4 Masalah Gangguan Pencernaan pada Anak, Bagaimana Penanganannya?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

MYHOMMY.ID – Parents, masalah gastrointestinal atau pencernaan sangat umum terjadi pada anak-anak. Merasa sakit perut dan perut kembung mungkin sering dikeluhkan sang buah hati. Nah, sebagian besar masalah pencernaan ini dapat diatasi dengan perubahan pola makan atau perubahan gaya hidup.

 Apa Saja Masalah Gangguan Pencernaan yang Paling Umum dialami Anak?

Sembelit

Ketika anak-anak mengalami sembelit, biasanya hal itu terjadi karena mereka tidak mendapatkan cukup cairan dan/atau serat dari makanannya. Khususnya pada anak-anak yang lebih kecil, mereka mungkin pernah merasakan nyeri saat buang air besar dan takut untuk buang air besar lagi, sehingga mereka “menahannya”.

Hal ini membuat tinja mereka menjadi lebih keras dan menyakitkan untuk digerakkan. Bukan hal yang aneh jika anak mengalami sembelit saat mulai bersekolah, karena mereka mungkin merasa tidak nyaman menggunakan kamar mandi di sekolah, sehingga mereka menahan untuk tidak buang air besar saat di sekolah.

Perubahan pola makan, peningkatan asupan air, penggunaan obat-obatan sementara dan teknik untuk mengatasi kecemasan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ini.

Sakit perut

Banyak hal berbeda yang dapat menyebabkan sakit perut atau nyeri. Sebagian besar sakit perut pada anak-anak mudah diobati. Penyebab yang lebih serius biasanya memiliki tanda bahaya seperti penurunan berat badan, muntah, darah pada tinja, atau sakit perut yang membuat anak tidak bisa tidur atau tidak bisa nyenyak.

Penyebab umum sakit perut adalah refluks gas dan asam, yang sering kali berhubungan dengan pola makan. Dalam kasus seperti ini, tes darah dan tinja dapat dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang apa yang terjadi, dan mungkin ada jangka waktu untuk menghilangkan unsur tertentu dari menu makanan untuk memeriksa intoleransi makanan.

Radang usus buntu

Peradangan pada usus buntu—kantong kecil yang menempel pada usus besar di sisi kanan tubuh—mungkin dimulai dengan nyeri perut yang tidak jelas di sekitar pusar, kemudian berkembang menjadi nyeri kram yang parah di sisi kanan bawah perut.

Beberapa anak mungkin juga mengalami mual, muntah, demam, dan diare. Usus buntu yang pecah dapat menyebabkan komplikasi serius, namun jika ditangani sejak dini, radang usus buntu biasanya dapat diatasi dengan pembedahan invasif minimal. Terkadang antibiotik dapat digunakan sebagai gantinya.

Intususepsi

Kondisi usus lain yang memerlukan perhatian segera adalah intususepsi, ketika bagian usus terlipat sehingga menyebabkan penyumbatan. Hal ini paling sering terlihat pada anak-anak di bawah usia 2 tahun dan terkadang terjadi setelah virus menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di usus atau jika ada kelainan struktural, seperti polip.

Anak-anak dengan intususepsi tiba-tiba mengalami gelombang rasa sakit yang hebat yang dapat menyebabkan mereka membungkuk atau menarik lutut ke dada dan menangis tanpa henti.

Anak-anak dengan gejala-gejala ini harus dibawa ke ruang gawat darurat. Biasanya usus yang terlipat dapat dibuka kembali dengan enema yang menggunakan cairan atau udara. Jika terjadi kerusakan yang lebih parah pada usus, atau enema tidak dapat membuka kembali penyumbatan, pembedahan diperlukan.***

Ilustrasi: Pexels/Karolina Kaboompics

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *