MYHOMMY.ID – Parents, setiap tanggal 16 Oktober diperingati sebagai Hari Kesadaran Alergi Sedunia. Alergi pada anak merupakan kondisi yang cukup sering terjadi dan dapat mempengaruhi kesehatan serta kualitas hidup anak.
Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap zat yang sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh, seperti makanan, debu, atau serbuk sari. Pada artikel ini, kita akan membahas berbagai jenis alergi yang umum terjadi pada anak, gejala yang ditimbulkan, serta cara mengatasi dan mencegahnya.
Jenis-Jenis Alergi pada Anak
- Alergi Makanan
Alergi makanan merupakan salah satu jenis alergi yang paling umum dialami anak-anak. Beberapa makanan yang sering menjadi pemicu alergi antara lain:- Susu sapi: Alergi susu sapi umumnya dialami bayi atau anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Reaksi alergi terhadap susu bisa berupa ruam kulit, muntah, diare, atau gangguan pencernaan lainnya.
- Telur: Protein yang terdapat pada putih telur sering kali menjadi penyebab alergi. Gejalanya meliputi gatal-gatal, ruam, hingga kesulitan bernapas.
- Kacang: Alergi kacang, terutama kacang tanah, merupakan salah satu alergi makanan yang bisa menyebabkan reaksi serius seperti anafilaksis.
- Ikan dan seafood: Alergi terhadap ikan, kerang, atau seafood lainnya juga umum terjadi, meski lebih sering ditemukan pada anak yang lebih besar.
- Alergi Debu dan Tungau
Tungau debu rumah adalah salah satu penyebab alergi inhalasi yang sering terjadi pada anak-anak. Debu dan kotoran tungau bisa memicu gejala seperti bersin, hidung tersumbat, mata berair, dan asma. Kondisi ini sering memburuk ketika anak berada di dalam ruangan yang kurang bersih atau lembap. - Alergi Serbuk Sari (Hay Fever)
Serbuk sari dari tanaman, terutama di musim semi dan musim gugur, dapat menyebabkan rinitis alergi pada anak. Gejala rinitis alergi atau hay fever meliputi hidung berair, mata gatal, bersin, dan hidung tersumbat. Anak yang sering terpapar serbuk sari saat bermain di luar ruangan mungkin akan lebih rentan mengalami alergi ini. - Alergi Hewan Peliharaan
Alergi terhadap bulu atau kulit hewan peliharaan seperti kucing dan anjing juga sering ditemukan. Meskipun hewan peliharaan tidak langsung menyebabkan alergi, protein yang terdapat pada air liur, kulit, dan urin hewan dapat menjadi pemicu reaksi alergi. Anak yang mengalami alergi ini akan menunjukkan gejala seperti bersin, mata berair, ruam kulit, atau bahkan sesak napas saat berdekatan dengan hewan. - Alergi Obat
Beberapa obat, seperti antibiotik (misalnya, penisilin) atau obat penghilang rasa sakit (misalnya, ibuprofen), dapat memicu reaksi alergi pada anak. Reaksinya bisa berupa ruam, demam, gatal-gatal, hingga anafilaksis pada kasus yang lebih parah.
Gejala Alergi pada Anak
Gejala alergi dapat bervariasi tergantung pada jenis alerginya dan tingkat sensitivitas anak terhadap alergen. Namun, beberapa gejala umum yang sering muncul meliputi:
- Ruam kulit: Kulit yang kemerahan, gatal, atau bahkan melepuh sering kali menjadi tanda alergi pada anak.
- Gangguan pernapasan: Bersin, hidung tersumbat, batuk, hingga kesulitan bernapas atau mengi bisa menjadi gejala alergi pernapasan.
- Masalah pencernaan: Diare, mual, muntah, atau sakit perut bisa terjadi akibat alergi makanan.
- Mata berair dan gatal: Mata yang merah, berair, dan gatal sering kali menjadi tanda alergi debu, serbuk sari, atau hewan peliharaan.
- Anafilaksis: Pada kasus alergi yang parah, reaksi anafilaksis bisa terjadi. Ini merupakan kondisi darurat yang memerlukan penanganan segera, karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, kesulitan bernapas, dan bahkan kehilangan kesadaran.
Cara Mengatasi Alergi pada Anak
Mengatasi alergi pada anak memerlukan pendekatan yang berbeda-beda, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan alergi. Berikut adalah beberapa cara mengatasi alergi pada anak:
- Identifikasi dan Hindari Alergen
Langkah pertama dalam mengatasi alergi adalah mengidentifikasi alergen atau penyebab alergi. Konsultasikan dengan dokter atau ahli alergi untuk melakukan tes alergi pada anak. Setelah mengetahui penyebabnya, hindari kontak dengan alergen tersebut. Misalnya, jika anak alergi terhadap susu, pastikan untuk menghindari produk yang mengandung susu sapi. - Penggunaan Obat Alergi
Untuk mengatasi gejala alergi, dokter mungkin akan meresepkan obat antihistamin, dekongestan, atau kortikosteroid. Antihistamin membantu meredakan gejala seperti gatal-gatal, ruam, dan bersin. Sedangkan dekongestan berguna untuk mengatasi hidung tersumbat dan kortikosteroid digunakan untuk mengurangi peradangan. - Imunoterapi Alergi (Allergy Shots)
Pada anak-anak dengan alergi yang berat dan berulang, dokter mungkin akan merekomendasikan imunoterapi. Ini merupakan metode pengobatan jangka panjang di mana anak diberikan suntikan alergen dosis rendah dalam jangka waktu tertentu untuk meningkatkan toleransi tubuh terhadap alergen. - Penanganan Darurat Anafilaksis
Untuk anak-anak yang berisiko mengalami reaksi anafilaksis, dokter biasanya akan memberikan resep auto-injector epinefrin, seperti EpiPen. Orang tua dan pengasuh harus selalu siap dengan alat ini, terutama jika anak memiliki alergi yang parah terhadap makanan atau obat-obatan.
Tips Mencegah Alergi pada Anak
Pencegahan alergi mungkin tidak selalu bisa dilakukan sepenuhnya, tetapi ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko anak terkena alergi atau mengurangi gejalanya:
- Menjaga Kebersihan Lingkungan: Pastikan rumah selalu bersih, terutama kamar tidur anak. Gunakan penutup kasur dan bantal anti-debu, bersihkan karpet secara rutin, dan hindari mainan berbulu yang bisa menampung debu dan tungau.
- Hindari Paparan Alergen: Jika anak memiliki alergi terhadap serbuk sari, hindari membiarkan anak bermain di luar rumah pada saat serbuk sari banyak berterbangan, seperti di musim semi.
- Memantau Pola Makan: Perkenalkan makanan satu per satu pada bayi, terutama yang berisiko tinggi menyebabkan alergi seperti telur, kacang, atau susu, untuk mengamati reaksi tubuh anak terhadap makanan tersebut.
- Jangan Merokok di Sekitar Anak: Asap rokok adalah pemicu alergi dan asma. Oleh karena itu, sangat penting untuk tidak merokok di rumah atau di dekat anak.
Alergi pada anak adalah kondisi yang perlu diwaspadai dan dikelola dengan baik. Dengan mengenali jenis-jenis alergi yang umum terjadi, memahami gejala-gejalanya, serta melakukan penanganan yang tepat, orang tua dapat membantu anak tetap sehat dan menjalani aktivitas sehari-hari tanpa gangguan. Pencegahan dan pengelolaan alergi harus dilakukan dengan kerjasama yang baik antara orang tua, dokter, dan pihak sekolah untuk memastikan anak tetap aman dari risiko alergi yang serius.
Ilustrasi: Pexels
Referensi:
- American Academy of Pediatrics. (2022). Food Allergies in Children.
- National Institute of Allergy and Infectious Diseases. (2023). Understanding Allergies.
- World Allergy Organization. (2023). Allergy Management and Prevention.
0 Comments