MYHOMMY.ID – Parents, menjaga lisan menjadi salah satu ajaran penting dalam Islam yang harus ditanamkan pada setiap individu, termasuk anak-anak. Dalam Islam, lisan atau ucapan memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk karakter, hubungan sosial, dan bahkan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.
Menjaga lisan dari perkataan yang buruk, dusta, atau menyakiti orang lain adalah salah satu cara untuk menjaga keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Sebagai orang tua, penting untuk mengajarkan anak-anak bagaimana cara menjaga lisan mereka dengan baik.
Pentingnya Menjaga Lisan dalam Islam
Islam sangat menekankan pentingnya menjaga lisan karena perkataan dapat membawa dampak yang besar, baik di dunia maupun di akhirat. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
“Tidak ada perkataan yang diucapkan, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu siap mencatatnya.” (QS. Qaf: 18)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap kata yang kita ucapkan akan tercatat dan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Ta’ala. Perkataan yang baik akan membawa pahala, sementara perkataan yang buruk bisa mendatangkan dosa.
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam juga mengajarkan dalam sabdanya:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau lebih baik diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini jelas menunjukkan bahwa menjaga ucapan adalah tanda iman seseorang. Jika kita tidak bisa berkata yang baik, lebih baik diam, karena lisan yang tidak dijaga bisa menimbulkan kerusakan yang besar.
Mengajarkan Anak untuk Menjaga Lisan
Mengajarkan anak menjaga lisan sejak dini sangat penting untuk membentuk karakter mereka. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam mendidik anak untuk menjaga lisan:
1. Menjadi Teladan yang Baik
Anak-anak belajar banyak melalui contoh. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi teladan yang baik dalam berbicara. Jika orang tua berbicara dengan lembut, sopan, dan bijaksana, anak akan lebih mudah meniru perilaku tersebut.
Misalnya, jika anak melihat orang tua menghindari gosip atau berbicara kasar, mereka akan mengerti bahwa berbicara dengan cara yang baik adalah hal yang penting. Sebaliknya, jika orang tua sering berbicara dengan kata-kata yang tidak baik, anak akan cenderung mengikuti pola tersebut.
2. Mengajarkan Etika Berbicara dalam Islam
Dalam Islam, ada beberapa adab atau etika berbicara yang perlu diajarkan kepada anak, seperti:
- Berbicara dengan kata-kata yang baik dan sopan. Ajarkan anak untuk berbicara dengan bahasa yang santun dan tidak menyakiti perasaan orang lain. Misalnya, menghindari kata-kata kasar atau cemoohan.
- Menghindari perkataan yang sia-sia. Ajarkan anak untuk menghindari berbicara tanpa tujuan yang jelas, seperti bergosip atau berbicara tentang hal-hal yang tidak bermanfaat.
- Berbicara dengan sabar. Ajarkan anak untuk berbicara dengan sabar, terutama saat menghadapi orang yang marah atau dalam situasi yang memanas. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:
“Bukanlah orang yang kuat itu orang yang menang dalam bergulat, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan dirinya saat marah.” (HR. Bukhari)
- Menghindari dusta. Menjaga lisan juga berarti menghindari kebohongan. Ajarkan anak untuk selalu berkata jujur, karena Islam sangat melarang berbohong.
3. Mengajarkan Anak untuk Berbicara Sesuai Waktu dan Tempat
Anak-anak sering kali tidak memahami kapan waktu yang tepat untuk berbicara dan kapan sebaiknya diam. Orang tua dapat mengajarkan anak untuk berbicara pada waktu yang tepat dan di tempat yang sesuai. Misalnya, berbicara dengan lembut di depan orang yang lebih tua, atau berbicara dengan sopan di depan teman-teman.
Selain itu, ajarkan anak untuk tidak berbicara berlebihan atau mengganggu orang lain saat mereka sedang sibuk atau sedang berbicara. Ini membantu anak memahami pentingnya berbicara dengan menghormati waktu dan situasi orang lain.
4. Menggunakan Doa untuk Menjaga Lisan
Mengajarkan anak untuk berdoa agar Allah Ta’ala memberikan petunjuk dan menjaga ucapan mereka adalah langkah yang sangat baik. Doa-doa dalam Islam juga mengandung permohonan agar lisan kita dijaga dan digunakan untuk kebaikan.
Sebagai contoh, Anda bisa mengajarkan doa berikut ini yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam:
“Ya Allah, tunjukkanlah aku jalan yang benar dan jaga lisan dan hatiku.”
Dengan berdoa seperti ini, anak belajar untuk selalu bergantung pada Allah Ta’ala dalam menjaga perkataan mereka.
Peran Lingkungan dalam Mengajarkan Anak Menjaga Lisan
Lingkungan sekitar anak juga memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan kebiasaan mereka. Oleh karena itu, orang tua harus memilihkan lingkungan yang mendukung pembelajaran anak tentang pentingnya menjaga lisan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:
- Mengawasi teman-teman anak. Teman-teman anak akan memengaruhi cara berbicara mereka. Jika anak bergaul dengan teman-teman yang berbicara kasar atau tidak sopan, maka kemungkinan besar mereka juga akan meniru cara berbicara tersebut.
- Menghadirkan konten positif. Dalam dunia digital saat ini, anak-anak sering terpapar pada berbagai jenis media. Pastikan mereka mengakses konten yang mendidik dan positif, seperti video atau cerita yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan etika berbicara.
- Memberikan pujian dan hukuman yang konstruktif. Saat anak berbicara dengan baik, berikan pujian yang tulus. Sebaliknya, jika anak berbicara dengan kata-kata yang tidak baik, beri mereka pengertian dengan cara yang lembut dan konstruktif. Jangan menggunakan hukuman fisik, karena pendekatan yang positif lebih efektif.
Dampak Positif dari Menjaga Lisan dalam Kehidupan Anak
Menjaga lisan memiliki banyak manfaat, baik bagi anak itu sendiri maupun bagi orang lain. Beberapa dampak positif dari mengajarkan anak untuk menjaga lisan antara lain:
- Meningkatkan akhlak anak. Anak yang menjaga lisan akan lebih dihormati oleh orang lain dan akan memiliki akhlak yang lebih baik.
- Meningkatkan hubungan sosial. Dengan berbicara dengan baik, anak akan lebih mudah bergaul dengan teman-temannya dan lebih disukai oleh orang lain.
- Mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Menjaga lisan adalah bentuk ibadah yang dapat mendekatkan anak kepada Allah Ta’ala, karena setiap perkataan baik yang keluar dari mulutnya akan mendapatkan pahala.
- Menghindarkan dari dosa. Perkataan yang buruk dapat menimbulkan dosa, baik itu berupa gosip, fitnah, atau perkataan yang menyakiti hati orang lain. Dengan menjaga lisan, anak terhindar dari dosa-dosa tersebut.
Mengajarkan anak untuk menjaga lisan adalah salah satu tanggung jawab besar yang harus dipenuhi oleh setiap orang tua. Menjaga lisan bukan hanya sekadar berbicara dengan baik, tetapi juga mencakup bagaimana anak berbicara dengan bijaksana, menghindari kata-kata yang menyakitkan, dan berbicara dengan tujuan yang baik. Sebagai orang tua, kita harus menjadi contoh yang baik dan memberikan pendidikan yang positif kepada anak-anak kita.
Dengan menanamkan nilai-nilai ini sejak dini, anak akan tumbuh menjadi individu yang memiliki akhlak yang baik, dapat menjaga hubungan sosial yang harmonis, dan selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Allaahu Yubarik Fii.***
Ilustrasi: Pexels/assadtanoliphotographer
Referensi:
- Al-Qur’an Surah Qaf: 18
- Hadis riwayat Bukhari dan Muslim
- Muhammad bin Abdullah, Al-Hikam, (Kairo: Dar al-Fikr, 2021)
- Imam Nawawi, Riyadh al-Salihin, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2017)
0 Comments