MYHOMMY.ID – Parents, kesabaran adalah salah satu sifat mulia yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Allah Ta’ala sering menyebutkan kesabaran dalam Al-Qur’an sebagai ciri orang beriman dan orang-orang yang mendapat ridha-Nya. Mengajarkan kesabaran kepada anak-anak sejak dini bukan hanya membentuk akhlak yang baik, tetapi juga membantu mereka menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan dengan tenang dan penuh keikhlasan.
Nah, kali ini kita akan menjelaskan cara-cara yang efektif dalam mengajarkan anak tentang kesabaran, pentingnya kesabaran dalam Islam, dan bagaimana kesabaran dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pentingnya Mengajarkan Kesabaran kepada Anak
Kesabaran merupakan fondasi penting bagi pengembangan moral dan spiritual anak. Dalam Islam, kesabaran adalah bagian dari iman, dan kesabaran juga menjadi kunci untuk mengatasi berbagai kesulitan hidup. Beberapa manfaat mengajarkan kesabaran kepada anak antara lain:
- Menguatkan mental anak: Dengan kesabaran, anak belajar untuk menghadapi rintangan dengan lebih tenang, tidak mudah menyerah, dan tidak mudah emosi.
- Meningkatkan ketakwaan: Kesabaran adalah perintah Allah Ta’ala. Anak yang diajarkan untuk sabar akan tumbuh dengan pemahaman yang kuat akan pentingnya beriman dan bertakwa kepada Allah Ta’ala.
- Membangun rasa empati: Kesabaran mengajarkan anak untuk lebih peduli terhadap perasaan orang lain dan mampu mengendalikan diri ketika berhadapan dengan situasi yang sulit.
- Mengembangkan kedisiplinan dan tanggung jawab: Anak-anak yang sabar cenderung lebih disiplin dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Mengapa Kesabaran Penting dalam Islam?
Dalam Islam, kesabaran sangat penting karena merupakan sifat yang mencerminkan iman seseorang. Allah Ta’ala berfirman dalam banyak ayat Al-Qur’an tentang keutamaan kesabaran. Salah satunya adalah firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 153:
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153).
Kesabaran juga tidak hanya dibutuhkan saat menghadapi cobaan, tetapi juga dalam menjalani ketaatan kepada Allah, menjauhi larangan-Nya, dan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Langkah-Langkah Mengajarkan Anak tentang Kesabaran
- Menjadi Teladan yang Baik Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat dari orang tua mereka. Oleh karena itu, langkah pertama dalam mengajarkan kesabaran adalah dengan menjadi teladan yang baik bagi anak. Ketika orang tua menghadapi situasi yang sulit atau menantang, menunjukkan sikap sabar dan tenang akan menjadi contoh langsung bagi anak-anak.
Contoh Praktis:
- Ketika menghadapi kemacetan di jalan, tunjukkan sikap sabar dengan tidak mengeluh atau marah, dan jelaskan kepada anak bahwa terkadang menunggu adalah bagian dari kehidupan.
- Saat anak tidak bisa segera mendapatkan apa yang mereka inginkan, ajari mereka untuk menunggu dengan sabar, sambil menjelaskan bahwa kesabaran adalah bagian dari cara hidup yang baik.
- Berikan Pengertian tentang Kesabaran dalam Bahasa yang Sederhana Anak-anak mungkin belum sepenuhnya memahami konsep kesabaran secara abstrak. Oleh karena itu, penting untuk menjelaskan konsep ini dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti sesuai dengan usia mereka.
Contoh Penjelasan:
- Untuk anak usia 3-5 tahun: “Sabar artinya menunggu dengan tenang. Kita tidak selalu bisa mendapatkan apa yang kita mau langsung, tapi Allah Ta’ala suka jika kita sabar.”
- Untuk anak usia 6-8 tahun: “Sabar artinya kita bisa menahan diri saat sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, dan percaya bahwa Allah Ta’ala selalu punya rencana yang lebih baik.”
- Gunakan Kisah dan Cerita dari Al-Qur’an Anak-anak suka mendengarkan cerita. Gunakan kisah-kisah dari Al-Qur’an dan sejarah Islam untuk mengajarkan nilai-nilai kesabaran. Banyak nabi dan tokoh dalam sejarah Islam yang menjadi contoh teladan dalam hal kesabaran.
Contoh Kisah:
- Kisah Nabi Ayub Alaihissalam yang diuji dengan berbagai penyakit dan kehilangan harta benda, namun tetap sabar dan berserah diri kepada AllahTa’ala. Jelaskan kepada anak bahwa kesabaran Nabi Ayub Alaihimssalam membuat Allah memberinya ganjaran yang besar.
- Kisah Nabi Muhammad Shallalalhu ‘Alaihi Wasallam yang selalu sabar dalam menghadapi gangguan dan penolakan dari kaumnya selama menyebarkan dakwah Islam.
- Ajarkan Melalui Permainan dan Aktivitas Sehari-hari Kesabaran dapat diajarkan melalui permainan atau aktivitas sehari-hari. Contohnya, ajak anak bermain permainan yang membutuhkan strategi dan kesabaran seperti puzzle atau permainan menunggu giliran, di mana mereka harus menunggu untuk mendapatkan giliran.
Contoh Aktivitas:
- Ajak anak bermain permainan seperti teka-teki atau catur yang membutuhkan kesabaran dan perencanaan.
- Libatkan anak dalam kegiatan memasak atau berkebun, di mana mereka harus menunggu hasilnya, misalnya menunggu adonan roti mengembang atau tanaman tumbuh.
- Berikan Apresiasi ketika Anak Menunjukkan Kesabaran Pujilah anak ketika mereka berhasil menunjukkan kesabaran dalam situasi tertentu. Memberikan pujian atau penghargaan atas perilaku sabar akan memperkuat nilai tersebut dalam diri anak.
Contoh Penghargaan:
- Ketika anak menunggu dengan sabar saat Anda menyelesaikan pekerjaan, ucapkan terima kasih dan puji kesabaran mereka. “Terima kasih sudah menunggu dengan sabar, kamu hebat karena bisa sabar!”
- Jika anak tidak marah ketika tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, beri pujian dengan mengatakan bahwa sikap mereka sangat baik dan disukai oleh Allah.
- Diskusikan tentang Pentingnya Sabar dalam Kehidupan Sehari-hari Seiring bertambahnya usia anak, mereka akan mulai menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan kesabaran, baik di sekolah, dalam pergaulan, maupun di rumah. Manfaatkan momen ini untuk berdiskusi tentang pentingnya sabar dalam menghadapi segala situasi.
Contoh Situasi Diskusi:
- Ketika anak merasa kesal karena hasil ulangan mereka tidak sesuai harapan, ajak mereka berdiskusi bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar, dan kesabaran dalam berusaha akan membantu mereka mencapai tujuan.
- Jika anak merasa kecewa karena tidak segera mendapatkan hadiah yang diinginkan, ingatkan mereka bahwa Allah mencintai orang yang sabar, dan sesuatu yang baik akan datang pada waktunya.
Tantangan dalam Mengajarkan Kesabaran kepada Anak
- Sifat Alamiah Anak yang Impulsif Anak-anak cenderung bersikap impulsif dan menginginkan segala sesuatu dengan segera. Ini adalah tantangan utama dalam mengajarkan kesabaran. Orang tua harus sabar dan konsisten dalam mengajarkan bahwa tidak semua hal bisa didapatkan dengan segera.
- Lingkungan yang Kurang Mendukung Anak mungkin terpengaruh oleh lingkungan sekitar, seperti teman-teman yang kurang sabar atau situasi di mana mereka melihat perilaku tidak sabar. Oleh karena itu, orang tua perlu menjaga agar lingkungan anak tetap positif dan mendukung pembentukan sifat sabar.
- Konsistensi dalam Pengajaran Mengajarkan kesabaran membutuhkan waktu dan konsistensi. Orang tua harus sabar dalam menghadapi anak yang mungkin belum langsung mengerti atau menerapkan nilai kesabaran. Ingatlah bahwa proses ini adalah investasi jangka panjang dalam pembentukan karakter anak.
Mengajarkan kesabaran kepada anak adalah proses yang memerlukan kesabaran dari orang tua sendiri. Dengan menjadi teladan, menggunakan kisah-kisah dari Al-Qur’an, melibatkan anak dalam aktivitas yang membutuhkan kesabaran, dan memberikan penghargaan atas perilaku sabar, anak-anak akan tumbuh dengan nilai kesabaran yang kuat.
Kesabaran bukan hanya nilai moral yang penting dalam kehidupan, tetapi juga merupakan perintah dari Allah Ta’ala yang mendatangkan pahala besar. Dengan bimbingan yang tepat, anak-anak dapat memahami bahwa kesabaran adalah kunci kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Ilustrasi: Pexels/ Tayeb MEZAHDIA
Referensi:
Maulana, A. (2021). Pendidikan Karakter dalam Islam: Penguatan Nilai-nilai Akhlak Mulia. Bandung: Pustaka Islamiyah.
Yusuf, A. (2020). Mendidik Anak Menjadi Muslim yang Tangguh. Jakarta: Bina Islam.
0 Comments