MYHOMMY.ID – Setiap orangtua tentunya ingin buah hatinya selalu berkata jujur, bersikap terbuka dan tidak berbohong. Akan tetapi, adakalanya anak ternyata menunjukkan perilaku berbohong. Anda mungkin kaget bahkan kecewa ketika mengetahui anak berbohong.
Ya, dalam beberapa kasus, anak-anak mulai berbohong pada usia yang relatif dini. Membangun komunikasi yang sehat pastinya menjadi salah satu kunci untuk memahami kenapa anak berbohong.
Pertanyaannya, kapan anak mulai berbohong, apa alasan di balik perilaku tersebut, dan bagaimaana cara yang efektif untuk mengatasi kebiasaan ini? Yuk, simak uraian selengkapnya.
Kapan Anak Mulai Berbohong?
Perlu kita ketahui, anak-anak umumnya mulai menunjukkan perilaku berbohong pada usia sekitar 2 hingga 3 tahun. Pada usia ini, mereka mulai memahami konsep kenyataan dan imajinasi, serta memiliki kemampuan untuk menciptakan narasi yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Menurut penelitian, anak-anak berbohong lebih sering saat mereka memasuki tahap perkembangan kognitif yang lebih kompleks, yakni antara usia 4 hingga 6 tahun. Di usia ini, mereka belajar bahwa kata-kata mereka dapat memengaruhi perasaan dan reaksi orang lain.
Tanda-tanda Awal Berbohong
- Imaginasi yang Tinggi: Anak-anak sering kali menciptakan cerita untuk menjelaskan situasi atau menarik perhatian.
- Ketidakcocokan dengan Fakta: Saat anak membuat pernyataan yang jelas-jelas salah dan mereka tahu bahwa itu salah.
- Reaksi Emosional: Jika anak menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau ketakutan saat ditanya tentang kebenaran dari suatu pernyataan.
Kenapa Anak Berbohong?
Ada berbagai alasan mengapa anak-anak berbohong. Beberapa di antaranya meliputi:
1. Menghindari Konsekuensi
Anak-anak sering kali berbohong untuk menghindari hukuman atau konsekuensi dari tindakan mereka. Jika mereka tahu bahwa suatu perilaku akan mendapatkan reaksi negatif, mereka mungkin memilih untuk berbohong agar tidak dimarahi.
2. Mencari Perhatian
Banyak anak berbohong untuk mendapatkan perhatian dari orang tua atau teman sebaya. Dengan menciptakan cerita yang menarik, mereka berharap bisa menarik perhatian dan mendapatkan pengakuan.
3. Kreativitas dan Imajinasi
Anak-anak memiliki imajinasi yang sangat kuat. Terkadang, mereka tidak berbohong dengan maksud buruk, melainkan hanya karena mereka ingin berbagi imajinasi mereka atau berpura-pura.
4. Menyesuaikan Diri dengan Sosial
Seiring bertambahnya usia, anak-anak mulai menyadari norma sosial dan harapan yang ada di sekitar mereka. Mereka mungkin berbohong untuk menyesuaikan diri dengan kelompok atau untuk diterima oleh teman-teman mereka.
Dampak Kebohongan pada Anak
Berbohong bisa memiliki dampak jangka panjang bagi perkembangan anak. Kebohongan yang terus-menerus dapat mengganggu hubungan antara anak dan orang tua, serta dapat menyebabkan masalah kepercayaan di masa depan. Anak yang terbiasa berbohong mungkin juga mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dan dapat berkontribusi pada masalah perilaku lainnya.
Cara Mengatasi Kebohongan pada Anak
Menghadapi perilaku berbohong anak tidaklah mudah, tetapi ada beberapa strategi yang dapat membantu orang tua untuk mengatasi masalah ini secara efektif.
1. Jadilah Contoh yang Baik
Orang tua harus menunjukkan perilaku yang jujur. Anak-anak sering kali meniru apa yang mereka lihat. Jika orang tua berbohong, anak-anak akan menganggap bahwa berbohong adalah perilaku yang dapat diterima.
2. Ciptakan Lingkungan yang Aman
Anak-anak perlu merasa aman untuk berbagi informasi dengan orang tua. Jika mereka merasa bahwa mereka akan dihukum atas kebenaran, mereka lebih mungkin untuk berbohong. Ciptakan suasana di mana anak-anak merasa nyaman untuk berbicara tentang kesalahan mereka.
3. Ajarkan Nilai Kejujuran
Diskusikan pentingnya kejujuran dalam hubungan. Ajarkan anak-anak tentang dampak dari kebohongan, baik terhadap diri mereka sendiri maupun orang lain. Buku cerita atau film yang memiliki tema kejujuran bisa menjadi alat yang efektif untuk mengajarkan nilai ini.
4. Berikan Konsekuensi yang Sesuai
Jika anak berbohong, penting untuk memberikan konsekuensi yang sesuai. Namun, pastikan konsekuensi tersebut mendidik, bukan hanya hukuman. Diskusikan mengapa berbohong itu salah dan ajarkan cara yang lebih baik untuk menangani situasi sulit.
5. Komunikasi Terbuka
Ajak anak untuk berbicara tentang perasaan mereka. Tanyakan mengapa mereka merasa perlu untuk berbohong dan bantu mereka menemukan cara yang lebih baik untuk mengungkapkan perasaan atau ketakutan mereka.
Intinya, berbohong adalah perilaku yang wajar dalam perkembangan anak, namun penting bagi orang tua untuk memahami kapan dan mengapa anak berbohong. Dengan pendekatan yang tepat, orang tua dapat membantu anak-anak mereka untuk mengembangkan sikap jujur dan membangun hubungan yang sehat.
Membangun komunikasi yang terbuka dan menciptakan lingkungan yang aman adalah langkah awal yang baik untuk mengatasi masalah ini. Dengan cara ini, anak tidak hanya akan belajar untuk jujur, tetapi juga akan memiliki kepercayaan diri yang lebih besar dalam berbagi perasaan dan pikiran mereka.
Dengan pemahaman dan pendekatan yang tepat, kita dapat membantu anak-anak kita belajar nilai kejujuran dan membangun karakter yang kuat di masa depan.
Ilustrasi: Pexels
Referensi
- Peterson, C. (2014). “The Development of Lying in Children.” Journal of Child Psychology and Psychiatry.
- Talwar, V., & Lee, K. (2002). “Development of Lying in Children.” Child Development.
- Gagnon, D., & Norr, M. (2010). “Children’s Understanding of Lies and Truths.” Journal of Experimental Child Psychology
0 Comments