MYHOMMY.ID – Parents, masalah makan pada anak bisa menjadi tantangan serius yang berujung pada kondisi kesehatan yang lebih buruk, seperti malnutrisi. Gangguan makan pada anak dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari sulit makan, pilih-pilih makanan, hingga penolakan total terhadap makanan tertentu.
Ketika hal ini dibiarkan, anak-anak berisiko mengalami kekurangan gizi atau malnutrisi, yang dapat menghambat pertumbuhan, perkembangan fisik, serta kognitif mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda gangguan makan pada anak dan segera mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah malnutrisi.
Pengertian Gangguan Makan pada Anak
Gangguan makan pada anak mencakup berbagai masalah yang berkaitan dengan pola makan dan perilaku terkait makan. Anak-anak yang mengalami gangguan makan mungkin menolak makanan tertentu, makan terlalu sedikit, atau bahkan berlebihan. Kondisi ini bisa terjadi pada berbagai usia, mulai dari bayi hingga usia remaja. Jika tidak ditangani dengan benar, gangguan makan dapat menyebabkan malnutrisi, yang berarti tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dan berfungsi secara optimal.
Jenis-Jenis Gangguan Makan pada Anak
Beberapa jenis gangguan makan pada anak yang paling umum meliputi:
1. Selective Eating Disorder (SED)
Selective Eating Disorder adalah kondisi di mana anak hanya mau mengonsumsi jenis makanan tertentu, sering kali yang memiliki tekstur atau rasa yang sama. Anak dengan gangguan ini mungkin menolak untuk makan sayuran atau protein dan hanya mau makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti atau pasta.
2. Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder (ARFID)
ARFID adalah kondisi di mana anak menolak makan karena ketakutan terhadap tekstur atau penampilan makanan tertentu. Hal ini berbeda dari picky eater biasa karena penolakan makanan ini sangat ekstrim dan dapat menyebabkan anak mengalami kekurangan gizi.
3. Pica
Pica adalah gangguan makan yang ditandai dengan perilaku makan benda-benda yang bukan makanan, seperti tanah, kapur, atau kertas. Kondisi ini bisa berbahaya karena benda-benda tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti keracunan atau penyumbatan usus.
4. Bulimia dan Anoreksia
Meskipun lebih umum pada remaja, bulimia dan anoreksia juga dapat berkembang pada anak-anak yang lebih muda. Anoreksia ditandai dengan ketakutan berlebihan terhadap kenaikan berat badan dan penolakan makanan, sedangkan bulimia melibatkan siklus makan berlebihan yang diikuti dengan perilaku membersihkan diri, seperti muntah atau penggunaan obat pencahar.
Penyebab Gangguan Makan pada Anak
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan gangguan makan pada anak, baik dari segi psikologis maupun lingkungan. Beberapa penyebab umum antara lain:
- Tekanan Sosial dan Budaya
Standar kecantikan yang sangat menekankan pada tubuh yang kurus dapat mempengaruhi cara anak memandang tubuhnya sendiri. Ini sering terjadi pada remaja, tetapi anak-anak kecil juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan atau media. - Trauma Psikologis atau Emosional
Anak-anak yang mengalami trauma emosional, seperti kehilangan orang tua atau perceraian, mungkin mengembangkan gangguan makan sebagai respons terhadap rasa stres atau kehilangan kontrol. - Masalah Sensorik
Beberapa anak memiliki masalah dengan tekstur makanan tertentu yang membuat mereka enggan mencoba makanan baru atau makanan yang tidak biasa mereka konsumsi. - Pengaruh Lingkungan Keluarga
Kebiasaan makan dalam keluarga, seperti tekanan untuk menghabiskan makanan di piring atau pola makan yang tidak teratur, dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan makan pada anak. - Masalah Kesehatan Fisik
Gangguan makan juga dapat disebabkan oleh masalah kesehatan fisik seperti gastroesophageal reflux disease (GERD) atau alergi makanan yang menyebabkan anak merasa sakit setelah makan.
Dampak Malnutrisi pada Anak
Malnutrisi adalah kondisi di mana tubuh tidak mendapatkan cukup nutrisi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik. Anak-anak yang mengalami gangguan makan berisiko mengalami malnutrisi, yang bisa berdampak serius pada kesehatan mereka. Beberapa dampak negatif malnutrisi pada anak meliputi:
1. Keterlambatan Pertumbuhan
Malnutrisi dapat menyebabkan anak gagal tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan yang normal. Kekurangan nutrisi esensial, seperti protein, kalsium, dan vitamin D, dapat memengaruhi tinggi badan, berat badan, serta perkembangan tulang dan otot anak.
2. Gangguan Kognitif dan Perilaku
Anak yang mengalami kekurangan gizi sering kali mengalami masalah kognitif dan perilaku. Malnutrisi dapat memengaruhi perkembangan otak, yang berakibat pada kesulitan belajar, konsentrasi yang buruk, dan perilaku impulsif.
3. Sistem Imun yang Melemah
Nutrisi yang tidak mencukupi juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh anak, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
4. Masalah Pencernaan
Gangguan makan dan malnutrisi sering kali berdampak langsung pada sistem pencernaan anak. Kondisi seperti sembelit, diare, atau gangguan pencernaan lainnya bisa menjadi gejala yang perlu diwaspadai.
Cara Mengatasi Gangguan Makan pada Anak
Jika anak Anda mengalami masalah makan, penting untuk segera mengambil langkah-langkah untuk mencegah kondisi ini berkembang menjadi lebih serius. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Konsultasi dengan Ahli Gizi atau Dokter Anak
Langkah pertama yang bisa diambil adalah mengkonsultasikan kondisi anak kepada ahli gizi atau dokter anak. Mereka dapat memberikan penilaian komprehensif tentang kondisi kesehatan anak dan merekomendasikan rencana makan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
2. Mengubah Pendekatan pada Makanan
Cobalah untuk menghilangkan tekanan yang berlebihan saat waktu makan. Jadikan waktu makan sebagai pengalaman yang menyenangkan, tanpa memaksa anak untuk menghabiskan makanan di piringnya.
3. Terapi Psikologis
Jika gangguan makan dipicu oleh masalah psikologis, seperti trauma atau kecemasan, terapi psikologis dapat membantu anak mengatasi emosinya dan mengembangkan hubungan yang lebih sehat dengan makanan.
4. Penerapan Rutinitas Makan yang Konsisten
Menetapkan jadwal makan yang teratur dapat membantu anak terbiasa dengan pola makan yang sehat. Hindari memberikan camilan yang berlebihan di antara waktu makan agar anak tetap merasa lapar saat waktu makan utama tiba.
5. Memberikan Makanan yang Kaya Nutrisi
Pastikan anak mendapatkan makanan yang kaya akan nutrisi, seperti protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka. Cobalah menyajikan makanan dalam porsi kecil tetapi bergizi tinggi untuk memudahkan anak mengonsumsinya.
Gangguan makan pada anak tidak boleh diabaikan karena dapat mengakibatkan malnutrisi, yang dapat berdampak serius pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua harus peka terhadap tanda-tanda gangguan makan dan segera mengambil tindakan yang tepat.
Dengan mendukung anak secara emosional, memberikan nutrisi yang tepat, dan mengajak profesional yang berkompeten, gangguan makan pada anak bisa diatasi sebelum berdampak lebih jauh pada kesehatan mereka. Pencegahan malnutrisi melalui perbaikan pola makan dan pendekatan yang bijak terhadap masalah makan adalah kunci untuk memastikan anak tumbuh sehat dan kuat.
Ilustrasi: Pexels/ Vo Thuy Tien
Referensi:
- Becker, K. R., & Eddy, K. T. (2021). Pediatric eating disorders: Early identification and management. Current Opinion in Pediatrics, 33(4), 438-445.
- Richards, C., & Lowe, C. (2020). Feeding difficulties and eating disorders in children: A guide for parents and caregivers. Journal of Child Health Care, 24(1), 35-42.
- National Health Service (NHS). (2022). Eating disorders in children.
0 Comments