MYHOMMY.ID – Parents, pembelajaran berbasis sensori merupakan pendekatan yang semakin mendapatkan perhatian dalam pendidikan anak usia dini. Pendekatan ini menekankan pentingnya melibatkan indra dalam proses pembelajaran, di mana anak-anak tidak hanya mendengar atau melihat, tetapi juga menyentuh, mencium, dan merasakan pengalaman belajar mereka.
Aktivitas sensorik ini tidak hanya membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, tetapi juga memainkan peran penting dalam perkembangan motorik, sosial, dan kognitif anak. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang bagaimana kegiatan yang melibatkan indra dapat membantu anak-anak belajar lebih efektif dan mendukung perkembangan mereka secara keseluruhan.
Apa itu Pembelajaran Berbasis Sensori?
Pembelajaran berbasis sensori adalah pendekatan pendidikan yang menggunakan berbagai aktivitas yang merangsang indra anak-anak, seperti indra penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan pengecap.
Tujuan utama dari metode ini adalah untuk meningkatkan pengalaman belajar anak-anak melalui stimulasi sensorik yang beragam. Aktivitas sensorik memungkinkan anak untuk mengeksplorasi dunia di sekitar mereka, memahami konsep-konsep baru, dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk tumbuh dan belajar dengan lebih efektif.
Manfaat Pembelajaran Berbasis Sensori
- Pengembangan Motorik Halus dan Kasar
- Aktivitas sensorik, seperti bermain dengan tanah liat atau pasir, membantu anak-anak dalam mengembangkan keterampilan motorik halus. Ketika anak-anak memanipulasi benda-benda kecil dengan tangan mereka, mereka meningkatkan koordinasi mata-tangan dan kontrol otot yang lebih baik. Di sisi lain, aktivitas seperti melompat atau menari mengikuti irama musik membantu mengembangkan keterampilan motorik kasar, yang penting untuk keseimbangan dan koordinasi tubuh.
- Peningkatan Keterampilan Sosial dan Emosional
- Melalui pembelajaran berbasis sensori, anak-anak belajar untuk bekerja sama dengan orang lain dalam lingkungan yang mendukung. Misalnya, saat bermain air atau pasir bersama, mereka harus berkomunikasi, berbagi, dan mengembangkan empati terhadap teman sebaya mereka. Aktivitas ini juga membantu anak-anak mengenali dan mengelola emosi mereka, terutama ketika mereka dihadapkan pada situasi yang menantang atau tidak nyaman.
- Memperkuat Pemahaman Konsep Abstrak
- Konsep-konsep abstrak seperti jumlah, ukuran, dan tekstur bisa lebih mudah dipahami oleh anak-anak melalui pengalaman sensorik. Misalnya, menghitung biji-bijian atau merasakan perbedaan antara benda kasar dan halus membantu anak memahami konsep-konsep ini secara lebih mendalam.
- Meningkatkan Fokus dan Perhatian
- Kegiatan sensorik sering kali memerlukan konsentrasi yang tinggi, yang secara tidak langsung membantu anak-anak meningkatkan rentang perhatian mereka. Misalnya, merangkai manik-manik membutuhkan fokus untuk memilih dan memasukkan manik ke dalam benang. Aktivitas semacam ini melatih anak untuk tetap tenang dan fokus, yang sangat bermanfaat dalam kegiatan akademik lainnya.
- Stimulasi Kreativitas dan Imajinasi
- Pembelajaran berbasis sensori memberikan anak-anak kebebasan untuk mengeksplorasi dan menciptakan sesuatu yang baru. Bermain dengan bahan-bahan seperti cat, tanah liat, atau air memungkinkan anak untuk mengekspresikan diri mereka dan mengembangkan kreativitas. Imajinasi mereka akan terpicu saat mereka mencoba berbagai cara untuk menggunakan bahan-bahan tersebut dalam permainan mereka.
Contoh Aktivitas Sensorik yang Efektif
- Sensory Bins (Kotak Sensorik)
- Sensory bins adalah kotak atau wadah besar yang diisi dengan berbagai bahan seperti beras, pasir, atau air. Anak-anak dapat meraba, menggenggam, dan mengeksplorasi bahan-bahan ini untuk merasakan berbagai tekstur. Sensory bins dapat ditambahkan dengan mainan kecil, biji-bijian, atau benda-benda lain yang menambah pengalaman sensorik.
- Permainan dengan Air
- Bermain air adalah aktivitas sensorik yang sederhana namun sangat efektif. Anak-anak dapat memindahkan air dari satu wadah ke wadah lain, mencampur warna, atau menyiram tanaman. Aktivitas ini membantu dalam pengembangan keterampilan motorik halus dan kasar serta mengajarkan anak-anak tentang volume dan berat.
- Penggunaan Aroma dan Rasa dalam Pembelajaran
- Menggunakan bahan makanan untuk mencium dan merasakan juga dapat menjadi aktivitas sensorik yang menarik. Misalnya, mencium aroma rempah-rempah atau mencicipi berbagai rasa buah dapat membantu anak-anak mengenali perbedaan aroma dan rasa, serta meningkatkan indra penciuman dan pengecap mereka.
- Tactile Play (Permainan Sentuh)
- Permainan yang melibatkan sentuhan, seperti bermain dengan tanah liat atau slime, memberikan stimulasi yang kuat untuk indra peraba. Ini membantu anak-anak mengenali perbedaan tekstur, kekerasan, dan elastisitas, yang penting dalam pengembangan keterampilan sensorik dan motorik halus.
- Aktivitas Melibatkan Musik
- Musik juga merupakan alat sensorik yang kuat. Mendengarkan musik, bermain alat musik, atau bernyanyi dapat merangsang indra pendengaran. Musik juga dapat digunakan untuk mengajarkan ritme, melodi, dan pola, yang merupakan dasar penting dalam pembelajaran kognitif.
Menerapkan Pembelajaran Berbasis Sensori di Rumah dan Sekolah
- Di Rumah
- Orang tua dapat dengan mudah mengintegrasikan aktivitas sensorik ke dalam rutinitas harian anak. Misalnya, saat waktu mandi, orang tua bisa menambahkan mainan air atau gelembung untuk meningkatkan pengalaman sensorik. Saat makan, biarkan anak membantu menyiapkan makanan untuk mereka merasakan berbagai tekstur dan aroma bahan makanan.
- Di Sekolah
- Guru dapat menggunakan berbagai alat bantu pembelajaran yang melibatkan aktivitas sensorik dalam kurikulum. Misalnya, menggunakan alat peraga seperti model tiga dimensi atau bahan manipulatif untuk mengajarkan konsep matematika atau sains. Aktivitas kelompok yang melibatkan permainan sensorik juga dapat meningkatkan keterampilan sosial dan kolaboratif anak-anak.
Pembelajaran berbasis sensori adalah pendekatan yang sangat efektif dalam mendukung perkembangan anak usia dini. Dengan merangsang berbagai indra, anak-anak tidak hanya belajar lebih efektif, tetapi juga mengembangkan keterampilan motorik, sosial, dan kognitif mereka.
Aktivitas sensorik memberikan anak-anak pengalaman yang kaya dan beragam, yang membantu mereka memahami dunia di sekitar mereka dengan cara yang lebih holistik. Oleh karena itu, baik di rumah maupun di sekolah, penting untuk mengintegrasikan aktivitas sensorik dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal.
Itulah panduan lengkap dan komprehensif tentang pentingnya pembelajaran berbasis sensori, dengan penekanan pada berbagai aktivitas yang dapat dilakukan untuk mendukung perkembangan anak. Melalui pendekatan ini, orang tua dan pendidik dapat membantu anak-anak belajar dan tumbuh dengan cara yang lebih alami dan menyenangkan.
Ilustrasi: Pexels/ Tatiana Syrikova
Referensi
- Goddard Blythe, S. (2011). The Well Balanced Child: Movement and Early Learning. Hawthorn Press.
- Kranowitz, C. S. (2005). The Out-of-Sync Child: Recognizing and Coping with Sensory Processing Disorder. Perigee Books.
- Ayres, A. J. (2005). Sensory Integration and the Child: Understanding Hidden Sensory Challenges. Western Psychological Services.
- Glennon, T. J., & Herzberg, G. L. (2006). Sensory Processing Activities. AOTA Press.
0 Comments