MYHOMMY.ID – Parents, makanan yang dikonsumsi anak memiliki dampak yang besar terhadap perilaku dan emosinya. Beberapa jenis makanan, terutama yang mengandung gula berlebih, aditif buatan, dan bahan kimia lainnya, dapat memicu tantrum dan perubahan suasana hati.
Sebagai orang tua, penting untuk lebih memperhatikan jenis makanan yang diberikan kepada anak dan memperkenalkan pola makan sehat yang mendukung perkembangan fisik dan emosional mereka.
Apa itu tantrum? Tantrum atau ledakan emosi yang sering terjadi pada anak adalah salah satu tantangan yang dihadapi banyak orang tua. Di usia dini, anak-anak belum sepenuhnya mampu mengelola perasaan mereka, dan kadang reaksi emosional ini bisa muncul tanpa alasan yang jelas.
Tantrum merupakan ledakan emosi berupa marah, frustasi, atau menangis yang tidak terkendali. Tantrum pada anak biasanya terjadi pada usia 1 hingga 4 tahun, di mana mereka mulai mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi, namun masih belum memiliki kemampuan untuk mengelola emosi dengan baik. Tantrum bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti rasa lapar, kelelahan, rasa sakit, atau bahkan kebosanan. Namun, dalam beberapa kasus, makanan yang dikonsumsi anak juga bisa berperan sebagai pemicu.
Mengapa Makanan Bisa Memicu Tantrum?
Makanan yang dikonsumsi anak dapat memengaruhi kadar gula darah, hormon, dan neurotransmiter dalam tubuh yang berhubungan langsung dengan suasana hati dan perilaku. Misalnya, makanan yang mengandung banyak gula, pewarna buatan, atau bahan kimia tertentu dapat mengganggu kestabilan emosi anak dan memicu reaksi yang berlebihan.
Beberapa makanan mengandung zat atau bahan yang dapat memengaruhi sistem saraf pusat, sementara yang lain berkontribusi pada fluktuasi kadar gula darah, yang bisa menyebabkan anak merasa lebih mudah marah atau tertekan. Oleh karena itu, mengetahui jenis makanan yang dapat memicu tantrum adalah langkah pertama untuk membantu anak mengelola emosi mereka dengan lebih baik.
Jenis Makanan yang Dapat Memicu Tantrum pada Anak
Berikut adalah beberapa jenis makanan yang dapat memengaruhi perilaku anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
a. Makanan yang Mengandung Gula Tinggi
Makanan yang tinggi gula, seperti permen, soda, dan kue-kue manis, dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang cepat. Ketika kadar gula darah melonjak dan kemudian turun drastis, anak bisa merasa kelelahan, mudah marah, atau cemas. Fluktuasi gula darah ini juga dapat memengaruhi produksi hormon insulin dan kortisol yang berhubungan dengan stres, yang pada akhirnya dapat memicu tantrum.
Tips: Sebaiknya, batasi konsumsi makanan manis, dan ganti dengan camilan yang lebih sehat, seperti buah-buahan segar atau yogurt rendah gula.
b. Makanan yang Mengandung Pewarna dan Pengawet Buatan
Banyak makanan olahan, terutama makanan ringan seperti keripik, permen, dan minuman kemasan, mengandung pewarna dan pengawet buatan yang dapat memengaruhi perilaku anak. Beberapa studi menunjukkan bahwa zat aditif ini dapat memperburuk perilaku anak, termasuk meningkatkan gejala hiperaktif dan tantrum. Salah satu contoh adalah pewarna makanan yang mengandung tartrazine, yang dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan iritabilitas pada beberapa anak.
Tips: Pilih makanan alami yang bebas dari pewarna dan pengawet buatan. Baca label kemasan dengan teliti sebelum membeli makanan kemasan.
c. Makanan yang Mengandung Gluten dan Aditif Lain
Beberapa anak mungkin memiliki sensitivitas terhadap gluten, yaitu protein yang ditemukan dalam gandum dan produk olahannya. Sensitivitas gluten dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau bahkan memengaruhi suasana hati anak. Selain itu, beberapa bahan tambahan makanan seperti MSG (monosodium glutamat) juga dapat berperan sebagai pemicu perilaku yang tidak stabil.
Tips: Jika Anda mencurigai anak Anda memiliki sensitivitas terhadap gluten atau bahan tambahan makanan tertentu, coba batasi konsumsi produk yang mengandung gluten dan konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
d. Makanan yang Mengandung Kafein
Kafein adalah stimulan yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan energi. Namun, pada anak-anak, kafein dapat menyebabkan kegelisahan, gangguan tidur, dan fluktuasi suasana hati yang dapat memicu tantrum. Minuman seperti cola, kopi, atau minuman energi yang mengandung kafein sebaiknya dihindari pada anak-anak, terutama menjelang waktu tidur.
Tips: Gantilah minuman berkafein dengan air putih, jus buah segar, atau susu rendah lemak.
e. Makanan yang Mengandung Lemak Trans dan Minyak Hidrogenasi
Lemak trans atau minyak terhidrogenasi yang terkandung dalam makanan olahan seperti makanan cepat saji, keripik, atau kue kering juga dapat memengaruhi kestabilan emosi anak. Selain dampak negatif pada kesehatan jantung, lemak trans juga dapat memengaruhi produksi neurotransmiter di otak, yang berperan dalam pengaturan mood.
Tips: Pilihlah makanan yang mengandung lemak sehat seperti alpukat, kacang-kacangan, atau minyak zaitun, dan hindari makanan yang mengandung lemak trans.
f. Makanan yang Mengandung Kadar Garam Tinggi
Konsumsi garam berlebihan dapat mengganggu keseimbangan cairan dalam tubuh, yang dapat menyebabkan gejala dehidrasi, seperti kelelahan dan kebingungan, yang pada gilirannya dapat memicu tantrum. Makanan olahan, makanan cepat saji, dan camilan asin sering kali mengandung garam dalam jumlah yang sangat tinggi.
Tips: Pilih makanan segar dan minim pengolahan untuk mengontrol asupan garam pada anak.
Gejala Makanan yang Memicu Tantrum
Setelah anak mengonsumsi makanan yang tidak cocok atau memicu reaksi negatif, beberapa gejala berikut dapat muncul:
Iritabilitas atau mudah marah. Anak menjadi lebih sensitif dan mudah kesal.
Perubahan dalam pola tidur. Anak bisa menjadi gelisah atau bahkan sulit tidur setelah mengonsumsi makanan tertentu.
Kelelahan atau lesu. Meskipun makan banyak, anak tetap merasa lelah dan tidak bertenaga.
Kecemasan atau kegelisahan. Anak tampak gelisah atau tertekan setelah makan.
Hiperaktif. Terkadang anak menjadi lebih aktif dan tidak bisa diam setelah mengonsumsi makanan tertentu, terutama yang mengandung banyak gula atau kafein.
Langkah-Langkah Mengatasi dan Mencegah Tantrum karena Makanan
Jika Anda merasa makanan menjadi penyebab tantrum pada anak, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya:
Mengenali dan Mencatat Makanan Pemicu. Catat makanan yang dikonsumsi anak sebelum terjadi tantrum. Ini akan membantu Anda mengidentifikasi makanan yang mungkin menjadi pemicu.
Menyediakan Alternatif Sehat. Gantilah makanan yang berpotensi memicu tantrum dengan pilihan makanan yang lebih sehat dan bergizi, seperti buah-buahan, sayuran, dan makanan tinggi protein.
Rutinitas Makan yang Teratur. Pastikan anak makan dengan jadwal yang teratur untuk menghindari fluktuasi gula darah yang tajam.
Konsultasi dengan Dokter atau Ahli Gizi. Jika Anda mencurigai adanya sensitivitas atau alergi terhadap makanan tertentu, konsultasikan dengan profesional medis atau ahli gizi.
Dengan mengenali makanan pemicu tantrum dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi konsumsinya, Anda dapat membantu anak Anda lebih mudah mengelola emosi dan mengurangi frekuensi tantrum. Selalu ingat, pola makan sehat tidak hanya bermanfaat untuk tubuh, tetapi juga untuk kesejahteraan mental dan emosional anak.
Ilustrasi: Pexels/Malidate van
Referensi:
“The Role of Diet in Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder” – National Center for Biotechnology Information (NCBI).
“Diet and Behavior: A Review of the Literature” – Journal of the American Academy of Child & Adolescent Psychiatry.
“Food Additives and Hyperactivity” – Mayo Clinic.
0 Comments