MYHOMMY.ID – Parents, sebagai orang tua, salah satu tugas kita adalah mendidik anak berperilaku. Ini adalah tugas yang membutuhkan waktu dan kesabaran. Namun, mempelajari strategi disiplin yang efektif dan sehat akan membantu.
Berikut beberapa tip dari American Academy of Pediatrics (AAP) tentang cara terbaik membantu anak mempelajari perilaku yang dapat diterima seiring pertumbuhannya.
10 strategi disiplin sehat yang berhasil
AAP merekomendasikan strategi disiplin positif yang secara efektif mengajarkan anak-anak untuk mengelola perilaku mereka dan menjaga mereka dari bahaya sambil mendorong perkembangan yang sehat. Berikut di antaranya:
1. Tunjukkan dan ceritakan. Ajari anak benar dan salah dengan perkataan dan tindakan yang tenang. Contohkan perilaku yang ingin Anda lihat pada anak-anak.
2. Tetapkan batasan. Miliki aturan yang jelas dan konsisten yang dapat diikuti oleh anak. Pastikan untuk menjelaskan aturan-aturan ini dalam istilah yang sesuai dengan usia mereka yang dapat mereka pahami.
3. Memberikan konsekuensi. Jelaskan dengan tenang dan tegas konsekuensinya jika mereka tidak berperilaku. Misalnya, katakan padanya bahwa jika dia tidak mengambil mainannya, Anda akan menyimpannya. Bersiaplah untuk segera menindaklanjutinya. Jangan menyerah dengan mengembalikannya setelah beberapa menit. Namun ingat, jangan pernah mengambil sesuatu yang benar-benar dibutuhkan anak, misalnya makanan.
4. Dengarkan mereka. Mendengarkan itu penting. Biarkan anak Anda menyelesaikan ceritanya sebelum membantu menyelesaikan masalahnya. Perhatikan saat-saat ketika perilaku buruk mempunyai pola, seperti jika anak merasa cemburu. Bicarakan hal ini dengan anak, bukan sekadar memberi konsekuensi.
5. Beri mereka perhatian. Alat yang paling ampuh untuk disiplin yang efektif adalah perhatian—untuk memperkuat perilaku yang baik dan mengecilkan hati orang lain. Ingat, semua anak menginginkan perhatian orang tuanya.
6. Apresiasi bila bersikap baik. Perhatikan perilaku yang baik dan tunjukkan, puji keberhasilan dan usaha yang baik. Bersikaplah spesifik (misalnya, “Wow, kamu berhasil menyimpan mainan itu dengan baik!”).
7. Ketahui kapan harus tidak merespons. Selama anak tidak melakukan sesuatu yang berbahaya dan mendapat banyak perhatian karena berperilaku baik, mengabaikan perilaku buruk bisa menjadi cara efektif untuk menghentikannya. Mengabaikan perilaku buruk juga dapat mengajarkan anak konsekuensi alami dari tindakannya. Misalnya, jika anak terus-menerus menjatuhkan kuenya dengan sengaja, ia tidak akan punya lagi kue tersisa untuk dimakan. Jika dia melempar dan merusak mainannya, dia tidak akan bisa memainkannya. Dia belajar untuk tidak menjatuhkan kuenya dan bermain dengan hati-hati dengan mainannya.
8. Bersiaplah menghadapi masalah. Rencanakan terlebih dahulu situasi ketika anak mungkin mengalami kesulitan berperilaku. Persiapkan mereka untuk aktivitas mendatang dan bagaimana Anda ingin mereka berperilaku.
9. Alihkan perilaku buruk. Terkadang anak-anak berperilaku buruk karena mereka bosan atau tidak tahu apa yang lebih baik. Temukan hal lain untuk dilakukan anak.
10. Minta time-out. Time-out bisa sangat berguna ketika aturan tertentu dilanggar. Upaya disiplin ini bekerja paling baik dengan memperingatkan anak-anak bahwa mereka akan mendapat waktu istirahat jika mereka tidak berhenti berperilaku buruk. Mengingatkan mereka tentang kesalahan yang dilakukan dengan kata-kata sesingkat-singkatnya dan dengan emosi sesedikit mungkin.Tetapkan jangka waktu (umur 1 menit per tahun adalah aturan praktis yang baik). Strategi ini dapat membantu anak belajar dan mempraktikkan keterampilan manajemen diri, juga cocok untuk anak-anak yang lebih besar dan remaja.***
Ilustrasi: Pexels/Cottonbro Studio
Referensi: healthychildren.org
0 Comments