Mengenal Tahap Perkembangan Motorik Anak, Bagaimana Stimulasinya?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

 

MYHOMMY.ID – Parents, pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya motorik kasar.  Apa itu motorik kasar? Nah, sebelum mengetahui perkembangan motorik kasar, perlu kita ketahui apa yang dimaksud dengan kata motorik.

Menurut Niesa Handayani, S.Psi., PGD., motorik berasal dari kata “motor” yang merupakan suatu dasar biologis atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Dengan kata lain, perkembangan motorik adalah suatu perubahan kemampuan gerak dari bayi hingga dewasa yang memperlihatkan interaksi positif dari otak, saraf, dan otot.

Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga, dan sebagainya.

Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencorat-coret, menyusun balok, menggunting, menulis, dan sebagainya. Nah, kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.

EMPAT KATEGORI

Elizabeth B Hurlock (2001) membagi fungsi dan manfaat keterampilan motorik menjadi 4 kategori, yaitu:

a. Keterampilan bantu diri (Self help)

Untuk mencapai kemandiriannya, anak harus mempelajari keterampilan motorik yang memungkinkan mereka mampu melakukan segala sesuatu bagi diri mereka sendiri. Keterampilan tersebut meliputi keterampilan makan, berpakaian, merawat diri, dan mandi.

b. Keterampilan bantu sosial (Social help)

Untuk menjadi anggota kelompok sosial yang diterima di dalam keluarga, sekolah, dan tetangga, anak harus menjadi anggota yang kooperatif. Contoh keterampilan agar dapat memeroleh peneriman sosial antara lain membantu pekerjaan rumah atau mengerjakan pekerjaan sekolah.

c. Keterampilan bermain

Untuk dapat menikmati kegiatan kelompok sebaya atau untuk dapat menghibur diri di luar kelompok sebaya, anak harus memelajari keterampilan bermain bola, mengambar, melukis, dan memanipulasi alat bermain.

d. Keterampilan sekolah

Pada tahun permulaaan sekolah, sebagian besar pekerjaan melibatkan keterampilan motorik seperti melukis, menulis, menggambar, membuat keramik, menari, dan bertukang kayu. Semakin banyak dan semakin baik keterampilan yang dimiliki, semakin baik pula penyesuaian sosial yang dilakukan semakin baik prestasi sekolahnya, baik dalam prestasi akademis maupun dalam prestasi yang bukan akademis

STIMULASI MOTORIK KASAR

Adapun cara menstimulasi motorik kasar yang dapat dilakukan adalah:

  1. Usia Batita (1-3 tahun)

Pada usia batita (1-3 tahun) anak mulai berjalan naik turun tangga dengan bantuan, sudah bisa berdiri dengan satu kaki, melompat, berputar, menangkap bola, dan mengayuh sepeda roda empat ataupun tiga, meskipun seluruh gerakannya masih belum stabil.

  • Usia prasekolah (4-5 tahun)

Perkembangan motorik kasar anak usia 4-5 tahun sudah dapat naik turun tangga tanpa berpegangan, berjalan dengan ritme kaki yang sempurna, memutar tubuh, melempar dan menangkap bola, menyetir sepeda roda tiga dengan kecepatan cukup dan luwes.

Orangtua perlu memperhatikan seluruh kegiatan pada anak usia batita dan prasekolah. Umumnya, ketika anak-anak bermain, akan muncul adanya keterampilan motorik baru yang masing-masing membentuk pola perkembangan. Kemudian, anak-anak akan mulai mengembangkan keterampilan baru lagi seiring dengan pertumbuhan badan dan kekuatan fisiknya.

Menjelang akhir tahun-tahun prasekolah, semua keterampilan
tersebut telah dikuasai secara matang, dengan kecepatan yang cukup dan didukung oleh daya tahan yang memadai. Tetapi orangtua harus bersabar dan terus memberikan apresiasi terhadap ketangkasan ini, terlebih ketika anak mulai bosan dan memerlukan perhatian dari lingkungannya. Keterampilan inilah yang disebut sebagai self-help skill (keterampilan menolong diri sendiri). Keterampilan menolong diri sendiri ini akan  mencapai puncak kesempurnaanya pada usia 6 tahun.

  • Usia SD awal (6-9 tahun)

Anak usia SD perkembangan motorik kasarnya menunjukkan perubahan yang cepat dari usia balita. Anak bertambah jauh melempar bola dan cekatan menangkapnya, mengendarai sepeda dengan bergaya atau bervariasi.

Anak-anak pada usia 6 – 9 tahun sudah mampu mengontrol dan mengoordinasi gerakan anggota tubuhnya seperti tangan dan kaki dengan baik. Otot-otot tangan dan kakinya sudah mulai kuat, sehingga berbagai aktivitas fisik seperti menendang, melompat, melempar, menangkap dan berlari dapat dilakukan secara lebih akurat dan cepat.

Di samping itu, anak juga makin mampu menjaga keseimbangan badannya. Penguasaan badan, seperti membongkok, melakukan bermacam-macam latihan senam serta aktivitas olah raga berkembang pesat.

  • Usia Premaja (10-12 tahun)

Pada anak usia ini, ia telah memiliki kemampuan motorik dasar, baik motorik kasar maupun motorik halus sebagai modal utama dalam mengikuti berbagai aktivitas di sekolah. Pada usia ini kekuatan otot anak akan berlipat ganda seiring dengan semakin banyaknya jumlah sel otot baru yang terbentuk.

Pada anak laki-laki, sel-sel otot baru yang dibentuk jumlahnya lebih banyak daripada anak perempuan, sehingga tidak heran kalau anak laki-laki biasanya lebih kuat dibandingkan dengan anak perempuan. Perkembangan motorik kasarnya dua kali lebih cepat dibandingkan ketika anak masih berusia 6 tahun.

Keterampilan motorik berkembang dalam urutan yang pasti sesuai dengan perkembangan masing-masing anak dan norma-norma umur  digunakan untuk mengukur kemajuan perkembangan seorang anak. Hal ini menunjukkan bahwa dengan bertambahnya umur, perkembangan motorik yang dimiliki tentunya semakin kompleks dan berbeda dengan sebelumnya. Akan tetapi, kemampuan motorik sebelumnya merupakan dasar dari kemampuan motorik berikutnya.

Dengan kata lain, motorik anak usia batita, prasekolah, SD, dan bahkan SMP masing-masing berbeda. Motorik di usia batita dan prasekolah merupakan dasar bagi perkembangan motorik di usia SD, begitu pula selanjutnya motorik di usia SD merupakan dasar bagi perkembangan motorik usia SMP.***

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *