7 Tips Efektif Mengajarkan Balita Berbagi, Begini Caranya

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

MYHOMMY.ID – Mengajarkan balita untuk berbagi bisa menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orang tua. Pada usia balita, anak-anak cenderung memiliki sifat egosentris, di mana mereka masih belajar memahami konsep kepemilikan dan berbagi dengan orang lain.

Meskipun demikian, ini adalah usia yang ideal untuk mulai menanamkan nilai-nilai berbagi, yang penting bagi perkembangan sosial dan emosional mereka. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai strategi yang efektif untuk mengajarkan balita berbagi, alasan mengapa kemampuan ini penting, dan bagaimana cara membimbing mereka dengan sabar.

1. Mengapa Mengajarkan Balita Berbagi Itu Penting?

Berbagi bukan hanya tentang membagi barang dengan orang lain, tetapi juga merupakan cara untuk mengajarkan anak empati, kerjasama, dan pentingnya hubungan sosial yang sehat. Kemampuan berbagi menjadi pondasi bagi perkembangan sosial dan emosional anak, karena mereka belajar untuk memahami perspektif orang lain dan membentuk ikatan yang lebih dalam dengan teman-temannya.

Selain itu, berbagi juga mengajarkan konsep keadilan dan mengurangi sikap mementingkan diri sendiri, yang dapat berdampak positif pada hubungan sosial mereka di kemudian hari. Anak-anak yang terbiasa berbagi cenderung lebih mudah menjalin pertemanan dan memahami pentingnya kerjasama dalam kelompok.

2. Tahap Perkembangan Balita dan Kemampuan Berbagi

Sebelum mengajarkan balita berbagi, penting untuk memahami tahap perkembangan anak. Pada usia balita, anak-anak masih sangat egosentris, yang berarti mereka cenderung memandang dunia dari sudut pandang mereka sendiri. Ini adalah hal yang wajar, dan pada tahap ini, anak-anak mungkin merasa sulit untuk berbagi barang yang mereka anggap sebagai milik pribadi.

Pada usia sekitar dua hingga tiga tahun, balita mulai mengembangkan keterampilan sosial yang lebih kompleks, seperti empati dan kesadaran akan perasaan orang lain. Pada titik ini, mereka juga mulai memahami konsep berbagi, meskipun mungkin masih ada perlawanan atau kebingungan dalam menerapkannya.

3. Cara Efektif Mengajarkan Balita Berbagi

Berikut adalah beberapa langkah praktis dan efektif yang bisa orang tua lakukan untuk membantu balita belajar berbagi:

a. Memberikan Contoh yang Baik

Anak-anak belajar dengan meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka. Jika orang tua menunjukkan sikap berbagi dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak akan lebih mungkin menirunya. Misalnya, ketika berbagi makanan, mainan, atau barang-barang lain dengan anggota keluarga atau teman, orang tua bisa menunjukkan betapa menyenangkan berbagi itu. Dengan cara ini, anak akan memahami bahwa berbagi adalah bagian dari interaksi sosial yang positif.

b. Menggunakan Permainan Berbagi

Permainan adalah cara yang menyenangkan untuk mengajarkan anak konsep berbagi. Permainan yang melibatkan giliran, seperti permainan papan atau berbagi mainan, bisa menjadi sarana efektif untuk memperkenalkan konsep ini. Selama bermain, orang tua bisa secara langsung menunjukkan pentingnya menunggu giliran dan berbagi dengan orang lain. Ini juga membantu anak-anak mengembangkan kesabaran dan memahami bahwa berbagi adalah bagian dari interaksi bermain yang menyenangkan.

c. Mengakui Perasaan Anak

Terkadang, balita mungkin merasa kesal atau marah ketika diminta untuk berbagi. Ini adalah reaksi yang wajar, dan penting bagi orang tua untuk mengakui perasaan mereka. Mengatakan sesuatu seperti, “Aku tahu kamu sangat menyukai mainan ini, dan itu sulit untuk berbagi,” membantu anak merasa dipahami dan didengar. Setelah mengakui perasaan mereka, orang tua bisa membantu anak belajar solusi, seperti berbagi mainan untuk waktu yang singkat, kemudian mengembalikannya setelah waktu bermain bersama selesai.

d. Memberikan Penghargaan Positif

Saat balita berhasil berbagi, berikan penghargaan positif, baik dalam bentuk pujian verbal atau pelukan. Orang tua bisa mengatakan, “Ibu sangat bangga padamu karena kamu sudah berbagi dengan adikmu.” Penghargaan positif ini akan memperkuat perilaku berbagi dan membuat anak lebih mungkin melakukannya lagi di masa depan.

e. Menggunakan Buku dan Cerita

Buku anak-anak yang menceritakan tentang berbagi bisa menjadi alat yang sangat berguna. Cerita-cerita dengan karakter yang belajar berbagi membantu anak-anak memahami konsep tersebut dengan cara yang menarik dan sesuai dengan usia mereka. Beberapa buku anak yang populer mengenai berbagi, seperti The Rainbow Fish karya Marcus Pfister, mengajarkan anak-anak tentang kebahagiaan yang datang dari berbagi dengan orang lain.

f. Beri Kesempatan untuk Berbagi dalam Situasi Nyata

Ciptakan situasi di mana anak-anak memiliki kesempatan untuk berbagi dalam kehidupan nyata. Misalnya, ajak mereka berbagi makanan dengan teman atau saudara, atau meminta mereka meminjamkan mainan kepada teman saat bermain bersama. Pengalaman langsung ini akan membantu anak memahami bagaimana berbagi bekerja dalam situasi sehari-hari.

g. Tidak Memaksakan Berbagi

Penting bagi orang tua untuk tidak memaksakan anak berbagi. Pada usia balita, anak-anak masih dalam proses belajar dan pemahaman tentang konsep berbagi, jadi memaksakan mereka untuk berbagi bisa membuat mereka merasa tidak nyaman atau cemas. Sebaliknya, dorong mereka dengan cara yang lembut dan tunjukkan manfaat dari berbagi, sehingga mereka mau melakukannya secara sukarela.

4. Menghadapi Tantangan dalam Mengajarkan Berbagi

Meskipun sudah melakukan berbagai strategi, orang tua mungkin tetap menghadapi tantangan saat mengajarkan balita berbagi. Beberapa anak mungkin memiliki sifat yang lebih posesif terhadap barang-barang mereka, atau ada saat-saat di mana mereka tidak mau berbagi sama sekali. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi tantangan tersebut:

a. Berikan Ruang untuk Barang-Barang Pribadi

Anak-anak terkadang memiliki benda-benda yang sangat berarti bagi mereka, dan tidak apa-apa jika mereka merasa enggan untuk berbagi benda-benda ini. Orang tua bisa memberikan “barang istimewa” yang tidak perlu dibagi, sementara benda-benda lainnya bisa digunakan bersama. Hal ini membantu anak memahami bahwa mereka masih memiliki kontrol atas barang-barang tertentu, dan berbagi tidak berarti kehilangan kepemilikan.

b. Atur Jadwal Giliran

Jika anak kesulitan berbagi mainan dengan teman atau saudara, atur giliran bermain. Misalnya, katakan, “Kamu bisa bermain dengan mainan ini selama lima menit, lalu setelah itu giliran adikmu.” Pengaturan giliran seperti ini membantu anak memahami bahwa berbagi tidak berarti kehilangan hak bermain dengan mainan tersebut secara permanen.

c. Ajari Melalui Konflik

Konflik saat bermain dengan teman adalah kesempatan belajar yang baik. Jika ada perselisihan mengenai mainan, ajak anak untuk mendiskusikan perasaan mereka dan bagaimana mereka bisa menyelesaikannya dengan cara yang adil. Dengan cara ini, anak belajar untuk bernegosiasi dan mencari solusi yang menguntungkan semua pihak.

Mengajarkan balita berbagi adalah proses yang memerlukan kesabaran dan ketekunan dari orang tua. Penting untuk diingat bahwa balita sedang berada dalam tahap perkembangan di mana mereka masih belajar memahami konsep berbagi dan kepemilikan. Dengan memberikan teladan yang baik, menciptakan situasi bermain yang melibatkan berbagi, serta menghargai usaha mereka, orang tua bisa membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial yang sangat penting ini.

Berbagi tidak hanya mengajarkan balita untuk peduli pada orang lain, tetapi juga membantu mereka membangun hubungan yang sehat dan harmonis dengan teman sebaya. Pada akhirnya, berbagi adalah salah satu nilai penting yang akan membantu mereka dalam kehidupan sosial di masa depan.

Ilustrasi: William Fortunato/Pexels

Referensi:

  1. Dunn, J. (2004). Children’s Friendships: The Beginnings of Intimacy. Blackwell Publishing.
  2. Eisenberg, N., & Mussen, P. (1989). The Roots of Prosocial Behavior in Children. Cambridge University Press.
  3. Mindes, G. (2006). Social Studies in Kindergarten: A Kindergarten Teacher’s Guide to Meeting Social Studies Standards and Young Children’s Needs.

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *