Mengenal 5 Manfaat Bermain Kooperatif pada Anak

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

MYHOMMY.ID – Parents, anak-anak melewati enam tahap bermain saat mereka berkembang dan keterampilan mereka meningkat di setiap tahap. Pada tahap bermain kooperatif, anak-anak belajar bekerja sama dengan orang lain, baik itu saat bermain atau saat mengerjakan tugas sekolah.

Apa itu bermain kooperatif? Bermain kooperatif adalah tahap akhir bermain seperti yang dijelaskan oleh peneliti Mildred Parten. Parten percaya bahwa bermain adalah kunci bagi perkembangan anak saat mempelajari keterampilan akademis seperti matematika, bahasa, dan literasi serta keterampilan sosial penting seperti kerja sama dan kolaborasi dengan teman sebaya.

Penelitiannya mengidentifikasi enam tahap bermain yang dilalui anak-anak saat mereka tumbuh. Tahap-tahap ini adalah bermain tanpa kegiatan, bermain sendiri, bermain sebagai penonton, bermain paralel, bermain asosiatif, dan bermain kooperatif.

Tahap terakhir bermain, bermain kooperatif, melibatkan anak-anak bermain bersama untuk memecahkan masalah atau mengerjakan tugas untuk mencapai hasil bersama. Tidak seperti permainan kompetitif yang ada pemenangnya atau yang ada kalah, anak-anak bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama selama permainan kooperatif.

Perbedaan antara permainan kooperatif dan permainan asosiatif

Permainan asosiatif dan kooperatif mungkin tampak serupa karena melibatkan anak-anak satu sama lain. Namun, kedua tahap permainan ini berbeda dalam hal pengaturan dan aturan.

Permainan asosiatif adalah upaya pertama anak untuk bermain dengan anak-anak lain. Selama tahap ini, anak-anak dapat berbagi mainan, berbicara selama bermain, atau melakukan hal-hal bersama seperti berlarian di area luar yang sama tanpa bersaing. Namun, kegiatan-kegiatan ini tidak memiliki pengaturan karena setiap anak berfokus pada tindakan mereka sendiri.

Di sisi lain, selama permainan kooperatif, anak-anak menunjukkan minat pada kegiatan satu sama lain dan dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Tidak seperti permainan asosiatif, kegiatan dalam tahap ini diatur.

Kapan permainan kooperatif dilakukan?

Meskipun semua anak melewati enam tahap permainan dengan kecepatan yang berbeda, sebagian besar anak beralih ke permainan kooperatif sekitar usia empat atau lima tahun.

Seorang anak siap untuk tahap ini ketika mereka dapat memahami cara menerima peran selama bermain, bertukar ide, dan berbagi mainan. Mereka juga belajar menghargai hak milik anak lain dan mengikuti aturan untuk setiap permainan yang mereka mainkan.

Mengapa permainan kooperatif penting?

Permainan memiliki peran penting dalam perkembangan anak yang sehat. Melalui pembelajaran berbasis permainan, anak-anak dapat menjelajahi cara kerja dunia dan menemukan lebih banyak tentang diri mereka sendiri.

Mereka mengembangkan keterampilan penting dengan cara langsung dan dapat mengejar rasa ingin tahu mereka sendiri tanpa aturan atau tujuan akhir. Di bawah ini kami mengilustrasikan beberapa manfaat permainan kooperatif.

  1. Mendorong kolaborasi

Kolaborasi penting bagi anak secara akademis dan sosial. Permainan kooperatif mengajarkan anak-anak perlunya bekerja sama dan belajar dari orang lain alih-alih bersaing dengan mereka.

Saat bekerja dengan orang lain, seorang anak dapat mengamati teman sebayanya dan mempelajari perspektif baru dalam melakukan sesuatu. Ini terjadi saat melakukan aktivitas seperti menghubungkan berbagai bagian untuk mendapatkan hasil akhir atau membangun struktur dengan menambahkan bagian-bagian secara bergiliran.

2. Mengajarkan kepercayaan dan penyelesaian konflik

Saat anak-anak bermain bersama untuk mencapai tujuan bersama, mereka harus memercayai teman sebayanya untuk melakukan bagian mereka dengan benar. Saat anak-anak melihat teman sebayanya mengerjakan bagian mereka, mereka mempelajari kekuatan dan kelemahan mereka dan saling mendukung.

Selain itu, meskipun anak-anak dalam fase ini tahu cara berbagi dan mematuhi aturan, mereka masih memiliki konflik. Permainan kooperatif membantu anak-anak belajar cara berkomunikasi tentang suatu masalah, berkompromi, dan menghasilkan solusi yang dapat diterima oleh semua orang.

3. Membantu mengembangkan pengaturan diri

Permainan kooperatif mengharuskan anak-anak belajar cara mengelola emosi mereka, seperti menghadapi kekecewaan setelah kehilangan. Selain itu, ketika anak-anak bermain secara bergiliran, mereka harus melatih kesabaran dan menunggu waktu mereka untuk berpartisipasi.

Keterampilan penting ini menyebar ke bagian lain dari kehidupan sehari-hari mereka. Misalnya, Anda mungkin menyadari bahwa balita sekarang cukup sabar untuk menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum bermain dengan mainan mereka.

4. Meningkatkan keterampilan komunikasi

Permainan kooperatif mengharuskan anak untuk mengungkapkan keinginan dan kebutuhan mereka serta mendengarkan teman bermain mereka. Anak-anak belajar bahwa jika mereka tidak berkomunikasi atau mendengarkan, permainan tidak akan berjalan lancar dan mungkin tidak menyenangkan.

Seiring pertumbuhan anak, mereka terus mendefinisikan ulang komunikasi melalui permainan dan membawanya ke bagian lain dari kehidupan mereka.

5. Memperkenalkan empati

Selama permainan kooperatif, setiap anak memiliki peran untuk dimainkan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Saat anak-anak membagi peran dan menetapkan aturan, mereka belajar untuk berpikir dari sudut pandang satu sama lain untuk memastikan semua orang menikmati permainan. Pelajaran pertama tentang empati adalah bahwa setiap anak mengalami situasi yang sama secara berbeda.***

Ilustrasi: Pexels/Vanessa Loring

Referensi: mybrightwheel.com

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *