Memantau Tumbuh Kembang Anak Usia 6-9 Tahun, Perhatikan Hal Ini

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

MYHOMMY.ID – Parent, proses tumbuh kembang Si Kecil terkadang membuat orang tua khawatir ya. Apalagi jika Si Kecil adalah anak pertama. Hal yang dikhawatirkan adalah apakah proses tersebut berjalan dengan semestinya, atau terhambat. Pada umumnya, tahap tumbuh kembang ini dipantau sejak Si Kecil lahir hingga usia 5 tahun, mulai dari kognitif, motorik, dan aspek lainnya.

Saat anak mulai menginjak usia 6 tahun atau mendekati usia sekolah, beberapa aspek sudah lebih matang, misalnya kemampuan motorik. Tapi masih ada hal-hal lain yang sebaiknya diperhatikan terkait proses tumbuh kembang ini.

Usia 6 – 9 tahun, atau dikenal juga sebagai middle childhood, adalah masa dimana anak mengalami banyak perubahan. Pada masa ini anak mulai belajar lebih mandiri. Ia mulai melakukan beberapa hal sendiri, seperti memakai baju dan mengikat tali sepatu sendiri. Kemampuan motorik anak juga sudah lebih baik, misalnya kemampuan menangkap bola dengan lebih mudah.

Pada usia 7 tahun, Si Kecil akan mulai masuk sekolah. Anak akan mulai mengenal dunia baru, teman-teman baru sendirian, tanpa Anda. Persahabatan menjadi hal penting bagi anak, demikian pula dengan waktu yang ia habiskan Bersama orang-orang yang bukan keluarganya. Mungkin terdengar sepele, tapi bagi anak, ini adalah pertama kalinya hal itu terjadi.

Kemampuan bersosialisasi dan perkembangan mentalnya akan berkembang pesat pada periode ini. Oleh karena ini, masa 6-9 tahun ini juga merupakan waktu kritis bagi anak untuk mengembangkan rasa percara dirinya, lewat berteman, lewat tugas-tugas sekolah, dan berolahraga.

Berikut beberapa perubahan anak pada usia 6-9 tahun.

  1. Perubahan emosi/kemampuan social
  2. Menunjukkan kemandirian dan keinginan untuk lebih bebas dari orang tua dan keluarga.
  3. Mulai memikirkan masa depan.
  4. Mulai memahami posisinya di keluarga dan di lingkungan yang lebih besar.
  5. Mulai memerhatikan kerjasama tim dan persahabatan.
  6. Masih suka bermain sendiri, tapi keberadaan teman mulai menjadi penting.
  7. Ingin diterima oleh teman-temannya.
  8. Bisa berbagi.
  9. Suka menirukan orang dewasa.
  10. Cenderung lebih suka bermain dengan teman yang berjenis kelamin sama.
  11. Kadang suka tantrum.
  • Kemampuan berpikir
  • Menunjukkan perkembangan mental yang pesat.
  • Dapat menceritakan pengalamannya dengan lebih baik.
  • Dapat mengekspresikan perasaan dan pikirannya dengan lebih jelas.
  • Tidak lagi focus hanya pada dirinya sendiri dan mulai memikirkan hal-hal lain di sekitarnya.
  • Mulai memahami konsep bahwa berlatih suatu aktivitas akan membuat ia semakin mahir.
  • Kemampuan Motorik dan perubahan fisik
  • Kehilangan gigi susu pertamanya.
  • Memiliki kemampuan pengelihatan setajam orang dewasa.
  • Bisa bermain lompat tali.
  • Bisa berseped.
  • Dapat mengontrol gerakannya.
  • Mampu melompat, melewati dan mengejar.
  • Dapat menggunakan slat seperti palu atau obeng.
  • Kemampuan belajar
  • Memahami konsep nomor.
  • Memahami perbedaan siang hari dan malam hari.
  • Dapat membedakan tangan kiri dan tangan kanan.
  • Dapat mengenali bentuk kompleks seperti wajik.
  • Mampu memahami jam.
  • Dapat memahami 3 instruksi yang berbeda.
  • Dapat menjelaskan objek dan kegunaannya.
  • Dapat mengulangi menghitung ke belakang.
  • Dapat membaca buku sederhana.
  • Memahami tanggal.
  • Memahami konsep luar angkasa.
  • Dapat menyebutkan bulan dan hari secara berurutan.
  • Mulai suka mengoleksi barang.

Peran Orang Tua

Si Kecil memang jadi lebih mandiri setelah masuk sekolah. Namun bukan berarti tugas Anda berkurang. Ada beberapa tips positive parenting yang dapat Anda terapkan agar Si Kecil menjalani fase middle childhood ini dengan lebih mulus.

  • Berikan perhatian pada anak dan akui pencapaiannya.
  • Bantu ia memahami bentuk tanggung jawab dengan memberi tugas rumah tangga, seperti membantu menyiapkan meja makan sebelum waktu makan tiba.
  • Mengobrol dengan anak tentang sekolah, teman-temannya, dan hak yang ia nantikan esok hari.
  • Bicarakan tentang pentingnya menghormati orang lain.
  • Dorong anak suoaya membantu orang yang sedang membutuhkan bantuan.
  • Aktif di sekolah Si Kecil. Sering-seringlah bertanya pada guru dan staff sekolah untuk memahami lebih jauh tentang tujuan pembelajaran dan cara orang tua untuk membantu mencapai tujuan tersebut.
  • Ajari anak tentang pentingnya bersabar dengan cara mengantri atau memberikan tugas sebelum bermain.
  • Tetaplah membacakan buku untuk Si Kecil, walaupun ia mungkin sudah bisa membaca sendiri. Ketika ia sudah lebih lancer membaca, minta Si Kecil membacakan buku itu untuk Anda.
  • Fokuslah memuji usaha anak dan bukan memuji karakter yang cenderung tidak bisa diubah. Misalnya, daripada mengatakan “Wah, kamu pintar sekali, Nak,” lebih baik Anda memuji “kamu sudah bekerja keras untuk menyelesaikan tugas ini ya, Nak.” 
  • Dukung anak menyelesaikan tantangan baru sendiri. Misalnya saat ia berbeda pendapat dengan temannya, biarkan anak menyelesaikan masalah itu sendiri. Moms dapat memberi nasihat, tapi jangan maju dan menyelesaikannya sendiri ya.
  • Dorong anak untuk aktif dalam komunitas atau ekstra kurikuler di sekolah, seperti tim olahraga atau menjadi sukarelawan.
  • Disiplinkan anak untuk menuntun ia ke aturan yang benar dan untuk melindunginya dari hal-hal berbahaya. Jangan menjadikan disiplin sebagai bentuk hukuman yang membuatnya merasa menjadi orang jahat. Oleh karena itu, penting bagi Anda dan Si Kecil untuk berdiskusi setelah mendisiplinkan anak.

Tubuh yang Sehat

  • Pastikan anak mendapat waktu tidur yang cukup atau sekitar 9-12 jam termasuk tidur siang.
  • Pastikan anak melakukan aktivitas fisik minimal 1 jam per hari tiap harinya.
  • Batasi screen time 1-2 jam per hari.

Ilustrasi: Yan Krukau/Pexels

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *