MYHOMMY.ID – Parents, perilaku anak Anda mencerminkan diri Anda. Ada yang mengatakan bahwa anak-anak seperti spons, mereka cenderung menyerap segala sesuatu dan setiap pengaruh di sekitar mereka.
Seperti kita ketahui, sopan santun adalah tentang rasa hormat dan penghargaan untuk diri sendiri dan orang lain. Orang yang santun tidak hanya membuat orang lain terkesan, tetapi mereka juga cepat memuji orang lain atas perilaku mereka.
Memahami dasar-dasar sopan santun akan membantu Anda untuk mengajarkan hal yang sama kepada anak. Sopan santun yang baik mencerminkan kepribadian yang penuh kasih dan perhatian. Kiat-kiat berikut ini akan membantu Anda dalam upaya mengajarkan sopan santun kepada anak dan membesarkan anak yang santun.
- Awali dengan “Tolong,” “Terima Kasih,” dan “Sama-sama”.
Balita menyimpulkan bahwa kata “tolong” adalah cara mendapatkan apa yang diinginkan, “terima kasih” adalah cara mengakhiri interaksi dan “sama-sama” adalah cara menghargai setelah apa yang dilakukan.
Setidaknya Anda telah menanamkan sopan santun sosial ini ke dalam kosakata anak. Nantinya akan digunakan dengan pemahaman bahwa mereka membuat orang lain merasa senang karena telah membantu. Jadilah teladan dalam hal sopan santun.
Jika Anda ingin anak menjadi teladan dalam hal sopan santun, Anda harus memastikan bahwa Anda juga melakukannya. Ini jelas bukan area di mana Anda bisa membuat anak melakukan apa yang Anda katakan dan bukan apa yang Anda lakukan. Langkah pertama untuk memiliki anak yang sopan adalah menjadi orang tua yang sopan.
2. Berlatihlah di rumah.
Anak perlu banyak berlatih dalam seni sopan santun sosial. Luangkan waktu untuk terlibat dalam permainan peran dengan putra atau putri. Misalnya, berlatihlah untuk bersikap sopan saat menggunakan telepon.
3. Berikan penguatan positif kepada anak.
Anak-anak suka pujian; terutama jika pujian itu datang dari orang tua atau orang yang mereka kasihi. Sering kali orang tua hanya menanggapi perilaku yang tidak diinginkan dari anak-anak, tapi mengabaikan keberhasilan dan tindakan positif anak. Pilihan ini sebenarnya dapat memiliki hasil yang sebaliknya. Anak-anak ingin perhatian dengan cara apa pun yang bisa ia dapatkan-bahkan jika itu berarti melakukan hal-hal yang buruk.
4. Peka dalam situasi.
Anak-anak sering kali tidak menyadari apa yang mereka lakukan. Misalnya, jika Anda sedang berbicara dengan seorang teman dan anak menyela pembicaraan Anda. Mintalah maaf kepada teman Anda dan beri tahu anak bahwa interupsinya tidak pantas. Atau jika anak memanggil orang dewasa dengan nama depannya, luangkan waktu untuk mengoreksinya. Pastikan Anda menggunakan kepekaan dalam situasi seperti ini. Jika Anda memiliki anak yang terlalu sensitif, Anda mungkin perlu meminta maaf dan berbicara dengannya secara pribadi.
5. Belajarlah untuk melatih.
Bantu anak untuk menetapkan tujuan sosial yang akan lebih membekalinya untuk komunikasi dan interaksi interpersonal sehari-hari. Luangkan waktu untuk duduk dan berbicara dengan mereka dan dengarkan pengalamannya saat berinteraksi dengan orang lain.
6. Bersabarlah.
Sama seperti siapa pun yang belajar bagaimana melakukan apa yang benar, anak-anak membutuhkan waktu untuk memahami cara bersikap sopan. Ajari anak pentingnya menghargai perasaan dan kebutuhan orang lain dan Anda akan mencapai tujuan ini. Saat anak belajar untuk lebih banyak mendengarkan, lebih sedikit berbicara, dan menghargai orang lain, artinya anak mulai menerapkan perilaku baik dan sopan santun. ***
Ilustrasi: Pexels
Referensi: cmaindo.com
0 Comments