MYHOMMY.ID – Tahun-tahun pertama anak hadir di dunia ini adalah masa yang menyenangkan ya, Parents. Rasanya luar biasa ketika melihat betapa pesatnya anak tumbuh dari bayi hingga balita.
Sayangnya, tidak hanya rasa senang dan bahagia saja yang memenuhi perasaan orang tua. Rasa khawatir juga tidak kalah besarnya. Apalagi jika melihat anak orang lain yang berumur sama dan sudah mencapai milestone atau tahap perkembangan yang lebih maju. dulu. Pertanyaan ‘normal tidak, ya?’ tentu sering melintas di kepala.
Seiring dengan semakin majunya teknologi, beberapa kondisi anak yang tidak normal sudah dapat dideteksi sejak dalam kandungan. Tapi banyak pula yang tidak terlihat hingga lahir. Oleh karena itu, orang tua wajib mengamati proses tumbuh kembangnya untuk memastikan bahwa Si Kecil sehat. Jika anak mengalami perlambatan pertumbuhan atau tidak mencapai milestone sesuai usia, sebaiknya segera konsultasi ke dokter karena makin dini makin baik.
Agar tidak terlambat, yuk pelajari tanda-tanda perkembangan anak terhambat. Berikut beberapa tandanya :
Tahapan Perkembangan/Developmental Milestone Tidak Sesuai
Tahapan perkembangan adalah daftar kemampuan anak sesuai usia. Walaupun laju tumbuh kembang tiap anak berbeda, ada batas waktu dimana Si Kecil harus sudah menguasai kemampuan tersebut. Berikut beberapa contoh milestone anak.
- Usia 3 Bulan
- Mengangkat kepala
- Mata mulai mengikuti gerakan obyek
- Menggenggam benda kecil
- Kepala memutar ke samping mengikuti gerakan cahaya atau suara
- Mengeluarkan suara atau cooing
- Tersenyum balim saat kita senyum
- Menangis saat lapar atau tidak nyaman
- Usia 6 Bulan
- Menggapai dan mengambil benda
- Duduk
- Berguling
- Mengikuti gerakan oran lain
- Bergumam atau babble
- Tertawa saat bahagia
- Berteriak ketika marah.
- Usia 12 Bulan
- Minum dari gelas tanpa bantuan
- Makan sendiri untuk beberapa jenis makanan yang dapat digenggam
- Berdiri sendiri selama beberapa menit.
- Duduk tegak
- Merespons musik dengan berjoget
- Mulai mengeluarkan 1 kata
- Menunjukkan rasa sayang pada anggota keluarga
- Menunjukkan rasa khawatur di sekitar orang asing
- Memahami petunjuk sederhana
Milestone tersebut masih berlanjut hingga anak berusia 5 tahun. Jika anak belum bisa melakukan sebagian besar kemampuan-kemampuan tersebut, bisa jadi ada masalah yang harus dikonsultasikan dengan dokter.
Tinggi Badan dan Berat Badan Tidak Sesuai
Selain milestone, indikasi lain bahwa perkembangan anak terhambat adalah bentuk fisik yang berbeda dari anak-anak kebanyakan. Ini meliputi 3 hal, berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Dikutip dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), salah satu indikasi anak normal adalah:
- Berat badan menjadi 3 kali berat lahir
- Lingkar kepala bertambah sekitar 10 cm
Namun perlu diingat bahwa tiap anak tumbuh dengan kecepatan yang berbeda-beda. Untuk melihat lebih detail, Parents dapat cek Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku Kesehatan Ibu Anak (KIA). Dalam buku tersebut terdapat kurva pertumbuhan anak yang digunakan oleh pemerintah Indonesia, yaitu kurva pertumbuhan World Health Organization (WHO) dan kurva dari Center for Disease Control (CDC).
Jadi selalu timbang dan ukur anak Anda ya, Parents. Hal ini penting untuk memastikan proses tumbuh kembangnya normal.
KPSP dan Prima
Untuk mempermudah orang tua, sebenarnya pemerintah kita sudah menyiapkan beberapa alat. Yang pertama adalah Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP). Kementrian Kesehatan membuat kuesioner ini agar orang tua lebih mudah memastikan laju perkembangan anak normal atau tidak. Terdapat 9-10 pertanyaan untuk tiap kelompok usia anak mulai dari 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan seterusnya hingga 72 bulan. Semakin sedikit jawaban Ya, maka ada yang salah dengan perkembangan anak.
Selain KPSP dari pemerintah, ada 1 alat lagi yang mempermudah orang tua memantau perkembangan anak, yaitu aplikasi Prima (Program IDAI Membangun Anak Indonesia). Aplikasi buatan IDAI ini dapat memantau pertumbuhan, perkembangan, jadwal imunisasi, dan akses ke KPSP.
Jika Khawatir Terhadap Proses Perkembangan Anak
Apabila setelah mengamati kurva dan mengisi KPSP, Anda merasa Si Kecil terlambat perkembangannya, segera konsultasi ke dokter. Dokter akan melakukan skrining atau tes yang dibutuhkan untuk anak.
Selain itu, dokter mungkin akan merujuk anak ke sub spesialis atau dokter spesialis lain untuk memeriksa anak lebih lanjut. Dokter yang biasanya menjadi rujukan antara lain :
- Dokter anak sub spesialis tumbuh kembang, dokter ini melewati pelatihan khusus mengenai proses tumbuh kembang dan merawat anak berkebutuhan khusus.
- Dokter spesialis saraf anak (child neurologist), dokter ini akan memeriksa hal-hal yang berhubungan dengan otak, tulang belakang, dan saraf.
- Psikolog anak atau psikiater.
Ada beberapa jenis keterlambatan perkembangan (developmental delays) yang dapat diketahui sejak dini. Terlambat bicara, motorik kasar, dan motorik halus biasanya terlihat ketika anak mulai balita. Namun untuk ketelambatan lain seperti, sosial dan emosional, pemprosesan sensorik, baru terlihat saat anak mulai masuk sekolah.
Beberapa anak memiliki risiko lebih besar mengalami developmental delay, seperti bayi yang lahir prematur, bayi yang lahir dari persalinan traumatis, atau bayi yang lahir dengan berat badan rendah. Risiko yang sama juga dimiliki oleh ibu hamil yang terinfeksi virus seperti toksoplasma, atau ibu hamil yang terpapar alkohol dan racun lainnya.
Terlepas dari semua kategori tersebut, semakin cepat anak mendapat diagnosa akan semakin baik untuk anak dan orang tua. Karena anak akan lebih cepat mendapat penanganan dan lebih mudah mengejar keterlambatannya.***
0 Comments