Paparan Bisphenol A Berisiko Autisme pada Anak? Begini Hasil Risetnya

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

MYHOMMY.ID – Parents, penelitian terbaru mengungkapkan peran plastik dalam perkembangan autisme pada anak, khususnya terkait dengan paparan bisphenol A (BPA), komponen plastik keras, selama masa kehamilan dan risiko gangguan perkembangan saraf pada anak laki-laki.

Studi ini menunjukkan bahwa BPA dapat mempengaruhi kadar estrogen pada bayi dan anak laki-laki usia sekolah, yang kemudian berpotensi meningkatkan risiko mereka untuk didiagnosis autisme.

BPA adalah bahan yang digunakan dalam plastik keras yang telah lama menjadi bagian dari berbagai produk, termasuk wadah makanan dan minuman. Banyak orang terpapar BPA dalam jumlah kecil setiap hari.

Kekhawatiran terkait dampak kesehatan dari BPA telah lama ada, mengingat kemampuannya meniru hormon estrogen dalam tubuh, meskipun secara lemah.

Meskipun paparan sehari-hari BPA biasanya rendah, paparan yang berkepanjangan dapat menimbulkan efek signifikan pada kesehatan. Karena itu, beberapa negara telah melarang penggunaan BPA dalam botol bayi sebagai langkah pencegahan.

Menurut laporan dari laman Study Finds pada Minggu (18/8/2024), penelitian ini menyimpulkan bahwa paparan BPA selama kehamilan merupakan faktor lingkungan yang mungkin berkontribusi terhadap perkembangan autisme. Penelitian ini melibatkan studi pada manusia dan tikus.

Dalam penelitian pada manusia, tim mengamati kohort yang terdiri dari 1.074 anak di Australia, yang terdiri dari hampir setengah anak laki-laki.

Mereka menemukan bahwa 43 anak (terdiri dari 29 anak laki-laki dan 14 anak perempuan) didiagnosis autisme pada usia tujuh hingga 11 tahun (usia rata-rata sembilan tahun).

Peneliti mengumpulkan sampel urin dari 847 ibu di akhir masa kehamilan dan mengukur kadar BPA. Analisis kemudian difokuskan pada sampel dengan tingkat BPA tertinggi.

Selain itu, mereka juga memeriksa perubahan gen dengan menganalisis darah dari tali pusar saat lahir untuk menilai aktivitas enzim aromatase, yang berhubungan dengan kadar estrogen.

Anak-anak yang menunjukkan perubahan gen yang menandakan kadar estrogen lebih rendah diklasifikasikan sebagai memiliki ‘aktivitas aromatase rendah’.

Penelitian menemukan adanya hubungan antara kadar BPA tinggi pada ibu dan peningkatan risiko autisme pada anak laki-laki dengan aktivitas aromatase rendah.

Namun, penelitian ini memiliki keterbatasan karena jumlah anak perempuan yang didiagnosis autisme dengan tingkat aromatase rendah terlalu sedikit untuk dianalisis, sehingga kesimpulan hanya bisa dibuat untuk anak laki-laki.

Penelitian pada tikus yang terpapar BPA selama kehamilan menunjukkan penurunan perilaku sosial dan perubahan pada amigdala, wilayah otak yang penting dalam memproses interaksi sosial.

Para peneliti menyimpulkan bahwa kadar BPA yang tinggi dapat menghambat aktivitas enzim aromatase, yang mempengaruhi produksi estrogen dan mengubah perkembangan neuron di otak tikus.

Namun, penting untuk dicatat bahwa hasil penelitian pada tikus tidak bisa langsung diterapkan pada manusia tanpa analisis lebih lanjut.***

Ilustrasi: Pexels/ Steve Johnson

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *