MYHOMMY.ID – Parents, sebagai orang dewasa, kita memecahkan masalah sepanjang hari, dari masalah kecil hingga besar. Kita dituntut untuk membuat keputusan dan menemukan solusi atas masalah yang terjadi di rumah, pekerjaan, hubungan, kesehatan, dll. Daftarnya tidak ada habisnya!
Banyak masalah yang kita selesaikan bersifat umum dan kita telah mempelajari berbagai solusi untuk digunakan tanpa banyak berpikir. Masalah yang baru atau lebih besar mungkin mengharuskan kita untuk berhenti sejenak dan secara aktif menggunakan keterampilan pemecahan masalah.
Salah satu momen paling mengasyikkan adalah menyaksikan seorang anak belajar memecahkan masalahnya sendiri! Momen ketika seorang anak tertukar memakaikan sepatu pada kedua kakinya. Ia berusaha mencopot sepatunya, lalu menukarnya agar berada di posisi kaki yang benar. Sepatu sebelah kanan, untuk kaki sebelah kanan, misalnya.
Atau, seorang anak berusia 8 tahun memilih memakai jaket karena cuaca lebih dingin dari yang ia kira. Seorang anak berusia 12 tahun menyadari bahwa ia telah bersikap tidak baik kepada temannya dan “menebusnya” dengan mengajaknya bergabung dengan teman-temannya saat makan siang.
Anak-anak dihadapkan dengan keputusan dan kesempatan belajar setiap hari selama setiap tahap kehidupan. Salah satu hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah memelihara kesempatan ini dan mendorong mereka untuk memecahkan masalah sendiri.
Sebagai orang tua, kita secara rutin memenuhi tanggung jawab kita sebagai penyedia dan pelindung anak-anak kita. Sering kali diperlukan upaya sadar bagi orang tua untuk melepaskan naluri penyedia mereka dan membiarkan anak menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi. Misalnya, jauh lebih mudah dan cepat untuk membantu anak membalik lengan jaket ke sisi kanan daripada dengan sabar melihat mereka berjuang untuk menyelesaikannya sendiri. Meskipun tujuannya adalah untuk membantu anak, saat kita memecahkan masalah untuk anak, kita menolak kesempatan ia untuk mencari tahu sendiri.
Berikut adalah 8 langkah untuk membantu anak mempelajari keterampilan memecahkan masalah:
1) Dorong Kreativitas
Biarkan anak-anak dan remaja berpikir out of the box “di luar kotak” dan mencoba ide-ide baru. Dorong anak-anak kecil untuk bermain kreatif dengan benda-benda yang mereka temukan atau balok kayu polos, sambil mendorong anak-anak yang lebih besar untuk mengeksplorasi ide-ide baru dengan imajinasi mereka.
2) Bersabarlah
Kenali saat-saat ketika Anda dapat menghabiskan beberapa menit ekstra untuk membiarkan anak memecahkan masalah sendiri daripada menyelesaikannya dengan cepat untuk mereka.
3) Mainkan Permainan Pemecahan Masalah
Permainan untuk semua usia dan tidak hanya untuk anak-anak kecil: dari petak umpet hingga menangkap bendera.
4) Contohkan
Berpikirlah dengan sekuat kemampuan dan biarkan anak-anak mendengarkan Anda memecahkan masalah. Tunjukkan bagaimana Anda bekerja untuk menemukan solusi.
5) Biarkan Mereka Gagal
Meski sulit, membiarkan anak gagal memberikan kesempatan belajar yang luar biasa. Hal itu juga memberikan pesan bahwa tidak apa-apa membuat kesalahan.
6) Mintalah Bantuan Mereka
Mintalah bantuan anak untuk membuat keputusan atau memecahkan masalah. Sungguh luar biasa mendengar kemungkinan yang dapat mereka kemukakan.
7) Usulkan Berbagai Kemungkinan
Menawarkan berbagai kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah dapat membantu memulai. Hal itu mendorong anak untuk mempertimbangkan berbagai pilihan dan memproyeksikan kemungkinan hasil.
8) Puji Upaya Mereka Versus Hasil
Sebagai manusia, kita tidak secara ajaib memecahkan setiap masalah dengan cara yang benar, juga tidak ada satu solusi untuk suatu masalah. Pujilah anak atas upaya mereka dan ketika ada keberhasilan, Anda dapat menyoroti hasilnya!
“Bunda dapat melihat betapa kerasnya Adek bekerja untuk menemukan solusi ini!”
“Kakak benar-benar berusaha keras untuk ini!”
“Ayah yakin kamu senang, kamu tidak menyerah. Tekadmu membantu kamu memecahkan masalah!”
“Bunda tahu kamu bisa menyelesaikannya!”
“Ayah bisa membayangkan betapa senangnya Adek saat menyelesaikan ini.”
Belajar memecahkan masalah adalah keterampilan hidup yang penting. Memperkuat keterampilan ini tidak hanya memungkinkan anak-anak untuk memperoleh kemandirian dan rasa percaya diri, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk meraih keberhasilan dalam pembelajaran akademis, kepemimpinan, hubungan sosial, keuangan, kesehatan, dan semua bidang kehidupan lainnya.***
Ilustrasi: Pexels/Yan Krukau
Referensi: findapsychologist.org
0 Comments