Pentingnya Bermain bagi Anak Berkebutuhan Khusus, Ini Jenis Permainannya

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

MYHOMMY.ID – Parents, aktivitas bermain menjadi sarana pembelajaran dan berperan penting dalam perkembangan anak. Tak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus, permainan dan menjalin pertemanan membantu anak-anak dengan disabilitas untuk mempelajari keterampilan dan kemampuan, termasuk keterampilan sosial-emosional, komunikasi dan fisik.

Bermain dengan orang lain juga dapat membantu anak-anak berkebutuhan khusus dapat bersenang-senang dan merasa dilibatkan, didukung, dan diperhatikan. Hal Ini baik untuk meningkatkan harga diri mereka.

Lalu, bagaimana anak-anak dengan disabilitas belajar dan berkembang melalui bermain dengan anak lain?

Keterampilan sosial-emosional

Bermain dan berteman membantu anak belajar tentang berbagi, bersabar, bekerja sama, menyelesaikan masalah, mengetahui apa yang dirasakan anak lain, dan berteman dengan anak lain.

Jika anak kesulitan memahami dan mengelola emosi dan hal ini memengaruhi kemampuannya bermain dengan orang lain, psikolog dapat membantu.

Kemampuan berkomunikasi

Beberapa anak berkebutuhan khusus mungkin menggunakan ucapan, isyarat, gerak tubuh atau perangkat komunikasi. Dengan berada bersama anak-anak lain, anak-anak disabilitas dapat mempelajari cara-cara baru dalam berbicara, mendengarkan dan berkomunikasi.

Misalnya, anak dapat mendengar dan melihat bagaimana anak lain menggunakan kata-kata dan gerak tubuh untuk mengatakan apa yang mereka inginkan. Anak juga bisa berlatih menggunakan kata-kata dan gerak tubuh. Anak-anak lain dapat mempelajari cara anak disabilitas berkomunikasi, yang dapat membantu anak berkebutuhan khusus ini berkomunikasi dengan mereka.

Keterampilan komunikasi yang lebih kuat akan membantu anak mengekspresikan diri, mengatur emosi dan perilakunya, serta merasa percaya diri. Hal Ini dapat membantu mereka mendapatkan teman dengan lebih mudah.

Jika kondisi anak sulit berkomunikasi, ahli patologi wicara mungkin bisa membantu.

Keterampilan fisik

Persahabatan dapat mendorong anak untuk ikut serta dalam aktivitas fisik sosial yang menyenangkan seperti berlari, melompat, melempar bola, menari, memanjat, atau membuat sesuatu. Terlibat dalam permainan fisik dapat meningkatkan kebugaran dan keterampilan fisik anak, serta kepercayaan diri, harga diri, dan rasa memiliki.

Jika anak memiliki disabilitas fisik yang membuatnya sulit untuk aktif, fisioterapis atau terapis okupasi dapat membantu anak menemukan cara untuk terlibat dalam gerakan, permainan, dan olahraga bersama teman-temannya.

Berlatih bermain dengan anak disabilitas

Anda dapat membantu anak melatih keterampilan bermain baik dengan orang lain melalui permainan sehari-hari dan komunikasi bersama. Hal ini mencakup keterampilan seperti berbagi, bergiliran, mendengarkan, dan peka terhadap perasaan anak lain.

Anda dapat melakukannya dengan menjadi teladan. Dengan mendengarkan, berbagi, berkompromi, melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dan menunjukkan empati, Anda menunjukkan kepada anak cara-cara positif dalam berinteraksi dengan orang lain.

Bermain permainan papan atau permainan interaktif adalah cara yang bagus untuk membantu anak belajar bekerja sama, berbagi, dan bergiliran. Misalnya, jika menunggu giliran adalah sesuatu yang anak perlu latih, Anda dapat mengingatkan anak untuk menunggu dengan menggunakan kartu tunggu atau hanya dengan mengangkat tangan.

Saat anak semakin mahir dalam menunggu giliran, Anda dapat mengurangi perintahnya dengan menggunakan jari yang terangkat, bukan tangan yang terangkat.

Selain itu, Anda dapat membacakan buku bersama anak tentang situasi bermain atau membuat cerita sosial atau gambar tentang apa yang mungkin terjadi di taman bermain atau di penitipan anak atau prasekolah. Berbicara dengan anak tentang cara menghadapi situasi ini juga dapat membantu.

Kapan pun Anda melihat anak berbagi, bergiliran, atau bermain dalam cara apa pun, Anda dapat memberikan pujian dan dorongan kepada anak.

Bermain dengan orang lain: memudahkan anak-anak dengan disabilitas

Semua anak harus belajar cara bermain dan bergaul dengan orang lain. Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membuat anak-anak disabilitas lebih mudah bermain dengan orang lain.

Memilih mainan dan aktivitas

Jika Anda mempunyai teman bermain untuk anak, Anda dapat membantu dengan memilih mainan dan aktivitas yang akan disukai oleh anak-anak dengan beragam kemampuan. Ada baiknya juga untuk melakukan beberapa aktivitas yang Anda tahu dapat dilakukan anak dengan percaya diri. Anak-anak lebih mungkin untuk ikut serta ketika mereka merasa percaya diri.

Untuk anak kecil, cobalah aktivitas yang memberi mereka pilihan untuk bermain sendiri, bersama orang lain, atau bersama. Beberapa ide berikut bisa menjadi pilihan alternatif:

Bahan untuk melukis dan menggambar

Buku, balok dan bahan konstruksi seperti Duplo atau Lego

Alat-alat musik

Alat peraga untuk permainan imajinatif atau dramatis

Menyiapkan area bermain

Jika Anda mengundang anak-anak ke rumah untuk bermain, menyiapkan area bermain untuk mereka dapat membantu semuanya berjalan lancar. Area luas yang tidak terlalu ramai akan berfungsi dengan baik, begitu pula dengan ruang dan aktivitas berbeda sehingga anak-anak dapat bermain bersama.

Sangatlah baik bagi semua anak, termasuk anak-anak disabilitas, untuk berada bersama anak-anak yang lebih besar dan lebih muda, anak-anak pada usia yang sama, dan anak-anak dengan atau tanpa disabilitas. Hal ini dapat memberi anak kesempatan untuk mendapatkan berbagai pengalaman bermain dan mengembangkan kesabaran, penerimaan, dan pemahaman tentang keberagaman.

Jika permainan tidak berjalan sesuai rencana

Segala sesuatunya mungkin tidak selalu berjalan sesuai rencana. Wajar jika anak merasa khawatir jika diacuhkan, dikucilkan, atau merasa sulit bermain dengan orang lain.

Cobalah untuk membuat bermain dengan anak-anak lain dengan menyenangkan. Ingatlah bahwa bermain dengan anak lain membutuhkan energi fisik dan emosional, sehingga anak mungkin perlu menghabiskan waktu sendirian setelah sesi bermain yang banyak.

Ketika anak Anda menjadi lebih baik dalam bermain dengan anak-anak lain dari waktu ke waktu, mereka secara alami akan mendapatkan kepercayaan diri dan kemandirian.

Cara anak Anda bermain dan berteman akan berubah seiring masa kanak-kanak. Anak-anak belajar berbagai hal dari bermain pada berbagai usia dan tahapan, termasuk kreativitas, fleksibilitas, dan pemecahan masalah. Semakin banyak kesempatan yang dimiliki anak untuk bermain, semakin banyak pula anak dapat belajar tentang cara bermain.

Permainan soliter adalah ketika anak bermain sendiri dan tidak memperhatikan apa yang dilakukan orang lain. Tahap ini biasanya berlangsung hingga 15-17 bulan. Ini bisa bertahan lebih lama untuk anak-anak dengan disabilitas.

Permainan paralel adalah ketika anak-anak bermain berdampingan dan mungkin menggunakan mainan yang sama atau mirip dengan mainan yang ada di sekitarnya. Tahap ini biasanya dimulai pada usia 18-24 bulan, namun bisa juga terjadi lebih lambat pada anak dengan disabilitas.

Permainan asosiatif adalah ketika anak-anak membuat dan berbagi sesuatu, saling memberi sesuatu, atau ikut serta dalam apa yang dilakukan anak-anak lain. Hal ini biasanya dimulai sekitar usia 3 tahun, namun mungkin lebih lama lagi bagi anak-anak disabilitas.

Permainan kooperatif adalah ketika anak-anak bergabung bersama untuk melakukan aktivitas dan bekerja sama menyelesaikan sesuatu. Mungkin juga membuat aturan atau bermain-main dengan aturan. Hal ini biasanya mulai terjadi pada usia 3-4 tahun, namun mungkin terjadi kemudian pada anak-anak disabilitas.

Anak-anak disabilitas mungkin melewati tahap-tahap ini lebih lambat dibandingkan anak-anak yang sedang berkembang pada umumnya. Hal ini dapat terjadi karena perkembangan mereka tertunda atau karena mereka tidak mempunyai kesempatan bermain yang sama seperti anak-anak yang sedang berkembang pada umumnya.

Misalnya, seorang anak dengan disabilitas motorik berat mungkin merasa kesulitan secara fisik untuk bermain bersama anak-anak lain, memberikan sesuatu kepada anak-anak lain, dan ikut melakukan aktivitas.***

Ilustrasi: Pexels

Referensi: raisingchildren.net.au

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *