MYHOMMY.ID – Parents, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis data rekapitulasi bahwa dalam 24 jam terakhir suhu mayoritas wilayah Indonesia meningkat sebanyak lima derajat di atas suhu rata-rata maksimum harian. Dan, situasi cuaca panas ekstrem tersebut sudah terjadi atau bertahan lebih dari lima hari.
Menurut BMKG, cuaca panas ekstrem di Indonesia ini diakibatkan gerak semu matahari yang merupakan siklus tahunan dan diperkirakan hingga Agustus atau September 2024.
Adapun suhu yang meningkat ini di antaranya melanda DKI Jakarta, Pekan Baru, dan Sabang mencapai 34.4 celcius, Surabaya mencapai 35,4 celcius, Jayapura mencapai 35,6 celcius. Situasi cuaca atau suhu panas ini juga diperparah dengan pencemaran atau polusi udara.
Meski demikian, suhu panas yang melanda Indonesia tidak dipengaruhi gelombang panas (heatwave) yang tengah terjadi di sejumlah negara di Asia Selatan dan Tenggara.
Kondisi cuaca panas ekstrem dan polusi udara dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa bila seseorang sering terpapar cuaca panas ekstrem seperti ini bisa menimbulkan heatstroke atau serangan panas.
Heatstroke merupakan dampak paling berat akibat cuaca panas ketika tubuh tidak mampu mengontrol suhu badan. Selain heatstroke, risiko yang perlu diwaspadai lainnya adalah dehidrasi yaitu kondisi ketidakseimbangan tubuh yang ditandai dengan defisiensi atau kekurangan cairan dan elektrolit.
Dilansir laman Kementerian Kesehatan di kemkes.go.id, cuaca panas tidak hanya membuat aktivitas masyarakat menjadi terganggu, namun juga menyebabkan terjadinya berbagai potensi masalah kesehatan antara lain:
• Dehidrasi, heatstroke dan iritasi kulit yang ditandai dengan kelelahan, kulit kering serta warna air kencing yang keruh.
• Sakit kepala sebelah (migrain) akibat terpapar panas matahari ataupun terpapar polusi yang berlebihan.
• Panas dalam akibat kondisi cuaca yang panas dan diperparah dengan asupan makanan yang kurang tepat, seperti gorengan atau makanan pedas.
• Demam tinggi akibat paparan sinar matahari, sehingga menyebabkan suhu tubuh meningkat. Apabila tidak mendapatkan penanganan, akan berbahaya dan dapat merusak otak serta organ-organ vital di dalam tubuh kita.
Berikut tips menjaga kesehatan menghadapi cuaca panas ekstrem saat ini:
Cukupi Kebutuhan atau Konsumsi Air Mineral
Pastikan untuk mencukupi kebutuhan air minum untuk mencegah risiko dehidrasi. Jangan menunggu haus. Hindari minuman berkafein, minuman berenergi, minuman manis dan alkohol.
Lindungi Kulit dari Paparan Sinar Matahari
Hindari kontak langsung dengan sinar matahari. Pakai tabir surya atau sunscreen dengan nilai SPF minimal 30, gunakan topi atau payung. Pilih pakaian berbahan ringan dan longgar.
Hindari Aktivitas di Area Panas Terlalu Lama
Saat terjadi suhu yang meningkat ekstrem seperti sekarang ini sebaiknya menghindari kegiatan di area panas terlalu lama agar tak mengalami heat stroke. Manfaatkan waktu untuk beristirahat di area atau ruangan yang sejuk.
Perhatikan Sirkulasi Udara
Saat berada atau beraktivitas di dalam ruangan dalam situasi suhu ekstrem ini, pastikan sirkulasi udara berjalan dengan baik.
Hindari Pakaian Berwarna Gelap
Pakaian berwarna gelap cenderung menyerap panas lebih banyak. Karena itu, kenakan pakaian dengan warna cerah.
Hindari Berada di Kendaraan dalam Kondisi Parkir
Jangan berada di kendaraan dalam kondisi parker, baik dengan jendela terbuka maupun tertutup.. Sediakan botol semprot air dingin di dalam kendaraan.
Meminimalkan waktu berada di bawah paparan matahari antara pukul 10.00 WIB – 16.00 WIB. Usahakan untuk berteduh di antara pukul 11.00 -13.00 WIB>
Waspada bila muncul gejala-gejala seperti:
1. Keringat berlebih
2. Kulit terasa panas dan kering
3. Rasa berdebar atau jantung terasa berdetak lebih cepat
4. Kulit terlihat pucat
5. Kram pada kaki maupun abdomen
6. Mual, muntah, pusing
7. Urine yang sedikit dan berwarna kuning pekat.
Jika muncul gejala-gejala tersebut, dinginkan tubuh dengan kain basah atau spons basah pada pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya serta banyak minum air.
Jika masih bergejala, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan.***
Ilustrasi: Pexels/Kaique Rocha
0 Comments