MYHOMMY.ID – Parents, tantrum pada anak adalah bagian normal dari masa pertumbuhan. Bagaimana cara tepat merespons tantrum dan bagaimana cara mencegah tantrum pada anak? Yuk simak uraiannya.
Suatu ketika, Bunda mengajak si kecil ke supermarket atau pasar swalayan. Kemudian, ia menginginkan sesuatu namun Bunda tidak membelikan atau mengabulkan permintaannya. Seketika si kecil tantrum, menangis sejadi-jadinya dan mengamuk tak karuan karena keinginannya tidak terwujud.
Apa respons terbaik yang bisa kita lakukkan? Mengapa krisis emosional ini bisa terjadi? Bisakah Anda mencegahnya? Simak tips tantrum berikut ini.
Mengapa tantrum bisa terjadi?
Tantrum adalah ekspresi rasa frustrasi anak terhadap keterbatasannya atau kemarahan karena tidak mampu mencapai apa yang diinginkannya. Mungkin anak mengalami kesulitan dalam memikirkan sesuatu atau menyelesaikan suatu tugas. Mungkin anak tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan perasaannya. Frustrasi ini bisa memicu ledakan kemarahan, sehingga menimbulkan kemarahan.
Jika anak merasa lelah, lapar, merasa sakit, atau kecewa, ambang frustrasinya kemungkinan besar akan lebih rendah – dan kemungkinan besar terjadi tantrum.
Apakah anak kecil sengaja mengamuk?
Seperti dilansir dari mayoclinic.org, anak kecil tidak berencana mempermalukan orang tuanya. Bagi sebagian besar balita, tantrum adalah salah satu cara untuk mengekspresikan rasa frustrasinya. Bagi anak yang lebih besar, tantrum mungkin merupakan perilaku yang dipelajari.
Jika Anda menghadiahi anak dengan sesuatu yang diinginkan anak – atau Anda membiarkan anak keluar dari situasi tersebut dengan mengamuk – kemungkinan besar kemarahannya akan terus berlanjut.
Bisakah tantrum dicegah?
Mungkin tidak ada cara yang mudah untuk mencegah tantrum, namun ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mendorong perilaku baik bahkan pada anak kecil sekalipun,
Misalnya:
• Bersikaplah konsisten. Tetapkan rutinitas harian sehingga anak tahu apa yang diharapkan. Sebisa mungkin patuhi rutinitas, termasuk waktu tidur siang dan waktu tidur. Temperamen anak bisa menjadi pendek jika ia kurang istirahat atau waktu tenang.
• Rencanakan ke depan. Jalankan tugas saat anak tidak lapar atau lelah. Jika Anda berencana mengantre, siapkan mainan kecil atau makanan ringan untuk mengisi waktu anak.
• Biarkan anak membuat pilihan yang tepat. Hindari mengatakan tidak pada segala hal. Untuk memberikan balita Anda rasa kendali, biarkan dia membuat pilihan. “Apakah kamu ingin memakai baju merah atau baju biru?” “Apakah kamu ingin makan stroberi atau pisang?” “Apakah kamu ingin membaca buku atau membangun menara dengan balok?”
• Pujilah perilaku yang baik. Berikan perhatian ekstra ketika anak berperilaku baik. Peluklah anak atau beri tahu anak betapa bangganya Anda ketika dia membagikan atau mengikuti arahan.
• Hindari situasi yang mungkin memicu tantrum. Jangan berikan anak mainan yang terlalu canggih untuknya. Jika anak meminta mainan atau camilan saat Anda berbelanja, hindari area yang memajang atau menyediakan mainan atau camilan itu. Jika balita bertingkah di restoran karena tak sabar menunggu, pilihlah tempat yang menawarkan layanan cepat atau membeli dengan dibawa pulang/tidak makan di tempat.
Apa cara terbaik untuk merespons tantrum?
Biasanya, cara terbaik merespons tantrum adalah dengan tetap tenang. Jika Anda merespons dengan ledakan kemarahan yang keras, anak mungkin akan meniru perilaku Anda. Membentak anak agar tenang juga kemungkinan besar akan memperburuk keadaan.
Sebaliknya, cobalah mengalihkan perhatian anak. Menawarkan membaca buku, berpindah lokasi, atau membuat wajah lucu mungkin bisa membantu. Jika Anda meminta anak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya, tindak lanjuti dengan menawarkan bantuan.
Jika Anda meminta anak untuk tidak bermain di area tertentu, pertimbangkan untuk menunjukkan kepadanya di mana bermain diperbolehkan.
Jika anak memukul atau menendang seseorang atau mencoba lari ke jalan, hentikan perilaku tersebut dengan menggendongnya sampai dia tenang. Saat anak sudah tenang, jelaskan aturan dengan tenang.
Bagaimana jika anak menjadi destruktif atau berbahaya?
Jika amukan meningkat, jauhkan anak dari situasi tersebut dan berikan waktu istirahat:
• Tempatkan anak di tempat yang membosankan, seperti di kursi di ruang tamu atau di lantai di lorong. Tunggu sampai anak tenang. Pertimbangkan untuk memberikan waktu istirahat/time out satu menit untuk setiap tahun usia anak.
• Tetaplah melakukannya. Jika anak mulai berkeliaran sebelum waktu istirahat berakhir, kembalikan dia ke tempat waktu istirahat yang telah ditentukan. Jangan menanggapi apa pun yang dikatakan anak saat dia berada dalam waktu istirahat.
• Tahu kapan harus mengakhiri batas waktu. Ketika anak sudah tenang, diskusikan secara singkat alasan waktu istirahat tersebut dan mengapa perilaku tersebut tidak pantas. Kemudian kembali ke aktivitas biasa.
Kapan bantuan profesional dibutuhkan?
Ketika pengendalian diri anak meningkat, tantrum akan berkurang. Kebanyakan anak mulai mengalami lebih sedikit tantrum pada usia 3,5 tahun. Jika anak menyebabkan cedera pada dirinya sendiri atau orang lain, menahan napas saat mengamuk hingga pingsan, atau mengamuk semakin parah setelah usia 4 tahun, sampaikan kekhawatiran Anda kepada dokter anak. Dokter mungkin mempertimbangkan masalah fisik atau psikologis yang dapat menyebabkan tantrum.
Ilustrasi: Jep Gambardella/Pexels
0 Comments