Gondongan pada Anak, Bagaimana Gejala dan Pengobatannya?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

MYHOMMY.ID – Parents, anak-anak berisiko mengalami penyakit karena daya tahan tubuhnya masih lemah. Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah gondongan. Apa itu gondongan?

 Gondongan adalah penyakit virus yang sangat menular yang biasanya membuat anak mengalami demam dan pembengkakan kelenjar ludah di mulut dan dekat telinganya. Penyakit ini juga dapat menyerang sistem saraf pusat.

Penyakit ini menyebar dari satu anak ke anak lainnya. Anak-anak dapat menularkan penyakit ini satu hingga tujuh hari sebelum gejala muncul. Vaksin tersedia untuk membantu mencegah penyakit ini.

Karena penyakit ini disebabkan oleh virus, tidak ada obatnya, tetapi dapat diobati. Pengobatan dini untuk meredakan gejala membantu mencegah komplikasi serius.

Apa saja gejala gondongan?

Gejala gondongan dapat berbeda-beda pada setiap anak yang terkena. Mungkin diperlukan waktu antara 16 hingga 18 hari bagi anak untuk menunjukkan tanda-tanda gondongan setelah terkena penyakit ini. Gejala yang paling umum meliputi:

Pada fase awal penyakit:

Demam

Sakit kepala

Nafsu makan menurun

Tidak enak badan

Dalam 24 jam setelah gejala di atas muncul:

Sakit telinga atau nyeri wajah

Nyeri bertambah parah saat mengunyah

Nyeri bertambah parah saat mengonsumsi makanan yang menyebabkan peningkatan produksi air liur, seperti makanan asam

Selama 24 jam berikutnya:

Pembengkakan pada salah satu kelenjar air liur yang terletak di sisi wajah, dekat bagian luar telinga. Pembengkakan dapat membuat seluruh pipi tampak bengkak

Jarang terjadi, anak mungkin mengalami pembengkakan pada dua kelenjar air liur lainnya, yang terletak di bawah lidah dan di bawah dagu

Apa penyebab gondongan?

Gondongan disebabkan oleh virus yang disebut paramyxovirus. Penyakit ini menyebar dari satu anak ke anak lainnya melalui kontak langsung dengan cairan dari hidung dan tenggorokan. Tetesan cairan yang terinfeksi di udara dari bersin atau percakapan jarak dekat dapat terhirup dan dapat menyebabkan infeksi. Anak menularkan penyakit ini dari satu hingga tujuh hari sebelum gejala muncul, dan tetap menular selama lima hingga sembilan hari setelahnya.

Apakah gondongan umum terjadi?

Gondongan jarang terjadi pada anak-anak di bawah usia 3 tahun dan orang dewasa di atas usia 40 tahun. Berkat vaksin yang dikembangkan untuk mencegah gondongan, kasus gondongan relatif jarang terjadi.

Apa saja komplikasi dari gondongan?

Gondongan dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk:

Meningitis

Pembengkakan jaringan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang

Gejalanya mungkin termasuk:

Sakit kepala

Kaku leher

Mual dan muntah

Perubahan perilaku

Mata sensitif terhadap cahaya

Pankreatitis

Radang pankreas.

Iini merupakan komplikasi yang jarang terjadi, tetapi serius. Gejalanya dapat meliputi:

Tiba-tiba timbul nyeri hebat di bagian atas perut

Demam

Menggigil

Muntah

Lemah

Orkitis

Peradangan pada testis

Gejalanya dapat meliputi:

Demam

Menggigil

Sakit kepala

Mual dan muntah

Nyeri perut

Pembengkakan yang menyakitkan pada salah satu atau kedua testis

Ooforitis

Gejalanya dapat meliputi:

Demam

Nyeri perut dan nyeri tekan

Mual dan muntah

Nyeri pada satu sisi area panggul atau keduanya

Bisakah mencegah gondongan?

Vaksin gondongan biasanya diberikan dalam kombinasi dengan vaksin campak dan rubella. Sebagian besar anak-anak yang menerima suntikan akan terlindungi selama masa kanak-kanak. Vaksin MMR diberikan dalam dua dosis untuk bayi dan anak-anak, sekali antara usia 12 dan 15 bulan, dan sekali lagi antara usia 4 hingga 6 tahun.

Diagnosis Gondongan

Bagaimana mendiagnosis gondongan? Gondongan biasanya didiagnosis berdasarkan riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik. Gejala fisik biasanya cukup untuk memastikan diagnosis.

Bagaimana cara mengobati gondongan?

Tujuan pengobatan gondongan adalah untuk meredakan gejala dan mencegah terjadinya komplikasi serius. Karena gondongan merupakan infeksi virus, gondongan tidak dapat disembuhkan. Namun, beberapa langkah dapat meredakan gejala anak dan mencegah komplikasi. Langkah-langkah tersebut meliputi:

Asetaminofen untuk demam dan nyeri

Istirahat

Peningkatan asupan cairan

Sesuaikan pola makan anak berdasarkan apa yang dapat mereka toleransi (makanan yang meningkatkan produksi air liur akan menyebabkan peningkatan nyeri).***

Ilustrasi: Pexels/ Polina Tankilevitch

Referensi: childrenshospital.org

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *