Cara Mendeteksi Ketidakmampuan Belajar pada Anak

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

MYHOMMY.ID – Parents, apakah mendapatkan anak mengalami kesulitan atau ketidakmampuan belajar? ketidakmampuan belajar biasanya didiagnosis dengan melakukan dua tes dan melihat perbedaan yang signifikan antara skor yang dicapai. Tes-tes ini adalah tes kecerdasan (atau IQ) dan tes prestasi terstandar (membaca, menulis, dan berhitung).

Kebanyakan anak yang ditemukan memiliki ketidakmampuan belajar memiliki kecerdasan normal atau di atas normal, namun tidak sepenuhnya menunjukkan potensi tersebut pada tes prestasi. Misalnya, seorang anak mungkin mendapat nilai 112 pada tes IQ skala penuh, namun nilai matematikanya mungkin 90.

Perbedaan 22 poin antara kemampuan potensialnya (IQ) dan pencapaian aktualnya (dalam matematika) mungkin membuatnya memenuhi syarat untuk mendapatkan layanan khusus di sekolahnya. Di beberapa negara, misalnya, mendefinisikan ketidakmampuan belajar sebagai selisih 15 poin. Namun, kriteria layanan bervariasi dari satu negara ke negara lain.

Jika ketidakmampuan belajar tidak terdeteksi sejak dini, didiagnosis dengan benar, dan ditangani secara efektif, hal ini dapat menyebabkan sejumlah masalah lain. Kesulitan-kesulitan tambahan ini mungkin bersifat emosional.  Seorang anak dapat menunjukkan tanda-tanda kesedihan, frustrasi, atau kekecewaan.

Masalah perilaku seperti bertingkah mungkin terjadi. Atau, masalah belajar mungkin muncul dalam keluarga, misalnya menyebabkan kesalahpahaman, meningkatnya stres, atau menyalahkan orang lain. Penelitian menunjukkan bahwa di antara anak-anak yang keluarganya mencari bantuan profesional untuk mengatasi masalah emosional atau perilaku, 30 hingga 50 persen di antaranya mengalami ketidakmampuan belajar.***

Ilustrasi: Pexels/ Artem Podrez

Referensi: healthychildren.org

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *