MYHOMMY.ID – Parents, dalam lanskap pendidikan yang beragam, ternyata suatu pendekatan belum tentu cocok untuk semua hal. Metode pengaturan kelas dengan meja dan lembar kerja rutin, mungkin cocok untuk sebagian pelajar. Namun banyak anak berkembang dengan gaya pendidikan yang lebih dinamis dan langsung.
Bermain dan belajar harus menarik dan menyenangkan, bukan sekadar rutinitas. Menyeimbangkan pendidikan terstruktur dengan aktivitas yang menyenangkan adalah kunci untuk mendukung pertumbuhan pelajar.
Memasukkan beragam aktivitas kreatif dalam rutinitas harian anak tidak hanya membuat mereka tertarik tetapi juga mendorong perkembangan kognitif mereka. Dalam artikel hari ini, kita akan mengeksplorasi dampak pembelajaran berbasis permainan kreatif terhadap perkembangan otak.
Melibatkan Pikiran Melalui Bermain dan Belajar
Pendidikan harus dinamis dan menarik. Menemukan perpaduan yang tepat antara pembelajaran terstruktur melalui penemuan yang menyenangkan sangat penting untuk pertumbuhan kognitif anak.
Mengintegrasikan aktivitas dan permainan kreatif ke dalam rutinitas sehari-hari akan membangun dasar yang kuat untuk permainan dan pembelajaran berkelanjutan, serta perkembangan otak. Pendekatan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan mereka tetapi juga memupuk imajinasi dan keterampilan memecahkan masalah.
Peran Bermain Kreatif dalam Perkembangan Otak
Otak manusia mengalami pertumbuhan yang luar biasa setelah lahir, khususnya selama tahun-tahun awal perkembangan hingga awal usia dua puluhan. Selama fase penting ini, permainan kreatif memainkan peran penting dalam mendorong perkembangan koneksi saraf.
Koneksi ini penting untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar, seperti berlari dan melompat, serta keterampilan motorik halus, termasuk menulis dan gerakan tangan yang tepat.
Aspek perkembangan ini tetap signifikan selama masa remaja dan bahkan dewasa, terutama mempengaruhi lobus frontal, yang penting untuk perencanaan dan pengambilan keputusan.
Meningkatkan Kecerdasan, Pembelajaran, dan Memori Melalui Bermain
Penelitian terbaru, termasuk studi dalam ilmu pembelajaran, menunjukkan bahwa bermain kreatif, seperti pendidikan Montessori, meningkatkan memori semantik dan pemikiran kreatif anak-anak, sehingga menghasilkan proses berpikir yang lebih fleksibel.
Fleksibilitas ini terkait dengan kinerja yang lebih baik dalam tes berpikir kreatif. Studi tambahan menunjukkan aktivitas seperti permainan pura-pura dan membentuk adonan mainan pada anak usia 6 hingga 7 tahun secara signifikan meningkatkan kreativitas dan pemikiran divergen, yang penting untuk pemecahan masalah dan perkembangan kognitif. Temuan ini menekankan pentingnya aktivitas bermain dan imajinatif dalam membentuk kemampuan kognitif anak.
Melepaskan Kreativitas dan Imajinasi
Kreativitas, seni ‘khayalan’, membawa pemikiran kita pada perjalanan menarik ke tempat-tempat baru. Mendorong anak-anak untuk berimajinasi tidak hanya meningkatkan kreativitas artistik mereka tetapi juga memicu inovasi di berbagai bidang, sehingga menghasilkan ide dan solusi baru.
Keterampilan berpikir imajinatif ini adalah kunci untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis, keterampilan yang penting dalam dunia yang terus berubah saat ini.
Permainan Kreatif dan Pengembangan Fungsi Eksekutif
Fungsi eksekutif, yang sebagian besar diatur oleh lobus frontal otak, mencakup keterampilan seperti perencanaan, manajemen waktu, dan pengaturan emosi. Permainan kreatif secara langsung menjalankan fungsi-fungsi ini, yang sangat penting untuk disiplin dan kontrol diri.
Anak-anak dengan fungsi eksekutif yang berkembang dengan baik cenderung unggul secara akademis, sosial, dan dalam pengambilan keputusan.
Pengaruh terhadap Perkembangan Kognitif
Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis permainan pura-pura sangat penting untuk perkembangan sosial anak-anak. Sebuah penelitian di University of Miami, yang dipelopori oleh Doris Bergin, menunjukkan hubungan antara permainan kreatif dan peningkatan keterampilan kognitif.
Studi tersebut mengungkapkan bahwa kurangnya waktu bermain dapat menghambat keterampilan perkembangan sosial, kemampuan memecahkan masalah, dan prestasi akademik anak-anak di bidang-bidang utama seperti matematika, sains, dan literasi.
Selain itu, ditekankan bahwa anak-anak yang mengikuti pembelajaran berbasis bermain bersama orang tuanya mendapatkan manfaat yang signifikan dalam berbagai aspek perkembangan. Menunjukkan tingkat kemampuan kognitif dan imajinasi yang lebih besar dibandingkan anak-anak yang tidak bermain dengan orang tuanya.
Mengembangkan persahabatan yang lebih kuat, kesehatan mental yang positif, dan mengalami hubungan keluarga yang lebih kuat dibandingkan dengan anak-anak yang tidak bermain dengan orang tuanya.
Menumbuhkan kreativitas anak bisa menjadi hal yang sederhana dan terjangkau. Mengubah barang sehari-hari, seperti kotak kardus menjadi pesawat luar angkasa, membuka dunia permainan dan pembelajaran yang imajinatif. ***
Ilustrasi: Pexels/Markus Spiske
Referensi: thebrainworkshop.com
0 Comments