Kiat Mengasah Logika Anak Prasekolah dengan Bermain Balok

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

MYHOMMY.ID – Parents, sesuai tahap perkembangan kognitif menurut Piaget, anak usia prasekolah berada pada tahap praoperasional. Pada tahap ini, anak berpikir secara simbolik, ditandai dengan penggunaan benda-benda untuk mewakili apa yang ada dipikirannya. Nah, salah satu alat permainan yang banyak digunakan untuk menstimulasi perkembangan kognitif di usia ini adalah balok-balok.

Namun jenis balok seperti apa yang dapat digunakan untuk mengasah perkembangan kognitif dan kecerdasan anak? Apakah terdapat perbedaan dari segi bentuk, jumla dan ukuran balok yang digunakan oleh anak prasekolah, khususnya usia 4-5 tahun? Jawaban hal tersebut dijabarkan pada penjelasan berikut ini.

BALOK BERAGAM BENTUK

Menurut Della Raymena Jovanka, S.Pd.,M.Si, staf akademik pada Program Studi PGPAUD, FKIP Universitas Terbuka, balok merupakan alat permainan multiguna yang dapat mengasah kecerdasan dan kreativitas anak. Mulai dari anak baru bisa menggenggam sesuatu hingga anak memasuki usia sekolah, menikmati permainan balok ini. Semakin dini usia anak, semakin besar ukuran balok yang digunakan, namun tentu saja ringan sehingga anak dapat dengan mudah menggunakan balok tersebut.

Seiring bertambahnya usia dan perkembangan motorik anak, jumlah dan ukuran balok yang digunakan pun akan berbeda. Tentu saja anak usia 2 tahun tidak mungkin diberikan balok yang berukuran kecil dan berjumlah banyak. Selain takut tertelan, perkembangan motorik mereka belum mampu untuk menyusun balok yang berukuran kecil dan banyak.

Nah, ketika memasuki usia prasekolah (4-5 tahun), anak mulai dapat diberikan balok-balok kayu (biasanya disebut unit blocks) seperti yang sering dijumpai di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) seperti Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-kanak (TK).

Balok kayu yang digunakan di lembaga PAUD ataupun di rumah-rumah biasanya sudah dirancang sedemikian rupa sehingga bentuknya beragam dan beratnya disesuaikan dengan usia anak. Balok tersebut terbuat dari kayu ringan yang sudah diamplas sehingga permukaannya halus dan ujungnya tidak tajam. Bentuknya beragam, dapat berupa balok persegi panjang, segi empat, silinder, segitiga, setengah lingkaran, dan lainnya.

Satu set unit blocks biasanya terdiri dari aneka bentuk dan masing-masing bentuk berjumlah puluhan. Dengan demikian, pendidik atau orangtua dapat mengeksplorasi kreativitas anak dalam menyusun balok tersebut. Bermain dengan unit  blocks merupakan salah satu cara yang tepat untuk membelajarkan anak dengan cara yang menyenangkan. Anak dapat belajar mengenai penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian ketika menyusun balok menjadi sebuah bangunan, gedung, kendaraan, dan lainnya. 

Balok kayu yang digunakan di ruang kelas PAUD untuk pemula (anak yang baru pertama kali menyusun balok) berkisar 100 balok kayu, dengan berbagai bentuk dan ukuran. Anak yang sudah terbiasa bermain balok, dapat diberikan sekitar 200-400 balok kayu. Hal ini bertujuan agar anak dapat mengeluarkan kreativitasnya dalam menyusun balok tersebut.

Balok-balok kayu ini dapat diperoleh/dipesan di toko yang biasa menyediakan alat permainan edukatif. Namun untuk pemakaian di rumah, biasanya anak tidak memerlukan balok kayu yang berjumlah ratusan, kecuali anak tinggal di rumah yang berukuran besar sehingga anak dapat menyusun balok sebanyak yang mereka inginkan. Permainan balok ini akan semakin kaya apabila orangtua dan guru memfasilitasi anak dengan aksesoris tambahan seperti mobil-mobilan, mainan pesawat kecil, rumah boneka, dan lainnya.

Apabila tidak memiliki unit blocks, bukan berarti cara untuk merangsang kreativitas anak pun tertutup. Orangtua dapat mengajak anak untuk membuat sendiri balok susun mereka. Hal ini dapat memberikan pelajaran penting pada anak mengenai daur ulang, sumber daya alam yang dapat digunakan, serta kreativitas. Ketika anak terlibat sendiri dalam pembuatan balok susun mereka, rasa percaya diri anak akan berkembang.

Parents perlu menyediakan karpet yang bertekstur halus sebagai alas anak bermain balok susun. Sebagai tempat penyimpanan, orangtua dapat menyediakan container yang diletakkan di tempat yang mudah dijangkau oleh anak. Apabila di rumah tidak tersedia rak untuk menyimpan balok-balok tersebut, kita dapat menggunakan keranjang besar sebagai wadah. Hal penting lainnya adalah ajari anak untuk membereskan sendiri balok-balok mereka apabila telah selesai bermain. Dengan demikian, rasa percaya diri, kemampuan untuk mengorganisasikan, dan kemampuan untuk membantu diri sendiri akan terbentuk dengan sendirinya.

MEMBUAT BALOK SENDIRI

Parents dapat membuat sendiri balok susun yang dapat digunakan oleh  si prasekolah. Menurut Karen Stephen, contoh bahan-bahan yang ada dirumah yang dapat digunakan untuk permainan menyusun balok adalah:

  • Spons yang biasanya digunakan untuk mencuci piring atau membersihkan peralatan rumah tangga;
  • Kotak sepatu, kotak sereal, dan kotak sabun bekas yang sudah dibersihkan. Anak dapat diminta untuk menghias kotak tersebut dengan menggunakan spidol atau krayon
  • Kotak yang berukuran besar, seperti kotak bekas barang elektronik dan alat rumah tangga lainnya (untuk penggunaan di luar ruangan)
  • Kardus bekas susu atau jus yang sudah dibersihkan
  • Kardus tempat mentega, keju dan pasta gigi bekas
  • Kantong kertas yang sudah diisi dengan koran kemudian diberi selotip agar permukaannya rata, sehingga dapat disusun dengan mudah
  • Kotak Styrofoam yang biasanya digunakan untuk menyimpan makanan beku

YUK BERMAIN BALOK

Biasanya anak akan menyusun balok sesuai dengan lingkungan terdekat mereka atau apa yang sudah pernah dilihatnya, misalnya tower gedung, gedung parkir, taman bermain, kebun binatang, bandara, dan lainnya. Orangtua dapat membantu atau menstimulasi imajinasi dan kreativitas anak dengan cara:

  • menyediakan balok untuk dibuat jalanan dan rel kereta, kemudian menggunting kardus bekas setengah ukurannya untuk digunakan sebagai terowongan.
  • Meminta anak menyusun balok ke atas, setinggi mereka, kemudian bersama anak menghitung jumlah balok yang diperlukan.
  • Meminta anak menyusun balok kemudian dihancurkan kembali, hal ini dilakukan berulang-ulang. Anak usia dini menyukai hal tersebut.
  • Meminta anak membuat inisial nama mereka menggunakan balok.
  • Membuat sebuah maze (mencari jalan) untuk hewan peliharaan, seperti hamster.
  • Menyediakan cermin di meja tempat anak menyusun balok agar anak belajar mengenai refleksi/pantulan bangunan mereka
  • Meminta anak menyusun balok sesuai pola, misalnya bentuk segi empat, persegi panjang, segitiga, segi empat, persegi panjang,segitiga, demikian seterusnya. Selain itu, dapat juga meminta anak membuat pola berdasarkan warna balok.
  • Sebarkan beberapa bentuk balok di lantai, kemudian meminta anak untuk menemukan bentuk balok yang kita sebutkan.
  • Ketika anak bermain balok, sediakan benda-benda yang dapat digunakan sebagai pelengkap bermain anak, seperti playdough, kapas, kancing besar, piring kertas, dan lain-lain.
  • Setelah anak selesai membentuk sesuatu, beri label pada hasil karya mereka seperti “Gedung Andy”, “Garasi Tito”, “Tower Budi”, dan lainnya. Hal ini juga merupakan bentuk penghargaan atas usaha anak menghasilkan sebuah karya.

ASAH LOGIKA-MATEMATIKA

Kecerdasan logika matematika merupakan kemampuan anak untuk menganalisis sesuatu secara logis. Hal ini ditandai dengan rasa ingin tahu dan minat yang besar terhadap kegiatan yang berhubungan dengan eksplorasi, kegiatan eksperimen, mengklasifikasikan benda, berhitung, dan lainnya. Kemampuan ini beriringan dengan kecerdasaan Bahasa/linguistik, karena berkaitan dengan penjabaran alasan yang sesuai dengan logika matematika mereka.

Nah, pada usia prasekolah (4-5 tahun), biasanya anak sudah mulai memahami konsep bilangan dan ukuran. Perkembangan logika matematika anak usia ini yang dapat diukur adalah:

  • Mengenal persamaan dan perbedaan sebuah benda
  • Menghubungkan ukuran dengan benda yang ada di sekitarya
  • Menghubungakan bentuk geometri dengan benda yang ada di lingkungan sekitarnya.
  • Memperkirakan ukuran, jumlah, dan berat benda
  • Mengurutkan benda berdasarkan warna, ukuran, jenis, dan pola tertentu
  • Menentukan posisi kiri-kanan, depan-belakang
  • Mengenal konsep dan lambang bilangan 1-20

Melalui permainan balok, anak dapat mengeluarkan daya imajinasi dan kreativitasnya untuk membangun balok menjadi bentuk apapun yang mereka mau. Selain itu, permainan balok merupakan sarana untuk mengenalkan kemampuan memecahkan masalah dan memahami konsep matematika.

Pada permainan balok ini, inti bermain ada pada anak, bukan pada mainannya. Hal inilah yang membedakan permainan balok dengan permainan lainnya, karena permainan balok tidak membatasi daya imajinasi anak. Anak bebas berkreasi dalam menyusun balok dengan jumlah balok yang tidak terbatas.

Kemampuan matematika yang dapat distimulasi melalui permainan balok ini adalah mengenal bentuk-bentuk geometri, mengenal proporsi atau perbandingan, misalnya dua balok yang berukuran kecil sama dengan ukuran sebuah balok sedang; dua balok berukuran sedang sama dengan ukuran satu balok besar. Hal ini dapat memancing anak menemukan hubungan/memecahkan masalah penjumlahan dan pengurangan awal.

Hubungan permainan balok dengan kemampuan matematika ini dibuktikan dengan sebuah penelitian longitudinal (jangka panjang) yang dilakukan oleh Wolfgang dkk pada 2001 yang dilakukan terhadap anak, mulai mereka berusia prasekolah sampai mereka berusia SMA. Para peneliti tersebut menemukan bahwa anak usia 4 tahun yang terbiasa bermain balok dengan cara yang lebih kompleks biasanya meraih nilai yang tinggi pada pelajaran matematika di SMA.

Nah, yuk luangkan waktu bermain balok dengan si prasekolah!

Ilustrasi: Pexels/Ketut Subiyanto

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *