MYHOMMY.ID – Parents, anak-anak suka bermain imajinatif karena menyenangkan. Tetapi tahukah Anda bahwa permainan imajinatif juga merupakan komponen penting dari perkembangan anak yang normal dan harus distimulasi?
Permainan imajinatif, atau bermain pura-pura, adalah ketika seorang anak memainkan peran pengalaman yang menarik, seperti bermain ‘sekolah’ dengan mainan mereka. Anak-anak dapat terlibat dalam permainan imajinatif sendiri atau dengan orang lain.
Ada beberapa manfaat yang diberikan oleh permainan imajinatif terhadap perkembangan anak.
Apa manfaat dari permainan imajinatif?
Permainan imajinatif menumbuhkan kreativitas dengan menyediakan ruang yang aman bagi anak-anak untuk memerankan skenario yang mereka pilih, termasuk situasi yang mungkin tidak dapat mereka alami dalam kehidupan nyata.
Misalnya, seorang anak berusia 5 tahun yang tidak dapat pergi ke restoran, dapat mewujudkan hal tersebut melalui permainan imajinatif dengan temannya, membuat kegiatan minum teh pura-pura yang dapat mereka nikmati bersama di rumah.
Permainan ini juga memberi anak-anak kesempatan untuk belajar tentang sudut pandang orang lain, seperti apa yang mungkin dipikirkan Ayah ketika mereka bermain rumah-rumahan.
Permainan imajinatif mendorong perkembangan fisik dengan cara yang menyenangkan. Aktivitas seperti memasukkan lengan boneka ke dalam lengan jaketnya sangat bagus untuk koordinasi tangan-mata, seperti belajar menggerakkan dan mengendalikan tangannya dengan berbagai cara. Berlari kencang di atas kuda mainan membantu perkembangan motorik kasar dan koordinasi.
Hal ini memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk melatih dan mengembangkan bahasa dan keterampilan sosial mereka hanya dengan bersama dan berbicara dengan anak-anak lain.
Hal ini meningkatkan perkembangan keterampilan memecahkan masalah dan mengatur diri sendiri. Permainan imajinatif dengan teman sebaya dapat menciptakan situasi di mana tidak semua orang mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Misalnya, ketika lebih dari satu anak ingin menjadi Raja istana, anak yang tidak mendapatkan apa yang diinginkannya perlu belajar cara mengelola emosi yang tidak menyenangkan agar permainan dapat terus berlanjut.
Hal ini memberi orang tua cara yang menyenangkan untuk mengajarkan perilaku positif kepada anak-anak mereka. Orang tua dapat memperkenalkan situasi permainan untuk menciptakan peluang “pembelajaran insidental”. Misalnya, ketika memandikan boneka, orang tua dapat mengajukan pertanyaan kepada anak (misalnya “apa yang terjadi selanjutnya?”), memberikan komentar (“airnya hangat”), dan membahas dilema (“Oh tidak, Dolly kehabisan sabun!”). Hal ini mengajarkan anak keterampilan fungsional yang penting dan kemampuan untuk mengatasi situasi sulit dengan bimbingan.
Tips untuk mendorong permainan imajinatif
Karena permainan imajinatif sangat baik bagi perkembangan anak secara keseluruhan, orang tua harus secara aktif mendorong anak saat terlibat dalam permainan imajinatif.
• Sediakan banyak alat peraga, teman bermain (baik teman sebaya maupun orang dewasa).
• Berikan banyak waktu bermain – biarkan anak memiliki waktu sebanyak mungkin untuk menjelajahi permainan imajinasi yang dilakukan.
• Libatkan mereka dalam tugas harian Anda dan masukkan pembelajaran insidental ke dalam situasi ini. Misalnya, saat Anda menyiapkan makan malam, Anda dapat mengajak anak untuk memasak bersama Anda dengan barang-barang mainannya.
Berapa usia yang tepat untuk memperkenalkan permainan imajinatif kepada anak?
Tidak ada usia yang khusus ditetapkan untuk memperkenalkan permainan imajinatif ke dalam dunia anak. Anda dapat memulai dengan memperkenalkan barang-barang sederhana dan aman untuk anak, seperti mainan lunak.
Ciptakan situasi yang melibatkan benda tersebut dalam permainan, seperti meminta anak mencium pipi bonekanya. Memberi contoh permainan imajinatif kepada anak dapat membantu memulai proses ini, seperti membuat mainan berpura-pura berbicara satu sama lain.
Apakah ada hal negative dari permainan imajinatif?
Sama sekali tidak ada! Namun, jika seorang anak sering berperilaku dengan cara yang membahayakan dirinya sendiri atau orang lain selama bermain, atau jika seorang anak lebih suka bermain imajinatif sendiri dengan mengorbankan permainan sosial, mungkin ada baiknya mencari nasihat dari profesional perkembangan anak yang berkualifikasi.***
Ilustrasi: Pexels
Referensi: therapyfocus.org.ua
0 Comments