Pilihan Permainan Olahraga yang Menyenangkan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

MYHOMMY.ID – Parents, agar tubuh bugar dan sehat, setiap anak perlu melakukan olahraga, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). ABK juga memiliki kebutuhan untuk bergerak atau berolahraga meski dirinya memiliki hambatan dalam merespons rangsangan untuk melakukan atau menirukan suatu gerakan. Bahkan ada yang memang fisiknya terganggu sehingga tidak dapat melakukan gerakan yang terarah.

Hal tersebut terjadi karena abk memiliki masalah dengan kemampuan sensoris, motorik,  belajar dan sebagainya.Menurut dr. Meta Hadininta, Sp.A, umumnya jenis olah fisik bagi abk sama saja dengan anak lainnya. Namun yang membedakan adalah strategi dan model aktivitasnya disesuaikan kebutuhan, kemampuan dan tingkat disabilitasnya.

Karena itulah, ada yang disebut dengan olahraga adaptif. Maksudnya adalah metode olahraga yang disesuaikan dengan kapasitas fungsional tubuh seseorang. Jadi, olahraga ini diadaptasi, dimodifikasi atau dirancang sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan seseorang dengan disabilitas sesuai dengan keunikannya. Misalnya aktivitas gerak dengan kegiatan permainan yang disesuaikan dengan kemampuan, keterbatasan, kesegaran jasmani, sosial, kultural, dan emosional anak.

Aktivitas gerak yang dilakukan abk prinsipnya berguna untuk memenuhi kebutuhan gerak dan menunjang tumbuh-kembangnya, baik fisik maupun psikis sehingga seluruh potensinya optimal. Adapun tujuan dan manfaat lain olahraga bagi abk di antaranya:

– Meminimalisasi deconditioning syndrome (sekumpulan gejala yang menimbulkan kapasitas fungsional menurun pada beberapa sistem tubuh akibat imobilisasi/gerakan tubuh berkurang dalam jangka waktu yang lama).

– Mengoptimalkan fungsi fisik. Terkadang anak dengan disabilitas tidak dapat mengoptimalkan fungsi fisik atau keterampilan gerak karena berbagai keterbatasan. Jadi selain meningkatkan kebugaran jasmani, juga mengakomodasi hambatan dan kebutuhan anak misalnya dalam hal motorik, komunikasi, kognitif, emosi, perilaku, -sosial dan sebagainya.

– Membantu memperbaiki penyimpangan postur tubuh, meningkatkan kekuatan otot, kelincahan, kelenturan. Namun kembali lagi, setiap abk memiliki kebutuhan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Karena itu, kegiatan gerak fisik akan lebih efektif bila diklasifikasikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi disabilitasnya.

– Dengan olahraga bersama bisa melatih dan meningkatkan kemampuan sosial dan emosi bahkan mengembangkan perasan memiliki harga diri dan percaya diri.

– Memberi kesempatan abk untuk mempelajari dan berpartisipasi dalam berbagai aktivitas jasmani/olahraga dan mengisi waktu luang yang bersifat rekreasi

– Meningkatkan well-being (membuat ABK merasa nyaman dengan keadaannya, sehat dan merasa bahagia).

– Bertujuan kompetitif atau berkompetisi juga bisa saja namun sangat tergantung dengan sejauh mana keterbatasan yang dimiliki seorang abk. Akan tetapi, sebaiknya selalu tekankan pada abk bahwa fokus olahraga dilakukan bukan untuk berkompetisi semata.

PERLU DIMODIFIKASI

Ada beragam jenis gerak fisik adaptif yang bisa dilakukan oleh anak abk ini. Di antaanya adalah berenang, berjalan, bersepeda, main sepak bola, senam, basket dll.

Adapun durasi dan frekuensi per minggu agar didapat bermanfaat bagi anak abk secara optimal akan sangat tergantung dan bervariasi antar individu. Seperti apakah disabilitas yang dialami seorang anak, keterbatasan apa saja yang ia miliki dapat menentukan jenis olahraga, durasi dan frekuensinya.

Kategori Program Pendidikan Jasmani Menurut Tarigan

1. Pengembangan gerak

– Gerakan-gerakan yang tidak berpindah tempat (contoh: kegiatan mendorong, menarik, memutar, menekuk)

– Gerakan-gerakan yang berpindah tempat (contoh: berlari, jalan, melompat)

– Gerakan-gerakan keseimbangan (Contoh: membuat “pesawat” dengan satu kaki diangkat dan kedua tangan diangkat ke samping, berdiri dengan satu kaki diangkat)

2.Olahraga dan Permainan

– Olahraga permainan yang bersifat rekreatif (contoh: kasti)

– Permainan lingkaran (contoh : permainan sangkar dan burung. Anak membuat lingkaran sebaris lalu yang lain membuat baris di luarnya. Saat mendengar peluit, anak yang berada di luar lingkaran harus masuk dan mencari “sangkar’

– Olahraga dan permainan beregu (contoh: sepak bola atau basket)

– Olahraga senam dan aerobic- Kegiatan yang menggunakan musik dan tari (contoh: senam)

– Olahraga permainan di air (contoh: polo air)

– Olahraga dan permainan yang menggunakan meja (contoh: tenis meja)

3. Kebugaran dan kemampuan gerak

– Aktivitas yang meningkatkan kekuatan (contoh : lari atau renang)

– Aktivitas yang meningkatkan kelentukan (contoh: senam)

– Aktivitas yang meningkatkan kelincahan (contoh: basket)

– Aktivitas yang meningkatkan kecepatan (contoh: lari)

– Aktivitas yang meningkatkan daya tahan (contoh: lari, basket dll) Berikut contoh beberapa olahraga yang dimodifikasi peraturan permainannya  bagi abk:

Basket

Dalam permainan bola basket bagi abk peru beberapa penyesuaian dan perubahan peraturan seperti:  pemain yang mengikuti permainan terdiri dari 6 orang atau lebih, diperbolehkan melangkah dua atau tiga kali setelah menangkap bola. Bagi anak tunadaksa yang menggunakan kursi roda  penyesuaian yang dilakukan dengan cara menurunkan tinggi ring dalam permainan.

Bagi anak tunanetra bola yang digunakan harus mengeluarkan bunyi. Begitu pula dengan keranjang atau ringnya harus mengeluarkan bunyi agar dapat dikenali oleh para pemain.

Sepak bola

Permainan sepakbola bagi kebanyakan abk tidak terlalu banyak memerlukan penyesuaian. Hanya ukuran lapangan yang harus di modifikasi karena abk memiliki tingkat kekuatan atau kemampuan fisik yang lemah sehingga mudah kecapean.

Jadi mereka hanya bermain setengah  lapangan sepak bola besar atau lebih kecil lagi dari itu sesuai dengan kemampuan mereka.Bagi anak tunanetra ada beberapa penyesuaian yang dilakukan di antaranya bola dan gawang yang harus mengeluarkan bunyi agar bisa dikenali oleh mereka.Lapangan yang diperkecil serta tidak ada aturan  bola keluar.

Atletik

Bagi beberapa abk olahraga atletik terutama berlari tak butuh begitu banyak penyesuaian. Namun bagi anak tunanetra dan tunarungu sangat membutuhkan penyesuaian. Contoh penyesuaian yang dilakukan adalah pada saat berlari, anak tunanetra memegang tali yang terbentang dari garis start sampai garis finish. Jadi saat berlari, anak tidak tersesat atau bertabrakan dengan anak lainnya.

Atau  cara  lain seperti  yang diungkapkan Auxter (2005;) pada saat berlari anak tunanetra diikuti oleh teman yang memiliki penglihatan normal  dari belakang dengan saling memegang tali. Jadi pada saat harus berbelok ke kanan temannya menggerakan talinya k esebelah kanan dan itu menandakan berbelok ke sebelah kanan dan sebaliknya.Masih banyak lagi permainan atau olahraga bagi abk yang memerlukan penyesuaian.

KIAT MEMILIHKAN OLAHRAGA

Bagaimana cara memilihkan olahraga yang tepat untuk anak abk supaya ia senang melakukannya dan banyak manfaat yang didapat? Berikut kiatnya:

  • Carilah olahraga yang disukai oleh abk-Jika memang abk tidak menyukai olahraga apapun, dorong ia untuk melakukan aktivitas fisik yang melibatkan gerakan seperti olahraga. Misalnya mengumpulkan batu, daun, bunga. Atau berkebun, bermain hulahop, atau bermain di playground.
  • Pertimbangkan beberapa hal sebelum mengajak abknya berolahraga. Intinya, kesiapan anak, seperti Kemampuan fisik (termasuk diantaranya motorik kasar, halus, kekuatan otot dll), kemampuan sosial harus dipertimbangkan agar olahraga dapat dimodifikasi atau diadaptasi sesuai dengan kemampuan abk. Jangan sampai olahraga ini justru memberatkan fisik maupun psikis abk.
  • Lakukan gerak fisik secara bertahap agar hasilnya optimal. Misal, dalam mengajarkan mendribel, menembak dan mengoper dalam olahraga basket, lakukan pendekatan bagian perbagian atau bertahap sebelum diberikan pengalaman bermain basket secara utuh.

Hal ini cukup efektif bagi abk, namun tergantung dari berat ringannya tugas gerakan yang dilakukan dengan kondisi disabilitas anak. Yang pasti, semakin simpel langkah-langkah pembelajaran yang diberikan kepada anak, semakin besar peluangnya untuk menguasai tugas-tugas gerak yang diajarkan. -Jelaskan (baik secara verbal, tertulis maupun manual) yang dilanjutkan dengan peragaan atau demonstrasi tugas gerak yang perlu dilakukan. Melalui penjelasan dan demonstrasi, abk akan lebih terdorong dan termotivasi untuk melakukan aktivitas gerak tersebut.

Bagi sebagian abk, terutama yang memiliki hambatan bicara, hambatan pendengaran dan keterbelakangan mental, penjelasan-penjelasan yang diberikan secara sistematis dan runtut kelihatannya kurang bermanfaat.

Namun, peragaan dan demonstrasi yang dapat dilihat dan diamati dari berbagai arah, sangat membantu persepsi abk terhadap suatu gerak fisik yang dapat dilakukannya. Sebaliknya, bagi anak  yang mengalami hambatan visual, akan lebih bermakna informasi melalui penjelasan dibanding melalui peragaan atau demonstrasi.

  • Perlu kreativitas dan kejelian orangtua dalam memilih jenis dan metode yang cocok sesuai dengan jenis dan tingkat disabilitas anak. Soalnya, setiap abk memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda sehingga dibutuhkan penyesuaian dengan kebutuhan anak agar mendapat hasil yang maksimal. ***

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *