MYHOMMY.ID – Parents, sebagian orang meyakini bahwa anak-anak lebih cenderung menjadi hiperaktif jika mengonsumsi gula, pemanis buatan, atau pewarna makanan tertentu. Namun, para ahli lain tidak sependapat dengan hal ini.
Apa itu hiperaktif? Hiperaktif berarti peningkatan gerakan, sering kali disertai dengan tindakan impulsif, mudah teralihkan, dan rentang perhatian lebih pendek.
Efek Samping Gula
Beberapa orang menyatakan bahwa mengonsumsi gula (seperti sukrosa), aspartam, serta perasa dan pewarna buatan menyebabkan hiperaktif dan masalah perilaku lainnya pada anak-anak. Mereka berpendapat bahwa anak-anak harus mengikuti pola makan yang membatasi zat-zat tersebut.
Tingkat aktivitas pada anak berbeda-beda sesuai usianya. Anak usia 2 tahun seringkali lebih aktif dan memiliki rentang perhatian yang lebih pendek dibandingkan anak usia 10 tahun.
Tingkat perhatian seorang anak juga akan berbeda-beda tergantung minatnya terhadap suatu kegiatan. Orang dewasa mungkin memandang tingkat aktivitas anak secara berbeda tergantung situasinya. Misalnya, anak yang aktif di taman bermain mungkin baik-baik saja. Namun, banyaknya aktivitas anak bahkan hingga larut malam, mungkin dianggap sebagai masalah.
Dalam beberapa kasus, pola makan khusus tanpa perasa atau pewarna buatan membantu hiperaktif anak, karena keluarga dan anak berinteraksi dengan cara yang berbeda ketika anak tidak mengonsumsi makanan tersebut. Perubahan ini, bukan pola makan itu sendiri, yang dapat memperbaiki perilaku dan tingkat aktivitas.
Gula rafinasi (olahan) mungkin mempunyai pengaruh pada aktivitas anak. Gula rafinasi dan karbohidrat memasuki aliran darah dengan cepat. Oleh karena itu, mereka menyebabkan perubahan cepat pada kadar gula darah. Hal ini mungkin membuat anak menjadi lebih aktif.
Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara pewarna buatan dan hiperaktif. Sebaliknya, penelitian lain tidak menunjukkan efek apa pun. Tentunya membutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
Rekomendasi untuk Anda
Ada banyak alasan untuk membatasi kadar gula pada anak selain karena pengaruhnya pada tingkat aktivitas.
Pola makan tinggi gula merupakan penyebab utama kerusakan gigi.
Makanan tinggi gula cenderung memiliki lebih sedikit vitamin dan mineral. Makanan ini dapat menggantikan makanan dengan lebih banyak nutrisi. Makanan tinggi gula juga memiliki kalori ekstra yang bisa memicu obesitas.
Beberapa orang memiliki alergi terhadap pewarna dan perasa. Jika seorang anak terdiagnosis alergi, konsultasikan dengan ahli gizi.
Tambahkan serat ke dalam makanan anak Anda untuk menjaga kadar gula darah lebih merata. Untuk sarapan, serat bisa didapatkan pada oatmeal, parutan gandum, buah beri, pisang, pancake gandum utuh. Untuk makan siang, serat terdapat pada roti gandum, buah persik, anggur, dan buah-buahan segar lainnya.
Sediakan “waktu tenang” agar anak dapat belajar menenangkan diri di rumah.
Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan jika anak Anda tidak dapat duduk diam ketika anak-anak lain seusianya dapat atau tidak dapat mengendalikan impulsnya.***
Ilustrasi: Pexels/ mali maeder
Referensi: medlineplus.gov
0 Comments