MYHOMMY.ID – Time flies so fast. Begitu kata ‘pepatah asing’. Ya, waktu begitu cepat berlalu bak burung yang terbang nan terus menghilang. Sang jabang bayi yang sepertinya baru kemarin kita gendong-gendong, eh sekarang sudah besar dan bersekolah di Taman Kanak-Kanak (TK).
Ya, si prasekolah kini berat badan dan tinggi tubuhnya terus bertambah. Tentu tak hanya pertumbuhan fisik yang harus diperhatikan. Faktor perkembangan anak pun sebaiknya terpantau agar kita dapat memberikan stimulasi dengan tepat.
Nah, secara teori, definisi perkembangan adalah proses perubahan dan proses kematangan seseorang yang mesti dilaluinya sepanjang kehidupan.
Menurut Tri Puspitarini, M.Psi., Psikolog proses perubahan atau kematangan ini mencakup banyak aspek, antara lain adalah:
1.Aspek Pertumbuhan/Kematangan Fisik.
Ini mencakup organ tubuh, panca indera, perkembangan masa otak dan syaraf-syaraf, kemampuan gerak atau motorik, keseimbangan serta kesehatan.
2. Aspek Berpikir (Kognitif)
Poin ini meliputi atensi (konsentrasi), daya ingat, berpikir, logika, dan kreativitas.
3. Aspek Psikososial (emosi dan sosial)
Ini mencakup perkembangan emosi, adaptasi sosial, kepribadian, relasi dengan orang lain.
4. Aspek Bahasa
Hal ini meliputi kemampuan menerima pesan (bahasa reseptif) dan kemampuan menyampaikan (bahasa ekspresif).
5. Aspek moral
Ini mencakup kemampuan untuk menjustifikasi benar–salah, menyikapi standar/nilai sosial, memenuhi hak dan kewajiban, dan sebagainya (tidak ada yang baku, tergantung budaya dan lingkungan masing-masing).
5 CIRI PERKEMBANGAN PRASEKOLAH
Lalu, apa saja ciri-ciri perkembangan anak usia 4-6 tahun ini? Berikut di antaranya:
1.Perkembangan Fisik
Otot-otot anak makin berkembang, kuat dan memungkinkan anak untuk menguasai berbagai keterampilan. Sebagai dampaknya, keterampilan motorik makin terkendali, baik motorik kasar maupun motorik halus. Di usia ini, anak lebih banyak bergerak, seperti melompat, memanjat, menangkap/melempar, dll.
2. Perkembangan Otak
Otak salah satu organ yang perkembangan/kematangannya mengalami perubahan yang lebih cepat dibandingkan organ tubuh lainnya.
Perkembangan syaraf otak yang pesat di usia 4-6 tahun ini. memungkinkan anak siap merespons berbagai pengalaman belajar. Mulai dari siap untuk sekolah, bersosialisasi, belajar berbagai keterampilan dan sebagainya.
Stimulasi dari lingkungan amat dibutuhkan untuk memaksimalkan perkembangan otak pada usia ini, selain asupan gizi yang baik serta pengalaman pola asuh yang nyaman.
3. Perkembangan Berpikir/Inteligensi
Menurut Piaget, perkembangan berpikir/inteligensi anak usia 4-6 tahun berada pada tahap praoperasional dimana anak mulai mengolah dan menghadirkan dunia dalam pikirannya.
Ciri berpikir simbolik juga muncul pada usia ini. Misal, pesawat tidak harus hadir secara fisik untuk bisa dijelaskan dan dipikirkan, diwakili oleh simbol gambar ataupun huruf/kata. Anak bisa menggunakan sapu untuk menggantikan kuda, anak paham bila tidak terlihat bukan berarti hilang (sehingga anak mengerti bermain petak-umpet, anak mengerti aktivitas bertelepon, dll).
Namun pada tahapan ini juga ditandai oleh beberapa keterbatasan berpikir, antara lain:
- Cara berpikir egosentris. Anak cenderung melihat atau menginterpretasikan dunia dari sudut pandang diri sendiri.
- Inability to conserve. Anak tidak paham kalau massa benda tetap sama walau bentuknya diubah, anak tidak paham kalau jumlah air tetap sama walau wadahnya berganti.
- Animism. Suatu jalan berpikir yang memberikan ciri-ciri kehidupan pada benda mati (in-animate). Misal, boneka teddy bisa berbicara dengan temannya, anak percaya kalau boneka kesayangannya sedih kalau ditinggal.
- Magical thinking. Anak percaya ada kekuatan super atau ajaib, seperti kekuatan superhero, peri-peri, dll.
4. Perkembangan Bahasa
Berkembangnya bahasa menjadi kekuatan bagi anak untuk melakukan representasi mental (menghadirkan benda-benda atau hal atau seseorang dalam pikiran).
Penggunaan kata-kata dan berusaha memahami apa yang diwakili oleh kata-kata tersebut, memberikan perluasan berpikir untuk mengerti arti. Bahasa menggunakan simbol (huruf, kata), sarana bagi kita untuk berpikir dan mengerti akan konsep.
Perkembangan bahasa juga sangat mendukung anak untuk lebih mengerti akan konsep-konsep, seperti konsep besar-kecil (namun belum sampai pada keakuratan ukuran dalam ruang/dimensi/perspektif berbeda), konsep bentuk, warna, dan dalam konteks yang lebih umum tentang waktu. Misal, anak paham hari Minggu karena tidak ke sekolah, paham konsep malam dan siang.
5.Perkembangan Psikososial
Pada usia ini, wacana sosial lebih luas. Anak mulai berminat membuka relasi degan orang lain/ teman sebaya, lebih mandiri karena makin meningkatnya keterampilan hidup sehari-hari yang dikuasainya.
Selain itu, pengalaman dengan sekolah seperti bertemu guru, teman sebaya, tetangga, teman, dll, dapat mengembangkan perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian.
Dalam bergaul dengan orang lain, anak menyadari akan haknya serta efek tingkah laku dengan orang lain (konsekuensi dari tindakannya) serta belajar untuk menghargai hak dan martabat orang lain. Melalui interaksi dengan orang lain, anak juga dapat mengembangkan konsep dirinya.
STIMULASI TEPAT
Nah, orangtua tentu perlu melakukan stimulasi pada si prasekolah sesuai dengan tahapan perkembangannya. Berikut upaya yang bisa dilakukan:
- Perkembangan Fisik
-Berikan berbagai kesempatan pada anak untuk menggunakan otot besar seperti memanjat, dan melakukan berbagai keterampilan fisik yang menantang. Tak perlu khawatir berlebihan sehingga membatasi anak untuk menjajal kekuatan dan keterampilan tubuhnya. Orang tua juga harus aktif bergerak dan hindari terlalu banyak dengan gadget/televisi.
- Perkenalkan dengan berbagai material art (materi seni) dan kertas kosong. Material ini sebagai sarana mengasah koordinasi tangan, misalnya seewing cards dan biji-bijian. Ajak anak untuk berksperimen dengan bentuk-bentuk dan material. Selain itu, bantu anak untuk menggunting dan menggambar apa yang ia inginkan daripada mengikuti garis yang sudah ada pada buku cetak..
2.Perkembangan Intelektual/Berpikir
– Orangtua perlu menyediakan berbagai objek untuk dieksplorasi anak. Yang cukup mudah, sediakan berbagai tekstur melalui kegiatan memasak. Misalnya, mengenalkan berbagai jenis biji-bijian, sayur atau buah. Contoh lain, ajak anak membentuk tanah liat, melukis menggunakan jari, bermain kostum atau cat dan sebagainya.
Lakukan dalam kegiatan sehari-hari di rumah.
-Lakukan eksperimen-eksperimen dan berusaha menjawab setiap pertanyaan anak. Dorong anak untuk mencari tahu jawaban dan arti dari yang ditanyakan serta ajukan pertanyaan untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
– Sediakan buku-buku sesuai dengan tahapan berpikir dan bahasa anak. Ajak anak membaca bersama di rumah secara rutin.
– Lakukan kegiatan brainstorming untuk menilai sesuatu atau membuat keputusan untuk hal sederhana. Minta anak untuk menceritakan dirinya, Mama tahan diri untuk banyak bicara atau bertanya. Justru berikan kesempatan anak untuk berbicara tentang apa yang dilakukan, hindari komentar yang menjatuhkan.
3.Perkembangan Psikososial
– Bantu anak untuk mengembangkan hubungan persahabatan dengan teman sebaya.
-Orangtua perlu peka pada kondisi ketika anak bermain. Identifikasi apakah anak ditolak /diabaikan oleh teman atau kesulitan beradaptasi.
-Gunakan kata-kata dukungan pada perilaku prososial. Misalnya, ketika si prasekolah membantu/membela teman yang diganggu teman lain. Dukunglah dengan menyatakan bahwa Anda bahagia dengan sikapnya.
-Ketika anak mengalami konflik dengan teman, tunggu sampai ia merasa tenang untuk memecahkan konflik yang dialaminya. Gunakan bahasa dan kalimat yang tepat untuk melatih anak mengatasi konfliknya.
-Bantu anak untuk memahami bagaimana orang dapat sama sekaligus berbeda dalam karakteristik fisik, keluarga, dan budaya. Jelaskan bahwa setiap orang berharga dan spesial, serta perlakukan anak dengan penuh penghargaan agar dia dapat melakukan hal yang sama terhadap orang lain.
-Ajarkan empati dan usaha untuk memahami orang lain dan beritahukan kepada anak bagaimana perasaan orang lain terkait dengan apa yang sudah dilakukannya.
Keterampilan sosial dibutuhkan untuk menjaga hubungan pertemanan. Oleh karenanya, anak butuh untuk dilatih, disupervisi dan diberikan contoh dari hubungan sosial yang baik. Orangtua menjadi role model yang menunjukkan kebaikan dan empati. Menjadi orangtua yang mampu ’mendengarkan’ dan senantiasa memberikan feedback yang dibutuhkan anak.
SARAT MANFAAT
Sebenarnya ada banyak manfaat yang bisa dipetik bila kita memantau perkembangan si usia prasekolah sekaligus memberi stimulasi tepat. Berikut beberapa manfaat tersebut:
- Orangtua bisa segera mengenali apabila anak mengalami keterlambatan atau kelainan perkembangan. Apabila orangtua cepat mengenali adanya masalah maka akan dapat segera memberikan penanganan yang lebih sesuai. Misalnya, dengan cara berkonsultasi dengan ahli, melakukan modifikasi pola asuh, melakukan terapi dan lain-lain.
- Orangtua dapat memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anak. Dengan begitu, stimulasi yang diberikan tepat sasaran.
- Orangtua dapat menjadi mitra yang baik dengan sekolah, bekerja sama dalam rangka memberikan dukungan pada perkembangan anak dan pendidikannya.
- Orangtua menetapkan ekspektasi yang wajar dan sesuai. Tidak terburu-buru ingin membuat anak pintar, anak hebat, dan sebagainya.
- Orangtua dapat memberikan umpan balik yang pas dengan kebutuhan anak dan mendukung perkembangannya selanjutnya.
HAL PENTING LAIN
Ada beberapa poin lain yang penting diperhatikan orangtua dalam hal ini, yaitu:
*Banyak Belajar
Orangtua memiliki naluri mengasuh, memiliki kasih sayang dan kehangatan pada anak. Namun, ada baiknya orangtua lebih terbuka dan banyak belajar tentang anak sejak memutuskan ingin menjadi orangtua. Belajar bisa dari ahli, buku, data-data,teman dan komunitas, orangtua sendiri, an juga yang terpenting belajar dari anak.
- Kembangkan empati pada anak
Informasi tentang perkembangan anak dan berbagai ilmu parenting yang berkembang saat ini sangat baik. Namun perlu menyadari bahwa informasi yang terlalu banyak (overload) dapat menghambat kita untuk mengembangkan sikap dan rasa empati pada anak. Tiap anak memiliki kekhasan dan pembawaan yang tidak bisa disamaratakan perlakuannya dengan anak lain. Maka dalam mengembangkan pola-pola komunikasi, menerapkan aturan atau stimulasi, yang harus menjadi tolak ukur adalah kebutuhan dan jati diri si anak.
- Mengasuh anak dengan enjoy
Lakukan dan kembangkan pengasuhan dengan enjoy dan jangan terbebani. Terlebih, hindari terbebani oleh hal-hal ideal atau tekanan komunitas, entah itu keluarga, teman, sosial media, dsb.***
Ilustrasi: Pexels/Skitter Photo
0 Comments