MYHOMMY.ID – Parents, anak mungkin dapat mengidentifikasi warna secara konsisten dan akurat antara usia 3 dan 4 tahun. Namun anak-anak memiliki pemahaman reseptif tentang warna sejak usia dini.
Penelitian menunjukkan bahwa bayi mungkin dapat membedakan warna sejak usia 4 bulan. Bayi dapat merasakan bahwa suatu benda memiliki warna yang berbeda-beda. Pada usia 12 bulan, ia bahkan mungkin menunjukkan preferensi terhadap warna-warna tertentu.
Pada usia 18 hingga 24 bulan, balita mungkin dapat merespons dengan benar jika Anda memintanya memberikan bola warna biru kepada Anda. Pada usia 3 hingga 4 tahun, mereka mungkin dapat mengidentifikasi dan memberi nama warna suatu benda dengan benar dan mereka mungkin memahami bahwa warna hanyalah salah satu atribut—seperti bentuk, ukuran, atau berat—yang dimiliki suatu benda.
Mengapa penting bagi anak untuk belajar warna?
Membantu anak mempelajari warna membantu menciptakan dasar yang kuat untuk keterampilan di kemudian hari seperti mencocokkan, menyortir, dan membuat pola. Kemampuan anak untuk melihat perbedaan mendetail antar benda, yang oleh para ahli perkembangan disebut sebagai diskriminasi visual, merupakan keterampilan penting yang sebagian didasarkan pada pengenalan warna.
Keterampilan diskriminasi visual balita akan membantunya di kemudian hari saat mereka belajar membedakan huruf-huruf yang berbeda dan pada akhirnya, belajar membaca.
Bagaimana anak-anak belajar warna?
Apel berwarna merah, rumput berwarna hijau, dan matahari berwarna kuning: Sepertinya anak seharusnya bisa mempelajari dasar-dasar warna hanya dengan beberapa kali pengulangan, bukan? Namun bagi kebanyakan anak kecil, mempelajari warna membutuhkan waktu.
Mengetahui bahwa sebuah apel berwarna merah berarti otak anak harus memahami bahwa kata “apel” mengacu pada benda tersebut dan bahwa kata “merah” menggambarkan atribut warna. Bagi anak kecil, ini adalah tugas kognitif yang kompleks.
Seperti banyak aspek perkembangan anak, pembelajaran warna terjadi secara bertahap. Ketika otak mereka memahami konsep-konsep yang semakin kompleks dan ketika mereka dihadapkan pada pengalaman yang berbeda, pemahaman mereka tentang warna pun berkembang.
Berikut ini gambaran kasar perkembangan pemahaman anak-anak tentang warna:
Memperhatikan warna yang berbeda (usia 12 hingga 18 bulan):
Anak yang berusia satu tahun mungkin memilih bola hijau dari keranjang yang penuh dengan bola berwarna, atau lebih suka minum dari cangkir biru daripada cangkir merah. Hal ini menunjukkan bahwa balita sedang belajar membedakan warna-warna yang berbeda secara visual dan bahkan menunjukkan preferensi warnanya.
Mulai mempelajari kata-kata untuk warna (usia 19 hingga 24 bulan):
Seiring dengan berkembangnya kemampuan bahasa balita, mereka mungkin mulai menggunakan kata-kata berwarna dalam percakapan. Saat ditanya “Apa warnanya?” balita mungkin merespons dengan istilah warna, meskipun itu mungkin bukan istilah yang tepat. Mereka mungkin memegang bola berwarna kuning dan berkata “biru”.
Identifikasi dengan benar setidaknya satu warna ketika ditanya (usia sekitar 30 bulan):
Pada tahap ini, balita mungkin menunjuk ke cangkir yang tepat jika ditanya, “Di mana cangkir merahnya?” Namun jika bertanya kepada anak, “Apa warna bola ini?” mereka mungkin mengucapkan kata warna yang salah. Meskipun hal ini mungkin tampak membingungkan, ini merupakan indikasi bahwa mereka memahami kata-kata warna sebelum mereka dapat menyebutkannya sendiri secara akurat. Hal ini disebabkan karena keterampilan berbahasa reseptif (apa yang dapat kita pahami) sering kali berkembang sebelum keterampilan berbahasa ekspresif (apa yang dapat kita ucapkan).
Mencocokkan berdasarkan warna (usia 24 hingga 36 bulan):
Seiring berkembangnya pemahaman balita tentang warna, mereka mungkin mulai tertarik untuk mencocokkan objek berwarna. Cobalah memberi anak sebuah Felt Star berwarna kuning dan kemudian berikan mereka satu Kancing Mosaik berwarna hijau dan satu Kancing Mosaik kuning. Tanyakan: “Tombol manakah yang sesuai dengan bintang?” untuk melihat apakah mereka dapat mencocokkan kuning dengan kuning.
Mengidentifikasi beberapa warna dengan benar berdasarkan namanya (usia 36 hingga 48 bulan):
Sekitar usia 3 hingga 4 tahun, anak mungkin belajar memisahkan atribut warna dari objek itu sendiri. Benda bisa mempunyai warna yang berbeda-beda, meskipun fungsinya sama. Inilah saatnya anak mulai menyebutkan warna dengan lebih akurat.
Otak mereka mampu menyatukan semua bagian pemahaman warna. Mereka memiliki keterampilan bahasa untuk menyebutkan nama warna serta kematangan kognitif untuk menghubungkan kata tersebut dengan warna yang benar pada suatu objek.
Perlu diingat bahwa anak mungkin tidak mempelajari semua warna dasar secara bersamaan. Mungkin diperlukan waktu beberapa bulan bagi mereka untuk memberi label semua warna primer secara konsisten dan benar, dan penelitian menunjukkan bahwa anak-anak mungkin terakhir mempelajari warna coklat dan abu-abu.
Cara mempermudah pengajaran warna
Bagi anak kecil, belajar tentang warna adalah tentang eksplorasi, pemaparan, dan permainan. Anda dapat mendukung pemahaman anak hanya dengan menunjukkan warna dengan cara yang menarik dan bermakna.
Perhatikan dan beri nama warna.
Tunjukkan ketika Anda mengenakan warna yang sama, atau ketika bunga atau mobil atau mainan memiliki warna yang sangat mencolok: “Lihat! Bunda punya warna hijau di baju Bunda dan Adek punya warna hijau di sepatu Adek,” atau “Lihatlah bunga yang indah. Warnanya merah cerah.”
Dengan mengungkapkan rasa takjub dan gembira terhadap warna-warna yang diihat di sekitar, Anda membantu anak memperhatikan warna juga. “Lihat perosotan di taman bermain itu: Warnanya kuning cerah!”
Beri nama objeknya, lalu warnanya.
Merupakan hal yang umum untuk memperkenalkan warna dengan mengatakan “lihat krayon ungu”, atau “itu apel merah”. Namun penelitian menemukan bahwa membalik urutan—“krayon itu ungu” atau “apel ini merah”—menghasilkan perbedaan yang signifikan pada kemampuan balita dalam mengidentifikasi warna.
Saat Anda berbicara, anak memproses kata-kata Anda secara berurutan. Jadi ketika Anda memperhatikan krayon sebelum memberi label ungu, anak akan lebih mampu memahami bahwa “ungu” mengacu pada atribut krayon dan bukan sebaliknya.
Inilah sebabnya mengapa anak akan lebih mudah mempelajari warna jika Anda mengucapkan kata warna setelah objeknya: “Krayon ini berwarna ungu.”
Kegiatan untuk mengajarkan warna pada balita
Anda dapat mendukung pemahaman warna melalui permainan sehari-hari. Bantu mereka memperhatikan objek dengan warna berbeda dan beri mereka kata untuk warna tersebut saat Anda menjalani rutinitas harian, atau cobalah beberapa aktivitas di bawah ini.
Membaca buku penuh warna: Pilih buku dengan foto realistis, seperti “Makanan Berwarna-warni”. Tunjuklah objek tersebut dan beri nama warnanya saat Anda membaca bersama: “Anak laki-laki itu sedang makan stroberi. Stroberinya berwarna merah. Kemeja anak laki-laki itu juga berwarna merah.”
Kantong warna stik es krim (mulai sekitar usia 15 bulan):
Anda dapat memperkenalkan aktivitas ini sekitar usia 15 bulan sebagai tantangan keterampilan motorik halus yang tumbuh bersama anak menjadi permainan mencocokkan warna. Pada awalnya, fokusnya adalah pada menggenggam tongkat kerajinan dan memasukkannya ke dalam saku, tanpa mencocokkan tongkat dengan saku “kanan” berdasarkan warna.
Saat anak belajar lebih banyak tentang warna, Anda dapat memberikan anak tongkat kerajinan berwarna hijau dan berkata, “Tongkat ini berwarna hijau. Bisakah Adek memasukkannya ke dalam saku yang berwarna hijau?
Bandingkan warna di toko (mulai sekitar usia 18 bulan):
Toko kelontong adalah tempat yang tepat untuk membantu anak menemukan berbagai warna yang menarik: “Apel ini berwarna merah dan lada juga berwarna merah. Dua makanan yang berwarna merah!” Seiring kemajuan pembelajaran warna anak, mintalah mereka untuk menunjukkan makanan dengan warna berbeda: “Dapatkah Adek menemukan makanan yang berwarna kuning?”
Membuat kotak warna (sekitar 22 bulan):
Setelah anak memahami beberapa kata warna dan dapat membedakan warna, Anda dapat memperkenalkan aktivitas kotak warna. Isi kotak atau wadah kecil dengan benda-benda yang warnanya sama—lemon, cangkir kuning, dan bola kuning, misalnya.
Kemudian tambahkan beberapa mainan: bintang, keranjang, dan pasel. Letakkan tempat sampah di lantai agar balita dapat menjelajah sendiri pada awalnya. Setelah beberapa menit, bicaralah dengan mereka tentang benda dan warnanya: “Bintang ini berwarna kuning. Akankah bintang itu muat di dalam cangkir yang berwarna kuning?”
Ilustrasi: Pexels/Ketut Subiyanto
Referensi: lovevery.com
0 Comments