MYHOMMY.ID – Parents, usia prasekolah adalah momen anak-anak berkumpul dengan teman sebayanya dan mempelajari pelajaran penting dalam hidup seperti cara berbagi, bergiliran, dan mengikuti aturan. Hal ini juga dapat mempersiapkan mereka secara akademis saat memasuki taman kanak-kanak dan seterusnya.
Namun bagi anak prasekolah ini, mengikuti kegiatan di sekolah memang menimbulkan sejumlah emosi, baik bagi orang tua maupun anak. Bagi seorang anak, berada di lingkungan prasekolah yang baru dengan guru dan anak yang asing dapat menimbulkan kecemasan sekaligus kegembiraan.
Bagaimana anak usia prasekolah ini merasa siap dan nyaman untuk bersekolah?
Meredakan Ketakutan Anak
Bicarakan dengan anak tentang prasekolah sebelum dimulai. Pada bulan-bulan dan minggu-minggu sebelum sekolah, perkenalkan anak secara bertahap pada aktivitas yang sering dilakukan di ruang kelas. Seorang anak yang terbiasa mencoret-coret dengan kertas dan krayon di rumah, misalnya, akan merasa terhibur mengetahui bahwa ada krayon dan kertas di kelas prasekolah.
Kunjungi kelas prasekolah bersama anak beberapa kali sebelum sekolah dimulai. Hal ini dapat meredakan kekhawatiran tentang ruang baru ini. Kunjungan juga merupakan kesempatan untuk bertemu dengan guru dan bertanya tentang rutinitas dan aktivitas umum. Anda bisa mengenalkan beberapa rutinitas dan aktivitas tersebut di rumah agar menjadi familiar.
Saat Anda berada di dalam kelas, biarkan anak menjelajahi dan mengamati kelas dan memilih apakah akan berinteraksi dengan anak-anak lain. Hal ini membantu anak-anak membiasakan diri dengan ruangan tersebut dan memungkinkan mereka menjelajahi mainan baru yang akan mereka mainkan saat sekolah dimulai.
Anda juga bisa bertanya bagaimana guru menangani hari-hari pertama yang penuh air mata. Bagaimana minggu pertama disusun untuk membuat perubahan lebih mudah bagi anak?
Saat Anda mendukung langkah penting yang diambil anak ini, jangan terlalu fokus pada perubahan yang akan terjadi. Hal ini dapat memperburuk kecemasan, dan bahkan anak kecil pun dapat menangkap isyarat nonverbal orang tua. Jadi, meskipun Anda mungkin merasa sedikit khawatir meninggalkan anak di taman kanak-kanak, tetaplah antusias dan bicarakan betapa menyenangkannya hal itu.
Semakin tenang dan yakin mengenai pilihan Anda untuk menyekolahkan anak ke prasekolah, maka anak akan semakin percaya diri.
Hari pertama
Saat Anda memasuki kelas pada hari pertama, dengan tenang perkenalkan kembali guru tersebut kepada anak, lalu mundurlah agar guru dapat mulai menjalin hubungan dengan anak. Hal ini akan menunjukkan kepada anak bahwa mereka akan bahagia dan aman dalam asuhan guru.
Jika anak menempel pada Anda atau menolak berpartisipasi dalam kelas, jangan marah – ini hanya akan membuat anak semakin kesal. Selalu berikan ucapan selamat tinggal yang penuh kasih dan konsisten kepada anak, tetapi begitu Anda melakukannya, segera tinggalkan. Jangan menyelinap keluar. Pergi tanpa pamit bisa membuat anak merasa ditinggalkan. Sebaliknya, perpisahan yang panjang mungkin hanya memperkuat perasaan anak bahwa prasekolah adalah tempat yang buruk.
Rutinitas perpisahan yang konsisten dan dapat diprediksi dapat membuat perpisahan menjadi lebih mudah. Beberapa orang tua melambai dari luar jendela kelas atau membuat ekspresi wajah selamat tinggal yang lucu, sementara yang lain berjabat tangan khusus sebelum berpisah.
Benda-benda seperti — foto keluarga, boneka khusus, atau selimut favorit — juga dapat membantu menenangkan anak. Juga, perlu diingat bahwa sebagian besar anak-anak baik-baik saja setelah orang tua mereka pergi.
Baik anak ingin atau enggan untuk pergi ke prasekolah, anggota staf sekolah harus siap membantu pemindahannya ketika Anda tiba. Beberapa anak mungkin langsung bergabung dengan teman sekelasnya, sementara yang lain mungkin menginginkan pelukan pribadi dari pengasuhnya sebelum bergabung dengan kelompok.
Banyak taman kanak-kanak memulai dengan ritual sehari-hari, seperti waktu berkumpul (saat guru dan anak membicarakan apa yang mereka lakukan sehari sebelumnya dan kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu). Anak-anak prasekolah cenderung merespons prediktabilitas semacam ini, dan mengikuti rutinitas akan membantu memudahkan “perpindahan” dari rumah ke sekolah.***
Ilustrasi : Pexels/Cottonbro Studio
Referensi: kidshealth.org
0 Comments