MYHOMMY.ID – Parents, sebagian anak gemar dengan snacking atau bahasa populernya ngemil. istilah snack sebenarnya berasal dari bahasa Inggris yang berarti makanan dalam porsi atau jumlah kecil yang dikonsumsi di antara jadwal makan utama (meals).
Yang disebut snack sebetulnya sama dengan makanan selingan. Bahkan dalam kamus besar bahasa Indonesia dikenal adalah camilan atau kudapan, yaitu makanan yang dimakan di antara dua waktu makan utama.
Nah, yang membedakan antara snack atau camilan dengan makan utama di antaranya adalah porsinya. Snack umumnya dalam porsi atau jumlah kecil yang dikonsumsi untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi sang buah hati.
Beragam Jenis Snack
Kalau kita perhatikan, banyak sekali jenis snack di pasaran. Mari lihat di supermarket saja ada deretan rak khusus yang menyediakan snack dengan beragam jenis, bentuk, rasa dan sebagainya.
Tak heran bila sekarang ini, umumnya anak-anak lebih menyukai snack yang dijual dalam kemasan. Misalnya saja keripik, wafer, permen, dan lain-lain. Tak terkecuali, makanan yang masih menjadi favorit dan populer sebagai camilan adalah gorengan yang notabene umumnya banyak dijual di pinggir jalan.
Ya, mayoritas anak-anak menyukai snack–snack seperti itu lantaran rasanya enak dan gurih, serta praktis atau mudah didapat.
Lalu sebenarnya apa saja unsur/zat gizi yang terkandung dalam snack-snack tersebut?
Sebenarnya tidak banyak zat gizi yang terkandung dalam snack tersebut. Justru seringkali cenderung tinggi kalori, tinggi lemak, tinggi garam atau gula bahkan dengan kandungan vitamin dan mineral yang rendah.
Selain sedikit kandungan gizi, yang perlu kita perhatikan bahwa bila anak sering makan snack tersebut, ia akan merasa kenyang saat jadwal makan makan utama tiba. Apa akibatnya? Maka asupan makan anak lebih banyak diperoleh dari snack yang justru nilai gizinya rendah. Hal ini akan berdampak pada kurangnya gizi atau bahkan anak menjadi gemuk karena kandungannya yang tinggi kalori, tinggi lemak dan tinggi gula. Selain itu juga perlu diperhatikan mengenai keamanan dari snack tersebut, apakah mengandung zat pewarna atau pengawet yang dilarang.
Pilih yang Menyehatkan
Lalu bagaimana cara kita memilih (juga membuat) snack yang sehat untuk anak? Camilan yang sehat untuk si kecil sebaiknya mengandung komposisi yang lengkap, yaitu mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, juga serat. Sebaiknya kita menghindari camilan yang mengandung tinggi gula, zat pengawet, pewarna atau penyedap rasa.
Kita sepakat makanan yang terbaik yang penting diberikan untuk buah hati adalah menu yang menyehatkan. Lalu, seperti apa saja contoh snack yang sehat untuk setiap kelompok usia anak, misalnya bagi usia bayi (6 bulan-1 tahun), batita (1-3 tahun) dan usia prasekolah(3-5 tahun)?
Perlu dipahami bahwa usia anak adalah usia dalam proses pertumbuhan, termasuk gigi geligi, kemampuan menelan dan organ pencernaan. Oleh karena itu selain komposisi yang lengkap, jenis atau tekstur dari snack yang sehat juga disesuaikan dengan perkembangan bayi atau anak.
Nah, pada umumnya bayi setelah usia 6 bulan mulai diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI), yaitu makanan dengan konsistensi yang lunak/lembut. Snack dapat diberikan bertahap berupa puree/bubur halus (lembut) tapi semi kental. Contohnya, dapat berupa puree buah-buahan atau biskuit.
Kemudian, ketika anak mulai usia 1 tahun diharapkan dapat mulai makan makanan keluarga. Konkretnya dapat mulai berupa finger food, seperti nugget ikan sayuran, bola-bola tempe, atau aneka buah potong.
Begitupun anak-anak usia prasekolah umumnya sudah dapat makan makanan seperti halnya orang dewasa. Dengan begitu, snack dapat lebih bervariasi seperti sandwich keju mini, pastel isi telur, kroket daging sayuran, salad buah atau lainnya. Susu juga dapat menjadi alternatif snack yang sehat bagi anak.
Mengenai frekuensi dan jadwal pemberian snack sehat tersebut, untuk bayi umumnya mulai mendapatkan MPASI, snack dapat diberikan 1-2x sehari. Sedangkan untuk batita dan usia prasekolah, snack dapat diberikan 2-3x sehari.
Berikut sebagai contoh:
- Sarapan pagi pukul 07.00
- Snack pagi pukul 09.00 – 10.00
- Makan siang pukul 12.00-13.00
- Snack siang pukul 15.00 – 1600
- Makan malam pukul 17.00 – 18.00
- Snack malam dapat sebelum anak tidur atau pukul 20.00
Lalu berapa banyak kebutuhan snack bagi masing-masing anak di tiap kelompok usia tersebut? Sebenarnya secara umum kebutuhan snack untuk anak umumnya berkisar 10% dari kebutuhan kalori total anak atau sekitar sepertiga dari makanan utama. Sebagai contoh, bila kebutuhan total kalori anak 2500 kkal maka snack dapat berkisar 250 kkal untuk setiap kali pemberiannya.
Hal yang tak kalah penting yang perlu diperhatikan adalah:
-Sebaiknya snack diolah dengan baik dan higienis serta dari bahan yang baik pula. Dengan demikian, risiko untuk terkontaminasi selama penyimpanan juga berkurang.
-Simpanlah snack dalam kondisi tertutup dan dalam lingkungan atau suhu yang sesuai.
-Sebaiknya sebelum diberikan kepada anak, orangtua mencobanya terlebih dahulu.
Sediakan Sejak Dini
Sejak dini sebaiknya orangtua menyediakan makanan yang bergizi dengan komposisi yang lengkap dan seimbang termasuk snack. Selain itu perlunya membiasakan anak untuk makan dengan jadwal yang teratur.
Yang jelas, snack bukanlah makanan untuk kesenangan semata di mana seringkali orangtua cenderung menyediakan jenis snack kemasan yang praktis dan enak. Namun sesungguhnya makan snack justru merupakan kesempatan untuk mencukupi kebutuhan gizi anak.
Tidak hanya itu, anak juga perlu diajarkan cara makan yang baik, tidak sambil bermain atau menonton teve atau berjalan-jalan. Orangtua juga perlu memberi contoh makan yang benar, misalnya tidak menyediakan snack yang tidak sehat di rumah dan tidak mengonsumsinya.
Jadi konsumsi snack atau makan selingan yang sehat berguna untuk melatih kemampuan mengatur rasa lapar dan kenyang, mendidik perilaku makan yang baik serta membentuk anak-anak yang sehat.***
Ilustrasi: Lisa Fotios/Pexels
0 Comments