5 Aktivitas Bermain untuk Stimulasi Otak Anak

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

MYHOMMY.ID – Parents, lebih dari 1 juta koneksi saraf baru terbentuk setiap detik sepanjang tahun-tahun awal seorang anak. Namun, koneksi di otak akan memudar jika tidak digunakan, itulah sebabnya stimulasi dini pada otak akan meningkatkan kemampuan sosial, emosional, dan kognitif di kemudian hari.

Meskipun hampir semua aktivitas berpotensi menstimulasi, ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk mendorong eksplorasi anak agar koneksi saraf dapat berkembang optimal.

Dalam pembahasan kali ini, kita akan mengeksplorasi lima cara berbasis bukti di mana orang tua dan pendidik anak-anak usia dini dapat mendorong eksplorasi dan keceriaan anak.

Stimulasi atau rangsangan dapat bervariasi dalam tempo, frekuensi, atau konsistensi dari waktu ke waktu. Bayangkan betapa banyak cara sebuah cerita bisa dibaca, misalnya, atau betapa riuhnya permainan kejar-kejaran.

Kegiatan stimulasi tepat dan efektif ketika seorang anak siap untuk bereksplorasi dan ketika mereka membutuhkan dorongan dan dukungan dari orang lain yang lebih kuat dan berpengetahuan. Yang penting, stimulasi menyebabkan pembelajaran, dalam segala bentuknya.

Ada lima kategori permainan yang menstimulasi bayi, balita, dan anak pra sekolah terkait dengan serangkaian hasil positif, terutama pada anak usia dini. Berikut di antaranya:

  1. Aktivitas stimulasi

 Aktivitas seperti membaca, menyanyi dan bercerita, merupakan semua bentuk interaksi yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Penelitian menunjukkan efek positif pada bahasa anak, berhitung, memori, eksplorasi, dan pemecahan masalah, dan beberapa penelitian menunjukkan efek hingga 15 bulan kemudian.

Apa yang dapat Anda lakukan: Membaca, berbicara, menyanyi, berjalan, menggambar…

2. Stimulasi sensorik

Interaksi seperti pijatan atau stimulasi gerakan, khususnya pada bayi, dapat mempengaruhi fisiologi dan kognisi anak. Perawatan Kanguru  adalah penerapan prinsip-prinsip proprioception  yang sudah dikenal luas, begitu juga dengan semua jenis ‘permainan’ motorik dengan anak-anak. Stimulasi sensorik seperti itu dapat meningkatkan oksitosin dan menurunkan detak jantung.

Apa yang dapat Anda lakukan: Sentuh, tahan, pijat, gerakkan…

3. Stimulasi kognitif

 Stimulasi verbal dapat terjadi melalui pengasuhan yang membuat pernyataan deskriptif dan reflektif, serta pertanyaan umum ‘siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana’. Saat ini terdapat ratusan penelitian yang menunjukkan efek positif stimulasi kognitif terhadap kosa kata, membaca, dan berhitung anak.

Apa yang dapat Anda lakukan: Bicara, bertanya…

4. Stimulasi sensitif

 Jika permainan yang menstimulasi dikombinasikan dengan kepekaan atau kehangatan pengasuhan, maka interaksi tersebut dapat meningkatkan regulasi emosional dan kesejahteraan psikologis anak. Sebuah penelitian menunjukkan efek positif dari stimulasi sensitif ayah 16 tahun kemudian (Grossmann et al., 2002).

Apa yang dapat Anda lakukan: Mendorong, menyemangati, menantang…

5. Stimulasi terpadu

Ketika pengasuhan menginspirasi kemauan dan kompetensi anak dalam berbagai konteks permintaan, seperti hal baru atau kesulitan baik secara fisik maupun psikologis, maka keterampilan sosial dan pengaturan diri anak akan meningkat. Misalnya, serangkaian penelitian menunjukkan bahwa interaksi yang menantang dari orang tua membantu mencegah kecemasan pada anak (Majdandžić et al., 2018).

Apa yang dapat Anda lakukan: Mendorong, menantang, bersaing, menegaskan, …

Penelitian menunjukkan bahwa permainan yang menstimulasi orang tua dapat diukur, kompleksitasnya bervariasi, dan berhubungan positif dengan berbagai perilaku anak. Dalam beberapa penelitian baru, permainan stimulasi yang dilakukan ibu dan ayah, dan analisis awal menunjukkan bahwa ibu lebih merangsang dalam aktivitas stimulasi kognitif, sedangkan ayah mendapat skor lebih tinggi dalam stimulasi sensorik, stimulasi sensitif, dan interaksi stimulasi terintegrasi.

Dan, interaksi yang merangsang dari kedua orang tua mempunyai hasil yang baik bagi anak-anak, meskipun gaya interaksi mereka berbeda. Pengkategorian jenis interaksi bermain yang menstimulasi ini dapat membantu pendidik anak usia dini untuk dengan percaya diri merancang cara-cara yang dapat menantang pertumbuhan kognitif, emosional dan fisik anak-anak dan yang mewakili sistem keluarga dan pengasuhan yang lebih luas.***

Ilustrasi: Chris G/Pexels

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *