Pentingnya Serat pada Makanan Anak, Ini Pilihan Menunya

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

MYHOMMY.ID – Parents, banyak anak yang belum doyan makan sayur. Padahal, sayur (dan juga buah) sebagai sumber serat bisa dibilang sebagai “ alat pembersih saluran pencernaan”. Kenapa demikian? karena dengan serat dapat membantu mengeluarkan kotoran-kotoran yang ada pada usus.

Serat pangan atau dietary fiber merupakan komponen bahan makanan nabati yang tersusun dari karbohidrat yang memiliki sifat resisten terhadap pencernaan dan penyerapan di usus halus serta mengalami fermentasi sebagian di usus besar.

Nah, adapun sumber makanan yang mengandung serat adalah:

-Buah-buahan

-Sayuran

-Serealia seperti gandum, sorgum, jagung, beras merah, oatmeal, cornflakes, dan bekatul.

-Biji-bijian seperti kacang hijau, kacang hitam, edamame, dan kacang polong

Ada beragam fungsi dan manfaat serat yang perlu kita tahu yaitu:

-Mencegah sembelit

-Mencegah kanker usus

-Mengontrol kadar gula darah dan tekanan darah.

-Menurunkan berat badan

-Menurunkan kadar kolesterol serum (mengurangi resiko terjadinya penyakit jantung, stroke, dan lainnya).

KENALKAN SEJAK DINI

Bahan makanan mengandung serat sebaiknya kita kenalkan pada si buah hati sejak dini. Terutama sejak anak mengonsumsi makanan

pendamping ASI yaitu pada usia di atas 6 bulan. Pada usia 6-9 bulan serat

diberikan dalam bentuk halus atau blenderize.

Pada usia 9 – 12 bulan diberikan dalam bentuk saring kasar. Lalu, pada usia di atas 1 tahun diberikan dalam bentuk utuh.

Contoh konkret menu/makanan yang kaya akan serat yaitu dibuat smoothis buah yang manis, puding buah, jus sayur dan buah. Sebenarnya pada setiap kali waktu makan diharapkan orangtua selalu menyertakan sayur dan buah dalam menu si kecil.

Nah, bila anak kurang mengonsumsi makanan berserat, kelak ia berisiko mengalami bermasalah masalah kesehatan. Misalnya, konstipasi (susah buang air besar), hemoroid (wasir), obesitas (kegemukan), kanker rectum (usus), serta penyakit degeratif seperti penyakit jantung, stroke, diabetes melitus, dan hipertensi yang terjadi lantaran penumpukan lemak “tidak dibersikan” oleh serat atau fiber.

SESUAIKAN KEBUTUHAN

Lalu, berapa sebenarnya jumlah serat per hari yang dibutuhkan anak?. Secara umum, untuk anak usia batita (di bawah tiga tahun) konsumsi serat cukup 2 porsi per hari ( atau 200 gram per hari. Yaitu setara dengan makan 2 mangkuk sayuran.

Lalu, ditambahkan dengan buah 2 buah perhari. Sedangkan untuk anak usia 5 tahun ke atas, dianjurkan mendapatkan 3 porsi perhari ( 300 gram).

Bila kelebihan mengonsumsi makanan berserat, risiko yang muncul adalah mengakibatkan produksi gas dalam pencernaan menjadi lebih banyak dan mengakibatkan penyerapan magnesium, kalsium zat besi akan terhambat. Selain itu juga akan berisiko menyebabkan diare.

Berikut trik mengolah makanan berbahan serat supaya anak

tertarik mengomsusinya:

-Perhatikan penyajian sayuran, bentuk dan buatlah semenarik mungkin

-Coba diolah sesuai dengan selera anak. Misalnya, brokoli ditambakan saus mayonaise atau ayam berbalut sawi putih/hijau. Atau dibuatkan nasi orange (nasi + cacahan wortel halus), Nasi ungu ( nasi + sari bit).

Parents juga bisa mencoba membuat camilan dari serat, misalnya adalah:

a. Puding buah ( agar-agar ditambahkan dengan susu+ gula dan potongan

buah/jus buah)

b. Jus sayur + buah ( contohnya wortel dan jeruk manis / pepaya + wortel)

c. Puding oatmeal

d. Snack cornflakes ( Cornflakes + potongan buah + susu )

Yang jelas, agar si kecil suka mengonsumsi makan berserat, pada setiap kali menu tidak boleh dilewatkan menu sayur dan buah. Lalu, ketika anak makan, harus ada role model agar anak meniru pola makan baik

yang seimbang. Panutan itu utamanya adalah dari orangtua.

Tak kalah  penting, buatlah penyajian sesuai selera anak dan mampu menarik perhatiannya. Alhasil, diharapkan anak doyan makan berserat. Satu lagi, tak boleh ada unsur pemaksaan dalam memakan menu berserat ya. Buatlah  lingkungan makan itu menyenangkan bagi sang buah hati.

SERAT ITU SAHABAT

Mari kita mulai menanamkan bahwa sayuran dan buah adalah sahabat bagi  anak dan juga orangtua. Nah, ada beberapa tahap dalam menjadikan sayur sebagai sahabat, yaitu:

Tahap pertama: Perkenalan.

Kenalkan anak dengan sayur dan buah sedini mungkin.  Jika mau menyajikan makanan harus selalu ada sayur dan buah, dan ketika makan di restoran pilih menu yang ada komposisi sayurnya. Jika anak sudah kenal dengan sayur dan buah, ia akan menjadi akrab dan akan berlanjut pada tahap kedua.

Tahap kedua: Persahatan dengan sayuran dan buah.

Pilihkan sayur dan buah yang disukai dan enak rasanya, sesuai dengan selera. Alangkah baiknya jika suka dengan semua sayur dan buah.

Tahap ketiga: Habit/kebiasaan

Jika sudah sering menemukan sayuran dan buah pada

menu yang akan dimakan, akan menjadi kebiasaan ia untuk makan sayur dan buah setiap harinya. Ia akan merasa kurang rasanya jika makan tanpa sayur dan buah.

Yang perlu dicatat, pengolahan sayur jangan sampai layu atau terlalu matang. Kenapa? Karena akan merusak vitamin mineral yang ada didalamnya. Jika mau mencuci sayuran dan buah alangkah baiknya jika dicuci dengan menggunakan air mengalir dan tidak ditambahkan bahan kimiawi pencuci sayur atau buah.***

Ilustrasi: Pexels/ Jane Trang Doan

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *