Bolehkah Tak Berpuasa Bila sedang Sakit? Begini Penjelasan Dokter

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Ramadan adalah bulan penuh berkah dimana seluruh umat muslim diwajibkan berpuasa. Ibadah selama sebulan ini sarat akan pahala yang berlipat-lipat. Karena itu, bagi yang sedang sakit pun ingin tetap berpuasa sampai-sampai terkesan memaksakan diri. Ya, mereka tak mau kehilangan momen langka yang hadir setahun sekali ini.

Secara medis, menurut dr. Meirawan Zam’a Natsir dari Rumah Sakit EMC Sentul, Bogor, memang ada beberapa kondisi sakit yang sebaiknya tidak berpuasa. Misal, seseorang dengan diabetes yang gula darahnya terkontrol buruk, memiliki komplikasi berat/serius, serta menjalani multiple injeksi insulin dosis besar.

Kenapa tak boleh? Pasalnya, bila memaksakan diri, risiko komplikasi yang lebih serius akan mengancam. Misal, mengalami hipoglikemi lantaran gula darah merosot tajam selama tak makan karena berpuasa. Apalagi pada seseorang dengan diabetes yang memiliki komplikasi ginjal, menjalani puasa juga bisa menyebabkan dehidrasi. Ujung-ujungnya terjadi kelainan ginjal yang lebih serius.

Selain kasus diabetes seperti di atas, gangguan kesehatan lain yang disarankan untuk tidak berpuasa di antaranya radang tenggorokan berat, demam tinggi, diare akut, mual-muntah, migrain/vertigo, asma akut, jantung, penyakit paru kronis, maag dengan muntah dan nyeri hebat, pasien kanker, gangguan hati kronis lanjut, gagal ginjal kronis, pasien cuci darah. Jika seseorang dengan kondisi seperti itu memaksakan diri berpuasa, tentu berdampak buruk bagi kondisi sakitnya dan masa penyembuhan jadi terhambat.

DAPAT BERPUASA, BILA ….

Nah, pada beberapa kondisi sakit, terutama yang disebabkan oleh virus masih dapat atau diperbolehkan berpuasa. Pasalnya, penyakit yang diakibatkan virus umumnya dapat sembuh dengan sendirinya seiring daya tahan tubuh meningkat. Di sisi lain, berpuasa juga sebetulnya memiliki manfaat kesehatan, sehingga justru dengan berpuasa orang yang sakit ini dapat lebih cepat sembuh.

Bagaimana dengan penyakit lain yang bukan dikarenakan virus dan tidak tergolong ringan, katakanlah misalnya maag, hipertensi, bahkan jantung? Nah, secara medis, pada kondisi tertentu, orang dengan penyakit tertentu ternyata tetap dapat berpuasa, asal diketahui kuncinya, yaitu mengatur menu atau asupan makanannya.  

Maag

Seseorang dengan penyakit maag (dyspepsia) bila berpuasa sebenarnya bisa mengalami peningkatan asam lambung sehingga menimbulkan gejala maag. Akan tetapi, kondisi itu umumnya terjadi pada tujuh hari pertama berpuasa.

Kondisi peningkatan asam lambung tersebut dapat ditangani bila yang bersangkutan memilih makanan yang tepat ketika sahur maupun berbuka. Secara konkret, untuk orang dengan sakit maag sebaiknya menghindari menu berlemak, asam, pedas, minuman bersoda, atau kopi

Diabetes

Seseorang yang mengalami diabetes dalam kondisi terkontrol/berisiko ringan dapat berpuasa. Yaitu, seseorang yang gula darahnya terkontrol baik, tak mengalami komplikasi, serta tak mengonsumsi obat-obatan yang berisiko menimbulkan penurunan kadar glukosa dalam darah.

Yang penting, selama berpuasa tetap kontrol kadar gula lebih sering dari biasanya. Misalnya, periksa gula darah sebelum berbuka, dua jam setelah berbuka, sebelum tidur atau sebelum sahur.

Kemudian, sebaiknya sahur dilakukan mendekati imsak. Jaga asupan makanan, misalnya pada berbuka dan sayur perbanyak mengonsumsi makanan berserat tinggi. Makanlah dalam jumlah kecil. Hindari makanan/minuman terlalu manis, banyak lemak, santan atau berkafein. Kenapa? Karena hidangan yang manis menyebabkan gula darah akan naik dengan melesat. Sebaiknya batalkan puasa bila diketahui gula darah naik menjadi 300 mg/dl atau lebih. Yang jelas, bila penderita dapat mengelola diabetes dengan baik, ia dapat berpuasa secara normal.

Hipertensi

Bagaimana dengan seseorang dengan hipertensi? Tak sedikit yang merasa ragu untuk berpuasa. Akan tetapi, sejauh hipertensi itu tidak kronis, penderita bisa berpuasa secara aman. Syaratnya, pastikan tekanan darah terkontrol baik dan minum obat secara teratur pada saat sahur dan berbuka. Selain itu, upayakan untuk tak banyak menyantap makanan yang mengandung garam dan lemak.

Jadi, walaupun seseorang sedang mengalami sakit, bahkan gangguan kesehatan yang sebenarnya cukup berisiko, akan tetapi ia tetap dapat berpuasa sejauh penyakitnya terkontrol baik. Lantaran itu, pastikan untuk selalu melakukan kontrol teratur dengan dokter.  

PUASA ITU MENYEHATKAN

Sesungguhnya, puasa itu merupakan anjuran agama yang sangat bermanfaat terutama bagi kesehatan jasmani dan rohani. Puasa dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan yang berlebihan seperti obesitas, seperti penyakit degeneratif (kolesterol, trigliserid yang tinggi, jantung koroner, dsb).

Riset The Ramadan fasting decreased body fat but not protein mass in healthy individuals yang dilakukan RSUPN Cipto Mangunkusumo pada tahun 2013 di saat bulan Ramadan membuktikan, selama berpuasa terjadi penurunan berat badan dan perubahan komposisi tubuh, kecuali massa protein tubuh. Begitu pula pada rasio pinggang dan pinggul terjadi penurunan.

Penelitian itu juga menyebutkan, asupan kalori tak berubah pada hari pertama dan hari terakhir puasa. Akan tetapi, aktivitas yang berhubungan dengan ibadah menjadi meningkat. Misal, jumlah salah sunat dan salat Tarawah jadi meningkat. Artinya, selama Ramadan terjadi peningkatan pengeluaran energi.

Disebutkan pula, terjadi penurunan lemak tubuh meski asupan makan tetap sama. Selama puasa, asupan makanan sebenarnya bisa dikurangi dan tentu ini akan berdampak baik untuk kesehatan.

Riset lain menunjukkan, berpuasa dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Seperti dikatakan hasil riset Intermountain Health Care, Salt Lake City, Amerika Serikat. Hasilnya, mereka yang berpuasa berisiko 58 persen lebih rendah terkena penyumbatan pembuluh darah jantung. Sekitar 75 persen terjadi kemungkinan penyempitan pembuluh darah pada orang yang tak pernah puasa. Bahkan, sekitar 63% dari orang yang tidak pernah puasa tersebut, terkena penyumbatan arteri yang diakibatkan oleh banyaknya frekuensi makan.

Puasa juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh karena mengurangi konsumsi kalori dan membuat konsumsi oksigen menurun akibat laju metabolisme ikut menurun. Inilah yang mengakibatkan suhu tubuh orang yang sedang berpuasa juga menurun sehingga mengurangi produksi radikal bebas yang normalnya memang hanya sedikit terbentuk dalam tubuh. Pengurangan kalori dalam puasa juga meningkatkan sensitivitas insulin sehingga dapat mengontrol kadar gula darah. Ini akan mengurangi risiko diabetes melitus pada orang yang sehat. Demikian riset yang disebutkan oleh American College of Cardiology.

TIP PUASA SEHAT

Berikut kiat agar berpuasa tetap menyehatkan:

 1. Penuhi serat dan protein di waktu sahur

Sahur menjadi sangat penting bagi orang yang berpuasa. Meski menjadi waktu terakhir untuk makan dan minum, bukan berarti mereka makan sebanyak-banyaknya sebagai persiapan puasa sehari penuh.

Makanan sahur hendaknya mengandung banyak protein yang bisa ditemukan dalam telur, keju, yogurt, kacang-kacangan. Selain itu juga harus mengandung serat yang bisa didapat dalam buah, sayuran, biji-bijian dan sebagainya. Makanan yang terlalu manis atau tinggi karbohidat harus dikurangi.

2. Hindari makan berlebihan saat buka puasa

Pada saat berbuka, orang cenderung akan balas dendam. Sebaiknya, sebelum menyantap makanan tinggi kalori, buka puasa didahului dengan makanan ringan seperti sup atau salad. Juga, saat buka puasa hindari makanan cepat saji atau junk food. Usahakan antara waktu buka dan sahur mengonsumsi lima porsi buah dan sayur setiap harinya. Sangat penting juga mengonsumsi protein dan susu.

3. Hindari kue atau camilan berkalori tinggi

Bulan Ramadan merupakan waktu terbanyak tersedianya kue dan camilan sebagai makanan buka atau sahur. Namun sebenarnya jenis makanan seperti itu memiliki dampak negatif terhadap kesehatan, terutama kegemukan. Sebaiknya orang buka puasa ‘ngemil’ beberapa kurma atau almond, bukan kue atau camilan yang tidak sehat bagi tubuh.

4. Jaga suhu tubuh dan tetap hidrasi

Hindari tempat-tempat terbuka yang panas dan terik. Makan buah waktu sahur sangat dianjurkan karena air yang terkandung di dalamnya bisa menjaga tubuh tetap terhidrasi. Namun jangan minum banyak air sekaligus. Ikuti pola dua gelas waktu sahur, dua gelas waktu buka dan empat gelas di malam hari dengan rentang tiap 1 jam.

Hindari minum kopi dan teh karena menyebabkan haus berlebihan dan dehidrasi waktu siang. Untuk menambah energi, dianjurkan minum smoothies atau jus buah.

5. Puasa sesuai kemampuan fisik

Sebelum menjalankan ibadah puasa, sebaiknya berkonsultasi kepada dokter. Ini terutama bagi orang-orang yang memiliki riwayat kesehatan yang diperkirakan akan mengganggu ibadah puasanya, juga disarankan bagi ibu-ibu yang tengah hamil.***

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *