Kiat Menjadi Orangtua Bagi Si Generasi Alfa

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

MYHOMMY.ID – Alvin (5) sangat asyik dengan gadget-nya. Ia mengutak-atik fitur gawai ibunya dengan serius. Keterampilannya menguasai kecanggihan teknologi memang patut diacungi jempol. Akan tetapi, ketika diajak bermain, ia tetap bergeming. Ia juga cukup sulit diajak bergaul dengan teman sebaya di sekitar rumah.

Itulah salah satu problem anak zaman kini. Seperti halnya Alvin, anak yang lahir di tahun 2011 hingga 2025 dikataan generasi alfa. Generasi ini memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Salah satunya, mereka mahir dengan teknologi dan kegunaan utama teknologi seperti handphone.

Menurut Satrianawati, M.Pd, dosen PGSD FKIP Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, karakteristik khas lain generasi ini adalah senang mendapat pujian sehingga banyak melakukan kegiatan yang over dihadapan orang banyak (‘superaktif’ dalam kategori baik), senang mengamati pekerjaan orang lain sehingga mendapatkan informasi baru untuk memberikan inovasi baru (inovator).

Mereka juga peka terhadap kondisi keluarga mereka terutama tentang keadaan ekonomi keluarga (litera), serta mereka memahami bahwa uang dan ketiadaan uang adalah suatu keburukan bagi mereka (materialistik).

SADAR DIRI

Selain itu, generasi alfa merupakan generasi yang mampu memahami kondisi dan menyadari apa yang harus dilakukannya di masa depan tentang pekerjaan atau profesi apa yang cocok untuk dirinya. Kesadaran akan dirinya tentang apa yang harus dimilikinya untuk menjadi seseorang dengan profesi tertentu merupakan hal yang hadir dengan sendiri dalam benaknya karena dipengaruhi oleh perkembangan budaya dan teknologi di lingkungan tempat tinggalnya.

Maka jangan heran bila generasi ini dikatakan generasi yang paling pintar dalam memahami situasi dan kondisi di lingkungannya. Generasi ini mulai litera dengan keadaan tempat tinggalnya tanpa diajarkan karena mereka mewarisi kemewahan dari bapak dan ibu mereka.

Nah, berdasarkan berbagai karakteristiknya tersebut, generasi alfa memang tak lepas dari kelebihan dan kekurangan yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari. Kelebihan dari generasi alfa berdasarkan karakteristiknya yaitu:

  1. Mahir Menggunakan Teknologi 

Generasi alfa yang mewarisi kemewahan orangtuanya cenderung mahir berteknologi terutama handphone. Alhasil, mereka kurang bersosialisasi dan berkomunikasi secara langsung. Komunikasi akan akrab dilakukan dengan mereka jika bermula dari yang namanya media sosial. Oleh karena itu, anak cenderung kesepian karena tidak berkomunikasi secara langsung.

Apa yang harus dilakukan? Orangtua perlu melibatkan anak dalam berbagai kegiatan menarik sehingga ia memiliki teman baru  secara langsung. Misal, ajak ia ke area publik sambil melakukan aktivitas yang menyenangkan, bersepeda, bermain bola, dan sebagainya.

Coba berkenalan dengan anak-anak lain di area publik tersebut. Jadi, ia tidak melulu mendapatkan kenalan atau teman dari media sosial. Dengan begitu, anak akan menyadari pentingnya memiliki teman untuk diajak berkomunikasi secara langsung. Ia pun tak lagi terlalu bergantung pada media sosial.

Apabila si generasi alfa ini dibiarkan atau tak ditemani, dikhawatirkan berdampak buruk. Ia bisa depresi dan cenderung menarik diri. Ia tak mau berkomunikasi dengan orang lain. Di sisi lain, ia justru akan merasa tertolak. Rasa tertolak ini tertanam dalam diri generasi alfa bahwa “Bagaimana bisa bergaul dengan orang lain sedangkan orangtua saja tidak mau mengajak saya bisa bersama orang lain”.

Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai orangtua untuk menjaga anak generasi alfa ini dari kebanyakan menggunakan media sosial dalam berkomunikasi. Kita perlu membuat kegiatan yang dapat mendukung anak bersosialisasi dengan orang lain tanpa melalui media sosial. Dengan begitu anak mendapatkan teman untuk bercerita dan bersenda gurau sehingga merasa jauh dari yang namanya rasa kesepian.

  • Senang mendapat Pujian

Kelebihan dari generasi alfa lain adalah senang mendapat pujian. Ia akan melakukan hal yang baik agar orang senang kepadanya. Tapi perlu diingat, kelemahannya, anak yang terlalu berani akan melakukan kegiatan yang akan membahayakan dirinya karena tidak memikirkan akibat yang dilakukan. Misalnya, anak ingin membantu ibunya memotong sayuran, sehingga ia mengambil pisau. Cara anak memegang pisau akan terlihat “menyeramkan”, tanpa sengaja ia bisa saja melukai dirinya sendiri.

Maka orangtua perlu mengalihkan perhatian anak dengan kegiatan atau permainan yang lain yang menarik perhatiannya. Jadilah sosok “teman” yang menyenangkan bagi anak. 

  • Suka tantangan dan mengamati profesi orang lain

Kelebihan generasi alfa lainnya adalah menyukai tantangan dan senang mengamati pekerjaan orang lain sehingga mendapatkan informasi baru untuk memberikan inovasi baru. Anak menjadi seorang inovator untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan berbeda dengan orang sebelumnya.

Akan tetapi, sisi kelemahannya, mereka yang memiliki inovasi baru akan kurang menghargai orangtua karena mereka merasa lebih hebat dari orang lain. Oleh karena itu, orangtua perlu menanamkan sifat cinta kasih kepada anak, yaitu senang memberi dan menghargai orang lain misalnya dengan mengajarkan budaya senyum salam, dan sapa.

  • Peka dengan kondisi ekonomi

Kemudian, kelebihan generasi alfa lainnya adalah mereka peka dengan kondisi ekonomi keluarga sehingga apabila mereka mampu menyesuaikan diri dengan apa yang perlu dan tidak perlu dimiliki. Ketika orangtua mengatakan belum memiliki uang maka si anak yang berada dalam kategori generasi alfa ini langsung menyadari bahwa apa yang diinginkannya harus ditunda.       

Begitu pula sebaliknya, anak-anak yang berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi tidak mampu akan menyadari sesuatu yang ingin dimilikinya perlu disesuaikan dengan keuangan orangtuanya.

Kekurangan dari generasi alfa ketiadaan uang dan kondisi ekonomi keluarga bisa membuat mereka malu dan mengurangi komunikasi dengan orang lain, sehingga anak menjadi tidak jujur dalam pergaulannya untuk menutupi identitas dirinya. Oleh karena itu, kemampuan generasi alfa untuk menjadi peka, sangat dipengaruhi oleh peran orangtua dalam mendidik mereka. Orangtua perlu mengarahkan anak dan memberikan ruang untuk anak bebas berinteraksi dengan teman-temannya.

5.Cenderung materialistik

Mereka memiliki pemahaman bahwa uang dan ketiadaan uang adalah suatu keburukan bagi mereka, mereka menjadi materialistik. Mereka mau mengerjakan apapun untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tentunya kelemahan generasi alfa adalah mereka yang materialistik menjadikan uang adalah sumber kebahagiaan utamanya.

Dalam hal ini, peran orangtua menghadapi anak yang tergolong dalam generasi alfa yang syarat dengan materialistik perlu memberikan pemahaman tentang kehidupan yang mereka alami dan menghadirkan nilai-nilai religiusitas dalam pendidikan anak ketika ia berada di rumah atau di samping orangtuanya.

Kegiatan mendidik anak dengan nilai religiusitas bagi yang beragama Islam, misalnya,  dapat dilakukan dengan cara menceritakan kisah-kisah yang ada dalam Al-Qur’an tentang harta yang dimiliki oleh karun, firaun dan lain sebagainya yang membuat mereka di azab oleh Allah. ***

Ilustrasi: Pexels/Garret Morrow

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *