MYHOMMY.ID – Parents, Sebagai ibu muda, mungkin Anda pernah menghadapi tantangan besar ketika anak Anda menolak makanan yang telah Anda siapkan dengan penuh cinta. Anak yang memilih-milih makanan atau picky eater adalah masalah yang umum terjadi pada usia balita hingga anak-anak. Kondisi ini tidak hanya membuat orang tua khawatir terhadap asupan gizi anak, tetapi juga dapat menimbulkan stres di meja makan.
Penyebab Picky Eater pada Anak
- Perkembangan Sensorik. Pada usia balita, anak-anak sedang mengembangkan indera mereka. Tekstur, rasa, dan aroma makanan tertentu bisa terasa terlalu kuat atau tidak nyaman bagi mereka. Misalnya, anak mungkin menolak makanan dengan tekstur lembek seperti bubur karena tidak sesuai dengan preferensi sensoriknya.
- Fase Perkembangan Normal. Banyak anak mengalami fase picky eater sebagai bagian dari perkembangan normal. Fase ini biasanya dimulai antara usia 2-5 tahun ketika anak-anak mulai menyadari bahwa mereka bisa membuat pilihan sendiri, termasuk memilih makanan.
- Pengalaman Negatif dengan Makanan. Jika anak pernah mengalami pengalaman buruk, seperti tersedak atau mual setelah makan makanan tertentu, mereka mungkin menghindari makanan tersebut. Trauma kecil ini dapat memengaruhi preferensi makan mereka.
- Kebiasaan Keluarga. Pola makan keluarga memainkan peran besar. Jika orang tua atau anggota keluarga lainnya sering menunjukkan kebiasaan pilih-pilih makanan, anak cenderung menirunya. Selain itu, jika makanan yang disajikan monoton, anak mungkin kehilangan minat untuk mencoba hal baru.
- Gangguan Medis atau Psikologis. Dalam beberapa kasus, picky eater bisa disebabkan oleh gangguan medis seperti alergi makanan, GERD (gastroesophageal reflux disease), atau gangguan perkembangan seperti autisme. Faktor psikologis seperti kecemasan atau stres juga dapat memengaruhi pola makan anak.
Dampak Picky Eater pada Pertumbuhan Anak
Anak yang terlalu selektif terhadap makanan berisiko mengalami kekurangan gizi. Kekurangan nutrisi seperti protein, zat besi, vitamin D, dan kalsium dapat memengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak mereka. Selain itu, picky eater juga dapat mengganggu rutinitas keluarga, menimbulkan konflik di meja makan, dan memengaruhi hubungan emosional antara orang tua dan anak.
Cara Mengatasi Picky Eater dengan Efektif
Berikut adalah langkah-langkah praktis yang bisa Anda terapkan untuk membantu anak melewati fase picky eater:
- Ciptakan Suasana Makan yang Menyenangkan Anak-anak lebih mungkin mencoba makanan baru jika suasana makan terasa menyenangkan dan tidak tertekan. Hindari memaksa anak untuk makan karena ini bisa menciptakan pengalaman negatif. Sebaliknya, buat waktu makan menjadi momen yang menyenangkan dengan obrolan ringan dan lingkungan yang nyaman.
- Libatkan Anak dalam Proses Memasak Libatkan anak dalam memilih, menyiapkan, dan memasak makanan. Misalnya, ajak mereka untuk memilih sayuran di pasar atau membantu mencuci bahan makanan di dapur. Anak-anak cenderung lebih tertarik mencoba makanan yang mereka bantu persiapkan.
- Kenalkan Makanan Baru Secara Bertahap Jangan terlalu banyak menawarkan makanan baru sekaligus. Perkenalkan makanan baru dalam porsi kecil dan berikan waktu bagi anak untuk terbiasa dengan rasa dan teksturnya. Anda juga bisa mengombinasikan makanan baru dengan makanan favorit mereka.
- Berikan Pilihan yang Sehat Tawarkan beberapa pilihan makanan sehat sehingga anak merasa memiliki kendali atas apa yang mereka makan. Misalnya, beri pilihan antara wortel rebus atau brokoli kukus sebagai sayuran pendamping.
- Jadilah Contoh yang Baik Anak-anak belajar dari orang tua mereka. Jika Anda menunjukkan antusiasme terhadap makanan sehat, anak lebih mungkin mengikuti kebiasaan tersebut. Hindari menunjukkan ketidaksukaan terhadap makanan tertentu di depan anak.
- Atur Jadwal Makan yang Konsisten Anak-anak merasa lebih nyaman dengan rutinitas. Tetapkan jadwal makan yang teratur untuk sarapan, makan siang, makan malam, dan camilan. Hal ini membantu anak mengembangkan rasa lapar secara alami dan mengurangi kebiasaan ngemil berlebihan.
- Hindari Memberi Hadiah Makanan Memberi makanan sebagai hadiah dapat menciptakan hubungan yang tidak sehat antara makanan dan emosi. Sebagai gantinya, gunakan pujian verbal atau aktivitas menyenangkan sebagai penghargaan ketika anak mencoba makanan baru.
- Gunakan Metode Piring Berwarna-warni Anak-anak sering kali tertarik pada hal-hal visual. Gunakan piring berwarna-warni dan tata makanan dengan cara yang menarik. Anda juga bisa membuat bentuk lucu dengan menggunakan buah, sayuran, atau roti untuk menarik perhatian anak.
- Tetap Sabar dan Konsisten Mengatasi picky eater membutuhkan waktu. Jangan berkecil hati jika anak menolak makanan baru beberapa kali. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak mungkin perlu mencoba makanan baru hingga 15 kali sebelum benar-benar menyukainya.
- Konsultasikan dengan Ahli Gizi atau Dokter Jika picky eater berlangsung dalam jangka waktu lama dan berdampak pada pertumbuhan anak, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi. Mereka dapat membantu mengidentifikasi penyebab dan memberikan saran nutrisi yang tepat.
Makanan yang Cocok untuk Picky Eater
- Smoothie Buat smoothie dari buah-buahan, sayuran, yogurt, dan susu. Anda dapat menyembunyikan sayuran seperti bayam atau wortel dalam smoothie tanpa anak menyadarinya.
- Finger Food Anak-anak sering lebih suka makanan yang bisa mereka pegang sendiri, seperti potongan wortel rebus, brokoli kukus, atau irisan apel.
- Omelet Sayur Campurkan sayuran cincang seperti paprika, bayam, atau tomat ke dalam telur dadar. Tambahkan keju untuk meningkatkan rasa.
- Pasta dengan Saus Sayuran Buat saus pasta yang mengandung sayuran seperti tomat, wortel, dan zucchini yang dihaluskan. Tambahkan keju parmesan untuk rasa yang lebih lezat.
- Camilan Sehat Sediakan camilan sehat seperti potongan buah, yoghurt, atau biskuit gandum utuh sebagai pengganti makanan ringan yang tidak sehat.
Mengatasi picky eater pada anak adalah proses yang membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan kreativitas. Dengan menciptakan suasana makan yang positif, memberikan contoh yang baik, dan menawarkan variasi makanan yang menarik, Anda dapat membantu anak mengembangkan kebiasaan makan yang sehat. Jika diperlukan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan untuk memastikan kebutuhan gizi anak terpenuhi. Allaahu Yubarik Fii.
Ilustrasi: Pexels/Mart Production
Referensi
- Birch, L. L., & Fisher, J. O. (1998). Development of eating behaviors among children and adolescents. Pediatrics, 101(3), 539-549.
- American Academy of Pediatrics. (2020). Healthy eating habits for kids. Retrieved from https://www.aap.org
- Satter, E. (2000). Child of Mine: Feeding with Love and Good Sense. Bull Publishing Company.
0 Comments