
- Setop Merokok
Berhenti merokok memang tidak mudah. Butuh proses dan niat yang sangat dalam. Secara medis, selain mengandung ratusan zat berbahaya, rokok juga dapat menimbulkan kekeringan dalam rongga mulut. Selain itu, produksi air liur pun terganggu jadi menurun. Bahkan rokok bisa meningkatkan risiko kerusakan gigi dan gangguan mulut lainnya.
- Periksa Mulut dan Gigi
Rata-rata orang berkonsultasi atau memeriksakan mulut dan gigi ketika mengalami masalah. Padahal, kalaupun tak ada gangguan kesehatan mulut atau gigi, tetap sebaiknya memeriksakan diri secara teratur, yaitu 6 bulan sekali. Dengan begitu, dokter gigi dapat
mendeteksi bila terjadi kerusakan dan kelainan dalam rongga mulut. Misalnya, membersihkan karang gigi atau menambal lubang gigi.
Bila masalah gigi dan mulut tertangani, otomatis bau mulut pun bisa dicegah. Kalaupun pemeriksaan ke dokter gigi dan penanganan masalah sudah dilakukan, namun tetap mengalami bau mulut, kemungkain ada persoalan patologis yang harus dicek lebih lanjut kepada dokter ahli.
- Membaca Al-Quran
Tak kalah penting, membaca atau tilawan Al-Quran secara tartil (mentajwidkan huruf dan mengenal waqaf) pada saat berpuasa juga ternyata dapat berperan sebagai suatu substituen dari proses pengunyahan yang mengaktifkan otot-otot lidah, bibir dan pipi serta meningkatkan produksi air liur. Jadi, selain bernilai pahala berlipat ganda, mengaji Al-Quran juga mengandung manfaat kesehatan gigi dan mulut.***
Ilustrasi: Pexels/Ann Zzz
0 Comments