Kiat Sehat Saat Perjalanan Mudik, Cegah Tertular Penyakit

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Parents, Hari Lebaran atau Idul Fitri sudah tinggal menghitung hari. Tak heran bila sebagian masyarakat mulai merencanakan untuk mudik. Namun, akhir-akhir muncul kasus Flu Singapura yang semakin meningkat penyebarannya. Lalu, bagaimana agar tetap sehat selama mudik?

Salah satu upaya pencegahan agar terhindar dari penyakit adalah dilakukan vaksinasi. Namun, apakah untuk pencegahan atau penanggulangan Flu Singapura ini perlu dilakukan sebelum melakukan mudik?

Menjawab hal ini, Dr Nastiti Kuswandani, SpA(K) dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada vaksin untuk Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) yang dikembangkan secara luas untuk diterapkan atau diberikan kepada anak.

“Alasannya, pertama karena memang efektivitasnya belum diuji. Kedua, memang kasusnya tidak sefatal kasus-kasus yang lainnya. Akan tetapi, dalam segala situasi apalagi mau mudik. Mudik itu artinya kan bertemu dengan kerumunan banyak orang ya. Lengkapilah semua imunisasi yang diperlukan oleh anak sesuai dengan usianya,” jelasnya pada ada jumpa pers yang diselenggarakan secara online.

Pasalnya, lanjut dokter, di antara imunisasi-imunisasi yang diperlukan oleh anak tersebut, masih banyak penyakit penyakit lain yang mengancam, yang juga malah bisa membahayakan kalau anak terkena penyakit.

Misalnya, ada vaksin untuk radang paru akut, kemudian ada vaksin influenza dan lainnya. “Nah itu perlu dilengkapi, sehingga anak bisa tetap sehat atau tercegah dari infeksi yang menyerang saluran respiratorik dan bisa mematikan,” ulasnya.

Pencegahan lainnya secara umum, kata dokter, sama seperti kita menghadapi pandemi, yaitu mencuci tangan, mengenakan masker jika ada gejala penyakit.

Pada kesempatan yang sama, Prof. DR. Dr. Erlina Burhan, Sp.P(K), Ketua Satgas Covid PB IDI & Anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI menjelaskan bahwa mudik itu identik dengan keramaian. Jadi kalau seseorang berisiko mudah terinfeksi, misalnya orangtua atau memiliki komorbid punya risiko untuk tertular penyakit, sebaiknya waspada.

“Jadi kita tahu diri saja, pakai masker karena keramaian saat mudik tak bisa dihindari. Saya juga mengimbau kepada orang yang mudik yang bergejala penyakit jangan kemudian cuek, lindungilah orang lain ya, jadi gunakan masker,” tegasnya.

Gejala yang perlu diwaspadai terkait gangguan saluran pernapasan seperti batuk, bersin-bersin, pilek, nyeri tenggorokan, apalagi bila ada demam, kemungkinan ada infeksi virus atau bakteri. “Sekali lagi, kalau ada bergejala di saluran napas pakailah masker karena untuk melindungi orang lain,” ucapnya.

Apapun virus atau bakteri yang keluar dari saluran pernapasan akan menempel di masker sehingga tidak terlontar ke udara bebas yang kemungkinan berpotensi dihirup oleh orang lain.

Untuk vaksin, lanjutnya, khusus untuk influenza bagi orang dewasa disarankan apalagi bila memiliki komorbid berisiko. Sebaiknya mulai memikirkan untuk menjalani vaksinasi influenza.

Lalu, bicara kasus Flu Singapura yang terjadi setiap tahun, apakah ada periode tertentu terkait naiknya tren kasus ini di masyarakat? Menurut dokter, sebetulnya tidak ada tren yang sangat karakteristik. Namun, seperti kita ketahui, ini ada hubungannya dengan daya tahan tubuh, kemudian juga ada perubahan iklim. Tentu saja dari perubahan iklim ke musim hujan jadi banyak yang sistem imunnya menjadi turun.

Maka kita harus waspada menjaga diri jangan sampai tertular. Pasalnya, seperti kasus Covid ataupun Flu Singapura modus penularannya cukup banyak mulai dari kontak langsung. “Berawal lenting yang pecah pada cairannya itu ada virus. Kemudian juga dari rongga mulut sampai ke saluran napas nasofaring dan lain-lain  dari bersin dari batuk juga. Pokoknya dari cairan tubuh itu akan bisa menular. Jadi hindarilah berinteraksi atau bersentuhan dengan rang-orang yang sakit. Hindari kontak dengan menggunakan masker,” paparnya.

Berdasarkan informasi terkait meningkatkan kasus Flu Singapura ini, tentu saja kita harus meningkatkan kewaspadaan. Tapi, intinya juga jangan panik karena bisa menyebabkan stres berkepanjangan. Ini juga bisa menyebabkan sistem imun menurun.

Lalu, apa saja penyakit yang perlu diwaspadai saat arus mudik bagaimana menghindarinya? Menurut dokter, penyakit flu sangat-sangat mudah menular. Mobilisasi orang di keramaian juga harus diperhatikan.

Angka yang menyebutkan bahwa sudah lebih dari 5.000 kasus Flu Singapura di Indonesia itu hanya yang ternotifikasi terlaporkan. Biasanya kalau orang memeriksakan diri ke laboratorium yang memang terhubung dengan aplikasi Satu Sehat akan tercatat secara otomatis. Namun, banyak yang tidak melakukan pemeriksaan, merasa mengalami gejala nyeri tenggorokan, badan lemas, bantuk, bersin-bersin hanya istirahat di rumah. “Jadi kalau bergejala seperti ini kita anjurkan untuk diperiksa. Tapi kalau tidak periksa ya isolasi diri di rumah pakai masker.”

Mengenai mudik, Prof Erlina tak menampik kalau hal ini sudah menjadi tradisi. Bahwa masyarakat yang merantau harus bertemu dengan orangtua, mengunjungi rumah masa kecilnya, merasakan makanan Idul Fitri buatan orangtua dan lainnya, sehingga tak bisa dihindari.

“Saran kami untuk yang mudik untuk menjaga jarak, menjaga kebersihan, mencuci tangan, pakai masker dan kalau bergejala jangan dekat-dekat sama orang lain. Kita yang sehat jangan dekat-dekat orang bergejala, apalagi kalau orang dewasa punya komorbid belum divaksin dan sebagainya,” papar Prof. Erlina yang juga menegaskan bahwa kasus Flu Singapura ini takkan berlanjut menjadi pandemi.

Sementara itu, dr. Nastiti menjelaskan bahwa ada tiga tiga sistem yang paling berkontak dengan dunia luar. Pertama, sistem pernapasan yang sudah pasti mudah menghirup partikel-partikel yang tidak baik. Kedua, sistem pencernaan. Jadi makanan juga harus diperhatikan.

“Kalau sekiranya kita melihat dalam perjalanan mudik misalnya makanan itu kurang higienis dalam penyiapannya atau kok rasanya tidak enak, kelihatan kotor, ya jangan dimakan, nanti malah nanti menimbulkan sakit,” jelasnya.

Yang ketiga, lanjut dokter Nastiti, adalah kulit yang selalu harus dijaga. Hindari dari sinar matahari yang berlebihan dengan cara dilindungi menggunakan sunblock.

Dokter juga menjelaskan, bila kita melihat perilaku yang tidak sesuai ketika menggunakan sarana transportasi umum saat mudik, jangan segan untuk mengingatkan. Misalnya, ada yang tidak melaksanakan etiket batuk.”Sudah tidak pakai masker, batuk tidak ditutup atau meludah sembarangan atau merokok di tempat yang tidak seharusnya. Nah, itu jangan segan-segan untuk menegurnya karena tentu kesehatan untuk kita semua yang paling penting,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, DR. Dr. Moh. Adib Khumaidi, SpOT,  Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) juga mengingatkan kasus penyakit lain yang sedang meningkat juga adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Di rumah sakit bukan hanya pasien anak saja, namun orang dewasa juga mengalami penyakit ini. “Tentunya adalah untuk menjadi referensi untuk mengedukasi kepada masyarakat agar menjaga kesehatannya sekaligus juga jangan sampai nanti kemudian mengalami penyakit-penyakit,” jelasnya.

Doktor Adib juga menyadari, edukasi ini menjadi tanggung jawab IDI sebagai organisasi profesi untuk memberikan informasi yang sesuai dengan evidence base yang tepat dan juga bagaimana upaya-upaya penatalaksanaan, sekaligus sebagai bagian kewaspadaan masyaraka terkait dengan masalah penyakit-penyakit menular.

IDI akan selalu memberikan update perkembangan beberapa penyakit yang kecenderungan ada peningkatan-peningkatan kasus, penyakit-penyakit baru dan sebagainya, IDI akan menginformasikan kepada masyarakat Indonesia betapa pentingnya kewaspadaan, betapa pentingnya kita menjaga kesehatan dan betapa pentingnya kita melakukan upaya preventif promotif.

“Sakit itu tidak enak sakit itu mahal, tapi sehat menjaga kesehatan adalah cara mudah untuk kita supaya tidak menjadi sakit,” ucapnya.***

Ilustrasi: Pexels/El Jusuf

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *